133 HARI DI ATAS RAKIT

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pada bulan November 1942, seorang pelaut Cina berusia 25 tahun bernama Poon Lim, sedang bekerja sebagai pelayan di sebuah kapal dagang Inggris bernama S.S. Ben Lomond. Setelah meninggalkan Capetown, kapal itu ditorpedo oleh kapal U-boat Jerman di dekat pantai Afrika Selatan. Saat kapal tenggelam, Poon Lim mengambil jaket pelampung dan melompat ke laut, tepat saat boiler kapal meledak. Poon Lim mengapung di Atlantik selama dua jam, lalu melihat sebuah rakit penyelamat kosong lalu menarik diri ke atasnya.

Itulah awal dari salah satu kisah yang paling menyentuh tentang bagaimana manusia bertahan hidup di samudera lepas, yang pernah tercatat. Dia bersyukur ada sedikit persediaan di rakit penyelamat, ada layar kanvas, cokelat, sekantong gula, beberapa suar, sebotol air, sekaleng biskuit keras, dan senter. Pada tujuh hari pertama dalam cobaan terberatnya, dia dengan panik mencoba mendapatkan perhatian dari sebuah kapal, tetapi kapal itu lewat begitu saja. Kemudian dia melihat tujuh pesawat patroli Angkatan Laut AS. Dia mengirimkan suar, tetapi mereka tidak melihatnya. Sebuah kapal U-boat Jerman melihatnya, tetapi memilih untuk menyerahkannya pada takdir daripada menyelamatkan (atau membunuh) dia.

Poon Lim bisa saja menyerah dan mati, tetapi malah memutuskan untuk menggunakan keterampilan dan persediaan terbatasnya untuk tetap hidup. Dia memakan biskuit dengan sangat hemat dan minum hanya beberapa suap sehari. Dia membuat kail ikan dari pegas senter, menggunakan rami dari tali tambang, dan sepotong biskuit untuk umpan. Ketika dia menangkap seekor ikan, dia memotongnya dengan pisau kaleng dan mengeringkannya. Dia berenang setiap hari untuk menjaga otot-otot dan tubuhnya tetap bugar dan bersih, sambil tetap waspada terhadap hiu. Dia menampung air hujan di selembar kanvas. Ketika badai merusak ikannya dan mengotori airnya, Lim, yang hampir tidak hidup, menangkap seekor burung dan meminum darahnya untuk bertahan hidup. Di lain waktu, dia mengait hiu seberat 30 pon dan memakan hatinya.

Pada tanggal 5 April 1943, dia akhirnya terhuyung-huyung ke pantai di Brasil dan sudah kehilangan berat sebanyak 20 pon. Poon Lim selamat dan memecah rekor 133 hari sendirian di Samudera Atlantik. Dia berkata, “Saya harap tidak ada yang harus memecahkan rekor itu.” Yesus berkata, berbicara tentang akhir zaman, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 24:13). Di dunia kita yang dilanda dosa, kita menghadapi kesulitan seperti gelombang laut. Tetapi jika kita berpegang teguh pada Yesus, Dia akan membuat kita tetap bertahan melalui setiap pencobaan dan memberi kita kekuatan untuk bertahan.

Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Matius 24:13.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *