3 Alasan Mengapa Tuhan Katakan Ingatlah

Berita AFI
Mari bagikan artikel ini


Tahukah anda bahwa di catatan suci, kita tidak melihat Tuhan menyuruh siapapun untuk menyucikan Sabat sampai umat-umat Israel datang ke Gunung Sinai?

Kejadian mengatakan, “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” (Kejadian 2:1-3). Inilah penyebutan pertama— dan satu-satunya penyebutan— hari ketujuh hingga Keluaran pasal 16.

Karena hukum Sabat pertama di sebut di Keluaran, beberapa Komunitas Kristen merasa bahwa hukum itu hanya hukum  untuk  dipelihara orang Yahudi. Tapi apakah ini hal sesungguhnya? Apakah hukum ke empat masih berlaku untuk orang Kristen?

Mari kita pertimbangkan beberapa fakta. Pada hari ketujuh …

1.Tuhan beristirahat. Apakah Tuhan lelah? Apakah Dia memerlukan istirahat? Tentu saja Tidak! Dia hanya memberi Adam dan Hawa yang baru saja di ciptakan contoh untuk hidup—sebelum setiap umat Yahudi  tiba di dalam tempat kejadian. Dia mungkin tidak memberi tahu pasangan baru apa yang harus dilakukan, tapi Dia jelas menunjukkan cara hidup kepada mereka. Pada saat kita memelihara Sabat hari ke tujuh, kita memberi isyarat kepada dunia bahwa kita ingin melakukan apa yang Pencipta lakukan.

2.Tuhan memberkti. Beberapa kali sepanjang minggu Penciptaan, Tuhan mengumumkan bahwa Dia senang dan puas dengan ciptaan-Nya. (Lihat Kejadian 1: 4, 10, 12, 18, 21, 25.) Dan di akhir hari ke enam, Dia mengumumkan bahwa ciptaan itu “sangat baik” (ayat 31). Tapi pada hari ketujuh, sama seperti seorang seniman menyelesaikan karyanya dan kemudian menambahkan tanda tangannya, Tuhan menandatangani karyaNya. Sabat itu seperti tanda tangan Allah atas ciptaan-Nya yang mahir. Sabat mengidentifikasi Dia sebagai Pencipta (Keluaran 20:11). Saat kita menjaga hari ketujuh yang suci, kita mengidentifikasi diri kita sebagai anak-anak ciptaan-Nya.

3.Tuhan menguduskan. Sang Pencipta menetapkan hari ketujuh sebagai waktu suci. Bagian minggu ini dibuat untuk Adam dan Hawa dalam keadaan sempurna mereka untuk memungkinkan hubungan mereka dengan Tuhan menjadi semakin dalam dan matang. Bagi kita yang tinggal di sisi kejatuhanya umat manusia ini, pastilah sangat penting! Yehezkiel 20:12 mengatakan bahwa hari Sabat adalah waktu yang khusus dikhususkan Allah untuk menguduskan kita – untuk menjadikan kita kudus. Ini adalah waktu suci, ditetapkan oleh Tuhan. Oleh karena itu, tidak dapat dipecahkan dan tidak dapat diubah oleh manusia.

Apakah Anda ingin membagikan Tuhan Pencipta dan pemberiannya atas hari Sabat bersama teman dan keluarga Anda?


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *