AKU BERDOA MEMOHON TUNTUNAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Yes. 40:31.

Jumat, 14 Februari 1896. Aku terbangun pada pukul 02:30, lalu mencari Tuhan, sebagaimana kebiasaanku, untuk memohon hikmat dan kasih karunia, menggabungkan doaku dengan ucapan syukur karena kasih sayang-Nya yang Iembut kepada kami. Kata-kata Yesaya 40:28-31 kelihatannya cocok dan berkesan kedalam pikiranku. . . .

Doaku ialah, Tolonglah aku, Ya, Bapa surgawiku, untuk sepenuhnya percaya kepada hikmat-Mu dan bukan bergantung kepada pengertianku sendiri. Tuntunlah penaku dan arahkanlah pembicaraanku supaya aku jangan berdosa kepada-Mu dalam pembicaraan dan dalam tulisanku. Aku harus mempunyai kasih karunia. Aku memohon, Ajarkanlah kebenaran-Mu kepadaku, supaya aku jangan menyimpang dari jalan-Mu. Ya Tuhanku, aku Iemah dan Engkau adalah kekuatan, keberanian dan dorongan kepada umat-Mu jikalau mereka sepenuhnya menaruh percaya kepada-Mu. . . .

Sabat, 15 Februari 1896. Tuhan itu baik dan berbelas kasihan. Aku mau agar ucapan syukurku senantiasa naik kepada Tuhan. Aku rindu merasakan lebih dalam kebaikan-Nya dan kasih-Nya yang tidak berubah itu. Aku merindukan air hidup setiap hari. . . . Aku harus senantiasa memiliki kekuatan dalam Tuhan. Ketergantunganku kepada-Nya tidak boleh goyah. Tidak boleh ada manusia diantara aku dengan Tuhanku. Tuhanlah satu-satunya pengharapan kita. Aku percaya kepada-Nya, dan Ia tidak akan pernah melupakan aku. Sampai sekarang ini Ia telah menolong aku bilamana aku sangat tawar hati. . . .

Aku akan berterimakasih kepada Tuhan dan memuji nama-Nya yang kudus. Aku akan memuji Tuhan yang dapat kupercayai setiap waktu. Dialah sinar wajahku dan menara kekuatanku, ke sana aku bisa berlari dan aman. Ia mengetahui keperluanku dan Ia akan memberikan kepadaku terang wajah-Nya agar aku bisa memantulkan terang kepada orang lain. Aku tidak akan gagal atau tawar hati. Aku memandang kepada-Mu, Bapa surgawiku, untuk mendapatkan kekuatan dan kasih karunia. . . . Aku akan memuji Tuhan pada setiap waktu dan tidak akan menunggu perasaan senang. Pujilah Tuhan, karena baiklah Dia, dan belas kasihan-Nya akan menolong aku pada waktu pagi, tengah hari dan malam hari. Perasaan senang bukanlah suatu bukti; Firman-Nya adalah jaminan.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 265


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *