TETAP TINGGAL BERSAMA KAPAL

Berita AFI Fakta dan Peristiwa
Mari bagikan artikel ini


Oleh Pastor Doug Batchelor

Sebuah Fakta Menakjubkan: Pada 19 Nopember 1961, Michael Rockefeller menghilang. Anak bungsu dari wakil presiden AS Nelson Rockefeller yang baru saja wisuda dari Harvard, Michael, melakukan ekspedisi antropologi ke Papua Nugini. Pada 17 Nopember, timnya sedang melakukan perjalanan di Samudra Pasifik ketika kano sampan empat puluh kaki mereka terbanjiri dan terbalik bermil-mil dari pantai.

Dua dari penjaga mengatakan kepada Michael dan temannya, antropologis dari Jerman yaitu Rene Wassing, untuk menunggu dikapal sementara mereka berenang untuk pertolongan. Namun ketika berjam-jam berlalu dan kapal mereka mengapung tanpa arah, Michael berkata kepada Rene, “Kita tidak tahu apakah mereka akan berhasil kembali. Mereka mungkin tidak akan dapat menemukan kita disini. Saya pikir saya dapat berenang ke pantai sendiri.” Begitulah dia melompat ke air dan berenang.

Sejak saat itu dia tidak terlihat.

Hari berikutnya, Rene ditemukan. Hilangnya Michael membuat media internasional kelabakan. Ayah nya terbang ke Papua Nugini untuk membantu memimpin pencarian besar-besaran, tetapi mereka tidak dapat menemukan tubuhnya. Beberapa berspekulasi bahwa dia diserang oleh hiu; yang lain mengatakan bahwa dia dimakan oleh kanibal. Namun yang pasti adalah seandainya ia tetap tinggal di kapal, ia akan selamat.

 

Apakah anda pernah tergoda untuk melompat dari kapal?

Tidak – Saya tidak bermaksud agar anda melemparkan diri dari kapal dan berenang jauh sebagaimana yang Michael lakukan. Maksud saya, semakin banyak orang yang meloncat keluar dari gereja. Baik itu karena anggota lain di gereja menyakiti hati mereka, atau terpengaruh dengan pencobaan-pencobaan dunia, atau pun sekedar bosan, ribuan tergelincir dan tidak pernah kembali.

Meskipun gereja tidaklah sempurna – anggota yang tidak menjalankan apa yang dikatakan dan pemimpin yang tidak berpegang pada standar tertinggi – kehidupan di samudera luas dunia ini bisa sangat berbahaya. Banyak yang menjadi muak dengan gereja dan tergelincir dari tepi menemukan diri mereka tersapu dari Tuhan oleh badai kehidupan.

Apabila anda berpikir untuk melompat dari kapal hari ini, saya ingin anda mengetahui ada alasan-alasan baik untuk tetap tinggal di kapal. Terlepas dari banyaknya masalah dan badai kerohanian yang mengancam untuk membalikkan kapal, saya mendorong anda untuk tetap bersama gereja Tuhan, karena ini jauh lebih aman daripada berenang dengan hiu-hiu. Sebuah kisah alkitab tentang kapal tenggelam mengilustrasikan pokok ini dengan sangat baik.

 

Tetap Tinggal Bersama Kapal

Belakangan dalam hidupnya, rasul Paulus ditahan dan di penjara. Mencari keadilan peradilan, dia mengajukan banding langsung kepada Kaisar. Sebagai hasilnya, dia dimasukkan di dalam sebuah kapal penuh dengan tahanan serta penjaga dan dibawa ke Roma. Keseluruhan pasal dari Kisah Para Rasul menceritakan kisah mengerikan perjumpaan mereka dengan badai dahsyat di laut.

Selama perjalanan, sebuah badai ganas mendatangi mereka, dan awak kapal mulai membuangi segala barang untuk meringankan beban kapal supaya tidak tenggelam. Untuk beberapa minggu mereka terhantam dengan keras, tidak mampu menentukan lokasi mereka karena langit berawan. Paulus memohon bagi semua yang di kapal dengan doa, dan malaikat menjawab, “Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.” (Kisah 27:24). Dia membagikan kabar baik ini dengan awak kapal dan menyarankan, “Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau” (ayat 26).

Seiring mereka mendekati pulau, beberapa awak kapal memutuskan untuk melompat dari kapal guna menyelamatkan nyawa mereka. Mereka mencoba menurunkan satu-satunya sekoci dan menyelinap sendiri. Paulus melihat mereka dan berkata kepada sang perwira, “Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat” (ayat 31). Jadi tentara dengan cepat memotong tali sekoci tersebut dan membiarkannya jatuh ke laut. Tiba-tiba, kapal terkandas di pantai dan luar biasa, setiap penumpangnya selamat.

Saya percaya perkataan Paulus menggema kepada kita yang hidup sekarang seiring kita mendekati pantai dari Tanah Perjanjian, khususnya selama waktu badai sebelum Kristus kembali: kecuali kita tetap di kapal, kita tidak dapat selamat. Tuhan ingin kita tetap bersatu. Tubuh Kristus bukanlah umat yang terpecah masing-masing dengan jalannya sendiri. Umat Tuhan haruslah tubuh yang bersatu dari orang beriman yang datang bersama dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Umat Kristen janganlah hanya perduli dengan kepentingannya sendiri melainkan menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan orang lain.

 

Statistik yang Menyedihkan

Saya sedih untuk melaporkan bahwa ada banyak yang meninggalkan gereja. Kelompok Penelitian Barna menemukan bahwa tiga dari lima pemuda Kristen terputus dengan gereja setelah usia lima belas tahun. Ketika beberapa kembali ke gereja, banyak yang tidak pernah kembali. Dan sebuah penelitian 2014 di Amerika Utara menunjukkan bahwa lebih dari 1,2 juta meninggalkan gereja tiap tahun. Itu sekitar 3,500 jiwa setiap hari nya.

Pada tahun 2008, Gereja Baptis Selatan, dengan keanggotaan lebih dari 16 juta, menemukan bahwa hanya 38 persen dari anggota nya yang menghadiri gereja. Gereja Evangelikal Lutheran juga melakukan penelitian serupa dan menemukan hanya 28 persen anggota yang hadir ke gereja. Sementara Gallup Poll telah mematok jumlah kehadiran hingga 36 persen, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa banyak orang Kristen berdusta tentang kehadiran di gereja – dan jumlah sebenarnya mendekati 28 persen.

 

Datang Bersama

Alkitab dengan sungguh-sungguh mendorong umat Kristen untuk datang bersama. “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik…Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita” (Ibrani 10:24,25). Mereka yang mengklaim nama Kristus seharusnya tidaklah hidup terpisah dari pengikut yang lain. Kita datang bersama untuk ibadah dan saling menguatkan satu dengan yang lain, terlebih lagi seiring kita melihat dekatnya kedatangan Yesus kedua. Ada nilai penebusan dalam pertemuan kita bersama.

Satu alasan umat Kristen menghadiri gereja adalah untuk belajar mengasihi sesama. Rasul Yohanes menuliskan, “Dan perintah ini kami terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.” (1 Yohanes 4:21). Beberapa secara keliru percaya bahwa kita pergi ke gereja supaya kita bisa bersekutu dengan orang baik. Mereka salah melihat gereja sebagai tempat perkumpulan orang-orang kudus. Pada fakta nya, gereja lebih seperti rumah sakit untuk para pendosa. Orang tidaklah selalu patut untuk dikasihi, dan cara anda untuk belajar mengasihi seperti Yesus adalah dengan mengasihi yang tidak dikasihi. Sekiranya anda pernah berpikir bahwa anda harus menjauh dari gereja supaya menjadi lebih suci, tindakan anda menunjukkan betapa anda sangat membutuhkan gereja!

Anda mungkin saja berada di ujung dari kapal. Anda mungkin saja merasa kecil hati, menimbang akan gagasan untuk pergi kedalam dunia. Tetapi Roh Kudus memanggil kedalam hati anda untuk tinggal didalam tubuh Kristus. Itu merupakan sebuah tipu daya untuk berpikir bahwa seorang Kristen yang aktif dan sehat dapat terpisah dari umat Kristen yang lain. Anda harus selalu berusaha untuk berbakti dengan yang lain kecuali anda memiliki perkara perihal kesehatan atau hal-hal yang mengharuskan anda berada dirumah untuk alasan yang benar. Inilah sebabnya hari Sabat disebut sebagai pertemuan kudus! (Imamat 23:3)

Ingatlah, gereja bukanlah bangunannya; itu adalah sebuah perkumpulan umat-umat Tuhan yang datang untuk menyembah Pencipta mereka, persaudaraan satu dengan yang lain, dan penginjilan kepada dunia. Kata Yunani untuk gereja di perjanjian baru adalah ekklesia dan datang dari percampuran kata yang memiliki arti “dipanggil keluar”. Gereja adalah sebuah tubuh dari orang-orang yang telah dipanggil keluar dari dunia dan bergabung bersama melalui iman dalam Kristus. Yesus mengatakan, “Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada ditengah-tengah mereka.” (Matius 18:20).

 

Sebuah Ungkapan

Dapatkah anda menjadi seorang Kristen dan tidak terhubung kepada gereja Tuhan? Bukankah hal itu serupa dengan seekor lebah madu terpisah dari sarang madu nya? Dan lebih masuk akal lagi sebagaimana seorang pedagang tanpa pembeli atau seorang pemain sepak bola tanpa sebuah tim. Dapatkah anda membayangkan seorang pemain belakang menendang bola untuk dirinya sendiri? Sebuah pemandangan yang lucu pastinya, tetapi ketika diaplikasikan terhadap gereja, adalah menyedihkan. Yesus tidak pernah berniat supaya para pengikut-Nya hidup sebagai pertapa.

Ketika orang-orang menjadi Kristen pada perjanjian baru, “dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka kepada gereja dengan orang yang diselamatkan.” (Kisah 2:47, KJV, penekanan ditambahkan). Sekiranya anda tertarik untuk diselamatkan, anda akan ditambahkan ke dalam gereja. Pemikiran tentang diselamatkan jauh dari gereja adalah sebuah konsep asing dalam alkitab. Hal ini mengingatkan saya pada seseorang yang pernah menumpang mobil saya. Ketika saya berbagi iman saya kepadanya, dia mengatakan, “saya juga seorang Kristen, tapi bukan pelaku firman.” Dia menunjukkan salib-salib yang dia pakai untuk membuktikan bahwa dia seorang percaya, tetapi apakah dengan menggantungkan salib di leher menjadikan anda seorang Kristen? Tidak, menurut alkitab. Bukanlah memakai salib, tetapi memikul salib. Itulah persoalan nya.

Beberapa mengatakan, “saya tidak akan pergi ke gereja sampai saya tahu bahwa saya mengikuti Yesus. Intinya, saya tidak mau menjadi seorang munafik.” Sebetulnya, adalah untuk alasan itu, anda harus pergi ke gereja – untuk mengikuti Yesus lebih dekat! Roh Kudus dicurahkan secara penuh pada sebuah kelompok persekutuan orang percaya, dan itulah ketika kita berkumpul bersama mendengarkan Firman Tuhan sehingga kita bisa sepenuhnya datang dibawah pengaruh dari Roh Kudus. Paulus pernah mengirimkan sebuah surat kepada pendeta muda yang berisikan, “Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” (1 Timotius 3:15). Berada jauh dari gereja tidak akan menjaga anda tetap hidup secara rohani!

 

Bersinar Bersama

Beberapa tahun lalu, seorang pendeta pergi mengunjungi rumah dari seorang petani sibuk yang berhenti datang ke gereja. Seiring mereka berdua duduk bersama di depan perapian, si petani berkata, “Pendeta, saya masih seorang Kristen. Hanya saja saya tidak butuh gereja sekarang. Saya masih seorang percaya dan berdoa. Tuhan tahu hati saya.”

Pak pendeta tidak yakin bagaimana menanggapinya, tetapi ia membungkuk ke depan, mengambil alat pengaduk api, dan memisahkan satu potongan kayu api bakar dari yang lain. Kedua nya duduk melihat potongan kayu itu terbakar dengan sendirinya.  Untuk sementara waktu, api pada potongan kayu tersebut terus membara – lalu kemudian habis. Kedua nya terdiam tanpa sepatah kata, hingga si petani melihat kepada pendeta dan berkata, “saya mengerti. Saya akan kembali lagi ke gereja.”

Saudaraku, anda tidak dapat membara dengan sebegitu bercahaya untuk Kristus ketika anda berada jauh dari gereja-Nya. Anda tidak dapat beribadah atau bertumbuh dalam iman semuanya sendiri. Tuhan rindu anda terhubung dengan tubuh Kristus. Jangan mencoba untuk menggapai semuanya sendiri atau anda akan mati secara rohani. Sebagaimana seorang anak memerlukan keluarga, seekor domba memerlukan kawanan domba, demikianlah seorang Kristen memerlukan sebuah gereja. Tetaplah bertahan disana!

Saya membayangkan ketika Nuh dan keluarganya hidup di bahtera selama air bah, pastilah ada masa-masa yang tidak menyenangkan. Guncangan kapal yang terus-menerus, hiruk-pikuk yang tak menentu dari suara binatang yang tak terhitung jumlahnya – dan baunya – pekerjaan memberi makan kepada semua penumpang berbulu dan yang suka mengotori tempat mereka sendiri. Pastilah ada beberapa waktu dimana keluarga Nuh berharap untuk berada ditempat lain, tetapi tidak ada yang melompat dari kapal. Bahtera itu, bahkan dengan segala permasalahannya, merupakan paspor mereka untuk keselamatan.

Diantara kebanyakan gereja-gereja, anda akan menjumpai beberapa orang munafik, menghadapi tantangan keuangan sesekali, beberapa ketidak-sesuaian, dan lebih dari beberapa gosip. Tetapi anda juga akan menjumpai Yesus tinggal diantara umat-Nya yang tidak sempurna. Jangan berkecil hati dan meninggalkan kapal – badai  diluar jauh lebih buruk.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *