Hidup Baru bagi Gereja yang telah Mati

Berita AFI Fakta dan Peristiwa
Mari bagikan artikel ini

new-life-for-a-dead-church-large

Fakta Menakjubkan: Menurut legenda, pada tahun 1775 kapal dagang Inggris Octavius ditemukan mengapung diantara gunung-gunung es di daerah terpencil Samudra Arktik. Sang kapten ditemukan di meja nya, tampaknya membeku saat ia menuliskan catatan terakhir di buku harian kapal nya. Para awak kapal juga ditemukan, beberapa di tempat tidur gantung mereka, dan yang lain di dalam kabin, semuanya mati membeku. Tanggal terakhir pada buku harian kapal menunjukkan bahwa selama tiga belas tahun, kapal Octavius telah berlayar di antara bongkahan es, “sebuah kuburan mengapung, dengan awak kapal yang telah beku”. Hal ini tidak jauh berbeda dengan gereja-gereja di luar sana- dimana para anggota terjebak dalam bangku gereja yang dingin, tidak dapat pergi kemana-mana.

Pernahkah anda mengunjungi sebuah gereja yang tampak sedikit dingin, kaku, dan tak bernyawa? Atau pernahkah anda berpikir mengapa kita memiliki banyak gereja kecil yang tidak kunjung berkembang- atau mengapa gereja-gereja besar banyak kehilangan anggotanya? Di saat saya bepergian untuk janji berbicara di berbagai tempat, bertemu dengan jemaat yang bersemangat dan bertumbuh merupakan suatu hal yang menyegarkan, karena, sayangnya, hal itu merupakan suatu pengecualian. Jadi, mengapa ada banyak sekali gereja yang tersendat? Mungkinkah karena bertambahnya kedurhakaan, sehingga kasih sayang antar sesama telah menjadi dingin? (Matius 24:12)

Mungkin anda adalah bagian dari gereja-gereja ini. Pada umumnya, anda akan mengetahui sebuah gereja yang mati saat anda melihatnya – satu-satunya program penjangkauan yang mereka miliki hanya merupakan tanda yang terpampang pada gedung gereja, dan orang-orang muda yang tidak aktif dalam pelayanan.

Kitab suci mengatakan bahwa gereja yang apostolik didukung oleh Roh Kudus, dan bertekad untuk memberitakan kabar baik apapun keadaannya. Inilah sebabnya mengapa dalam satu generasi injil telah mencapai  tiap-tiap sudut Kerajaan Romawi. (Kolose 1:23)

Infeksi yang paling Mematikan

Salah satu cara terbaik untuk mengalami kebangunan rohani dalam gereja yang dingin, sepi, atau mati adalah dengan membagikan kasih Kristus kepada sesama. Bahkan, hal ini merupakan fungsi utama sebuah gereja. Begitu banyak gereja kecil yang tidak berkembang sibuk melihat hanya kepada kebutuhan-kebutuhan mereka saja, sehingga pelayanan terhadap misi besar mereka hanya berupa perkataan belaka. Masalahnya adalah, jika kita berfokus pada diri kita sendiri, dan semua kebutuhan kita terpenuhi, apa yang akan terjadi? Kita menjadi bosan dan tidak memandang gereja sebagaimana Tuhan menginginkannya.

Anda dapat mengetahui hal ini terjadi pada salah satu anggota gereja jika anda mendengar “Saya tidak mendapatkan apapun dari gereja”. Banyak orang Indonesia berorientasi sebagai penonton; kita terbiasa akan hiburan. Namun menonton televisi merupakan kegiatan yang pasif. Anda hanya duduk dan menyerap semua yang ditayangkan. Seringkali kita datang ke gereja dengan pola pikir yang sama, tetapi kenyataannya, gereja seharusnya menjadi sebuah tempat yang kita datangi untuk dapat memberi. Kita memberi puji-pujian, lagu, persembahan, pelayanan, dan perhatian kita kepada Tuhan.

Jika kita dapat mengubah pola pikir kita bahwa kebaktian gereja seharusnya merupakan pertunjukan/penampilan yang memuaskan, kita tidak akan keluar dari gereja dengan berkata kita tidak mendapatkan apa-apa darinya. Kita akan keluar dengan berterimakasih kepada Tuhan karena kita dapat datang dan memberikan puji-pujian dan dan beribadah kepadaNya. Seorang penginjil diminta untuk memberikan responnya terhadap sebuah kebaktian gereja yang membosankan, dan orang itu pun menjawab, “Pembicaranya tidak terlalu menarik, namun Tuhan lah yang menarik”.

Alasan utama orang-orang merasa bosan terhadap gerejanya adalah mereka memiliki hati yang hampa akan Roh Kudus dan, alhasil,  jarang memiliiki selera untuk makanan rohani. Namun bila kita lapar akan kebenaran, kita tidak akan terlalu memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada. “ Bagi jiwa yang lapar, segala sesuatu yang pahit adalah manis.” (Amsal 27:7)

Ellen White mengatakan: “ Di saat orang-orang miskin akan Roh Kudus, mereka tidak dapat mengapresiasi pengajaran injil, namun jika Roh Kudus menyentuh hati mereka, pengajaran yang diberikan tak akan menjadi sia-sia.”

Sayangnya, beberapa pendeta berpikir bahwa satu-satunya solusi untuk membangun kehadiran di gereja adalah dengan menampilkan band dan penari. Jika pendeta anda berusaha untuk menemukan solusi bagi pertumbuhan gereja, mungkin ia sedang membutuhkan bantuan anda. Biarkan dia tahu bahwa anda berada di pihaknya dan anda ingin gereja menjadi hidup dan bertumbuh.

 

CPR canggih bagi gereja yang hampir mati

Cara terbaik untuk menyemangati gereja yang mati atau dingin adalah dengan mengundang seorang yang bukan anggota jemaat untuk datang bersama anda atau memenangkan jiwa baru yang merasakan “cinta pertama” mengalir melalui pembuluh darah mereka.

Anda mungkin berkata, “Tapi saya malu untuk mengundang seseorang ke gereja kami! Gereja kami sangat dingin dan tak bernyawa seakan hembusan angin arktiklah yang menyambut anda segera setelah anda memasuki pintu!”

Saya percaya bahwa orang yang baru saja bertobat atau orang-orang yang tulus yang mengunjungi gereja anda, yang lapar dan haus akan Tuhan tidak akan merasakan kekurangan tersebut dengan begitu cepat. Justru, mereka akan membantu anda memiliki perspektif yang baru.

Salah satu fitur tubuh Kristus adalah selalu membutuhkan transfusi akan orang-orang yang baru bertobat agar menjadi sehat. Gereja harus selalu terlibat dalam penginjilan agar tetap hangat dan hidup. Kita sering berpikir bahwa gereja kita tidak siap untuk penginjilan atau orang-orang baru padahal, kenyataannya, penginjilan dan orang-orang baru adalah pengobatannya.

Bekerja untuk menjaga agar orang lain merasa hangat dan hidup dalam pengalaman kekristenan mereka akan menjaga anda agar tidak membeku.

Dan sebelum anda beralasan untuk tidak menjangkau dan membangkitkan orang-orang kudus dengan berkata anda tidak memiliki pengalaman yang cukup, ingat bahwa anda memiliki kualifikasi yang tepat sama dengan keduabelas murid Yesus saat mereka baru memulai pekerjaan penginjilan mereka. Yesus mengirim mereka untuk pergi menginjil meski mereka belum sepenuhnya bertobat atau terlatih dengan sempurna.  Membagikan iman mereka adalah bagian dari proses pertobatan.

Jika anda merasa berada dalam gereja yang hampir mati, libatkanlah diri anda. Anda bahkan bisa merasa hangat dari kedinginan orang lain. Sebuah igloo mungkin terbuat dari es, tetapi membuat orang-orang yang berada di dalamnya tetap hangat. Perlu beberapa ide? Berikut adalah beberapa kunci untuk memandu anda…

  1. Buatlah kelompok pendalaman alkitab di rumah. Beberapa orang yang tidak pergi ke gereja akan merasa nyaman dalam pembelajaran alkitab di rumah. Jika anda pergi ke gereja setiap minggu setelah melakukan pembelajaran alkitab di minggu yang sama, anda akan memiliki terang dan kehangatan untuk dibagikan.
  2. Gunakanlah media dan materi rohani yang baik. Dengarkan VCD dan DVD rohani yang bagus dan bagikan kepada sesama. Ini akan membantu menumbuhkan komunikasi rohani dan kita pun seakan memberikan semangkuk sup rohani panas kepada seseorang yang lapar dan kedinginan.
  3. Buatlah kelas sekolah Sabat anda menjadi hidup. Buatlah Kelas Sekolah Sabat yang tidak menarik menjadi hidup dengan menanyakan pertanyaan yang dapat membuat kita berpikir dan dapat mengarah kepada diskusi alkitab. Sebagai contoh, “Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa saya benar-benar telah bertobat?” Ingat untuk lebih memancarkan terang daripada panas dalam pertanyaan anda dan selalu beralih ke Alkitab untuk mencari jawabannya.
  4. Berdoalah untuk kebangunan rohani. Pulanglah ke rumah dan ambil sebatang kapur. Gambar sebuah lingkaran dengan diameter 3 kaki di lantai. Berlututlah di tengah-tengah lingkaran tersebut. Lalu berdoa supaya Tuhan akan memulai sebuah kebangunan rohani dalam lingkaran tersebut. Jika Tuhan memulai kebangunan rohani dalam lingkaran tersebut, kebangunan rohani juga akan dimulai dalam gereja anda.

Saat kebangunan rohani terjadi, anda mungkin akan menghadapi masalah-masalah yang baru. Daripada mencoba untuk bertahan dalam gereja yang dingin dan mati, gereja anda bisa saja bertumbuh dengan sangat pesat sehingga anda akan berpikir bagaimana anda akan bertahan dalam gereja yang besar!

 

Kita hidup untuk Gereja Kecil

Salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi oleh gereja kecil adalah terlalu terlibat dalam kehidupan pribadi satu sama lain. Ada juga keraguan untuk menjadikan pendatang baru sebagai pemimpin gereja, meski “pendatang baru” tersebut  sudah menjadi anggota gereja selama 10 tahun.

Berikut adalah beberapa cara untuk membantu gereja kecil anda, bukan hanya bertahan, namun juga maju…

  1. Hormatilah privasi anggota lain dan jagalah privasi rumah tangga anda sendiri. Meski tidak ada apapun untuk disembunyikan, setiap keluarga membutuhan privasi. Ellen White menuliskan, “Berapa banyak kehidupan yang menjadi pahit dengan merubuhkan dinding yang menjaga privasi setiap keluarga, dan yang diperhitungkan untuk menjaga kemurnian dan kesuciannya!” Ingat untuk memberikan ruang kepada orang lain dan ungkapkan dengan baik kepada orang lain saat anda memerlukan ruang anda sendiri.
  2. Menolak untuk menjadi mata rantai dalam rantai gossip. Jika seseorang datang kepada anda dengan cerita yang “menarik” tentang anggota lain, anda tidak perlu mendengarkannya. Cobalah untuk membalikkannya dengan menjawab “Mari berdoa untuk mereka dan serahkan kepada Tuhan.”
  3. Jangan memilih-milih teman. Meskipun kita akan tergoda untuk bergabung dalam “kerumunan”, ingat Yesus adalah teman orang-orang yang dikucilkan. Ia memperlakukan Yohanes dan Yudas dengan kasih dan rasa hormat yang sama.
  4. Hindari perebutan kekuasaan untuk kepemimpinan gereja. Sebuah jabatan dalam gereja yang kecil secara umum dipegang oleh sebuah kelompok kecil. Orang-orang yang ingin berkuasa cenderung melakukannya karena merasa tidak aman akan diri mereka sendiri dari pada karena kemampuan mereka. Seseorang yang berjiwa pemimpin yang teguh di dalam Tuhan tidak akan merasa terancam karena orang lain dan akan memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan talenta mereka. Di sisi lain, orang yang benar-benar berjiwa kepemimpinan tidak memerlukan gelar sebagai pemimpin untuk menggunakan talenta mereka; mereka tidak kebereatan jika orang lain yang mendapat kredit atas pekerjaan yang mereka lakukan.
  5. Carilah bakat-bakat terpendam. Dalam gereja yang kecil, sering kali hanya orang orang yang sama yang melakukan hampir semua pekerjaan. Terkadang hal ini terjadi karena seseorang ingin tetap berkuasa, atau lebih sering karena orang-orang yang sama yang selalu dimintai tolong. Pekerja-pekerja ini merasa lelah. Secara alami, dalam gereja yang kecil, hanya ada sedikit talenta untuk digunakan, tapi jika para pemimpin mau mengambil resiko dari waktu ke waktu, mereka bisa saja menemukan bakat-bakat yang belum berkembang, yang hanya membutuhkan kesempatan agar dapat dikembangkan.
  6. Tambahkanlah semangat baru. Terkadang sebuah gereja dikatakan kecil karena program kesaksian yang terhalang dan membutuhkan transfusi akan anggota-anggota baru. Seperti yang saya katakana, gereja harus selalu terlibat dalam penginjilan agat tetap hangat dan hidup. Jika anda berpandangan bahwa anggota-anggota gereja lebih tertarik mempertahankan status daripada berdoa untuk kebangunan rohani, anda dapat melangkah ke luar dan menginjil sendiri dengan bersaksi untuk Kristus. Beri pembelajaran alkitab, bahan kesaksian, atau undang seorang dokter untuk seminar kesehatan tentang diabetes, hipertensi, merokok, pemulihan, atau kontrol berat badan. Banyak sekali kesempatan yang bisa anda gunakan.

 

Kita hidup untuk gereja besar

Tantangan dan dinamika sosial dalam gereja-gereja besar tentu saja berbeda dari gereja-gereja kecil. Jika merupakan suatu hal yang mudah bagi anggota gereja kecil untuk mengetahui bila ada tamu di tengah-tengah mereka, sama mudahnya bagi seorang pengunjung baru untuk tersesat dalam kerumunan di sebuah gereja yang besar.

Secara keseluruhan, kunci agar dapat bertahan dalam gereja yang besar adalah dengan memiliki “gereja-gereja” kecil dalam jemaat yang besar, sambil membuka mata untuk orang-orang yang hampir tenggelam . Segala sesuatu yang dapat anda lakukan untuk membuat pengalaman beribadah anda tampak seperti perkumpulan keluarga- waktu untuk bersaksi, sebagai contoh- membantu kita untuk dapat berhubungan satu dengan yang lain.

  1. Ambil inisiatif dengan menjangkau orang-orang lain dalam gereja. Beberapa orang mengeluh bahwa mereka tidak memiliki teman, tetapi masalahnya adalah mereka tidak bersikap ramah. “Seseorang yang memiliki teman harus bersikap ramah” (Amsal 18:24) Cobalah untuk menyapa pendatang baru atau duduk di sebelah orang yang tampaknya sendirian. Sungguh mengagumkan bagaimana seringnya orang-orang dalam gereja yang besar duduk di tempat yang sama tiap minggu dan tidak pernah bertemu dengan orang yang duduk di tempat lain. Selalu bersikap ramah, dan cobalah untuk duduk di tempat yang berbeda setiap minggu.
  2. Jika anda memiliki kebutuhan- seperti konseling, pembelajaran alkitab, atau bahkan keperluan praktis- biarkan orang lain mengetahuinya. Kebanyakan gereja besar memiliki staf pastoral atau tua-tua gereja yang dapat membantu dengan keperluan konseling atau memiliki kenalan yang dapat membantu. Banyak orang yang menunggu untuk dapat melakukan tugas mereka dalam pelayanan! Seringkali pendeta adalah orang terakhir yang mengetahui bila ada sesorang yang sakit, mengalami musibah, atau sedang putus asa, karena anggota-anggota yang lain tidak pernah memberitahukan kepada nya. Jika anda tidak tahu bagaimana cara menempatkan seseorang untuk membantu ada, cara yang baik untuk memulai adalah dengan membuat kopi direktoral gereja atau daftar pengurus gereja dari bulletin.
  3. Jangan biarkan ukuran dari gereja mempengaruhi anda. Anda mungkin tidak dapat mengenal tiap anggota gereja secara individu, namun setidaknya anda dapat memulai dengan kelas sekolah Sabat anda. Cobalah untuk mengundang beberapa anggota kelas ke rumah anda untuk makan siang atau beribadah ketika matahari terbenam saat Sabat sore.
  4. Duduklah di depan. Jika anda merasa seperti ikan kecil yang sendirian dalam kerumunan sardine, berenanglah lebih dekat ke daratan dimana anda tidak akan tenggelam dalam lautan yang penuh dengan gangguan. Saya menyadari dalam pertemuan penginjiilan saya bahwa orang yang duduk di depan kebanyakan adalah orang-orang yang akan dibaptis.
  5. Berpartisipasilah kapanpun ada kesempatan. Coba untuk datang pada ibadah permintaan doa. Orang-orang yang datang biasanya tidak terlalu banyak dan atmosfirnya lebih bersifat kekeluargaan. Jika gereja mengadakan seri penginjilan, tanyakanlah bagaimana anda dapat membantu. Tidak ada yang dapat mengembangkan iman anda lebih cepat daripada melihat dan membantu orang-orang untuk datang kepada Yesus.
  6. Patahkanlah kebiasaan menjadi sekedar penghangat bangku gereja dengan ikut terlibat. Cari tau siapa yang bertanggung jawab atas program dimana anda tertarik untuk bergabung, dan biarkan mereka tau anda ingin berpartisipasi. Mereka akan sangat senang bila anda menawarkan pelayanan anda. Jika anda tidak menemukan program yang anda inginkan, maka mulailah program tersebut.
  7. Bangunlah sebuah gereja di dalam gereja. Carilah anggota lain yang memiliki keinginan yang sama untuk kebangunan rohani dan tanggungan untuk memenangkan jiwa. Lalu berkumpullah bersama-sama untuk bernyanyi, berdoa, pendalaman alkitab, dan bersaksi.

 

Gereja adalah tempat yang baik untuk didatangi!           

Keanggotaan gereja bukanlah sebuah elevator menuju surga; ya, sedihnya kita mengetahui bahwa banyak nama yang ada dalam daftar gereja sekarang ini tidak akan menjadi warga surga. Di waktu yang sama, setan mengetahui bahwa “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” jadi ia bekerja keras untuk menceraikan umat Tuhan agar kekuatan kita lenyap.

Fokus hanya kepada permasalahan yang mengancam gereja kita dapat meninggalkan kesan pada seseorang bahwa berada dalam rumah Tuhan merupakan sebuah pengalaman yang negatif. Namun realitanya, Tuhan mendesain gerejanya agar menjadi sebuah lingkungan yang positif dan penuh kasih. Namun meskipun kita berada dalam sebuah gereja yang tidak memenuhi sifat-sifat ini, kita harus tetap berkomitmen pada pergerakan Tuhan dan memperlakukan gerejaNya dengan penuh hormat. “Meskipun terlihat lemah dan cacat, gereja adalah satu-satunya obyek yang dimana dalam arti khusus Tuhan berkenan atas nya.” (Kisah para Rasul hal.12) Inilah mengapa sangat penting bagi kita untuk terus membajak, pegang dengan erat sampai buku-buku jari kita memutih, dan jangan pernah menoleh kebelakang ataupun melepaskannya! (Lukas (9:62)

 


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *