Allah itu Bapaku, KESERUPAAN DENGAN KRISTUS, pencobaan

ALLAH ITU BAPAKU

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Allah dalam Hidupku

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. I Yohanes 3:1

Betapa besar kasih itu, kasih yang tak terhingga, sehingga walau menjadi orang berdosa dan orang yang suka melawan, seperti kita, maka kita dapat dikembalikan kepada Allah dan diangkat ke dalam keluarga-Nya! Kita dapat menyebut Dia dengan nama yang dikasihi, “Bapa kami,” yang merupakan tanda dari kasih sayang terhadap Dia dan suatu janji mengenai perhatian dan hubungan-Nya kepada kita. Dan Putera Allah, memandang waris karunia, “tidak malu menyebut mereka saudara.” Mereka malah mempunyai hubungan yang lebih kudus kepada Allah dari pada malaikat yang tidak pernah berdosa.

Seluruh kasih sayang kebapaan yang turun-temurun dari generasi ke generasi melalui ikatan saluran hati manusia, seluruh sumber kelemahlembutan yang telah membuka jiwa manusia, hanyalah riak kecil di samudera yang maha luas bila dibandingkan dengan kasih Allah yang kekal dan tidak ada habis-habisnya. Lidah tak dapat menuturkannya; pena tak dapat melukiskannya. Saudara, dapat merenungkannya setiap hari dari hidupmu; saudara dapat menyelidik Kitab Suci dengan rajin untuk memahaminya; saudara dapat mengerahkan setiap kuasa dan kesanggupan yang diberikan Allah kepada saudara, dalam upaya untuk memahami kasih dan pengasihan Bapa di surga; namun demikian masih ada kekekalan di balik itu.

Dalam diri anak-anak-Nya Allah melihat gambar Putera tunggal-Nya. la memandang mereka dengan kasih yang lebih besar yang dapat diungkapkan bahasa. la merangkul mereka dalam lengan kasih-Nya. Tuhan bersukacita atas umat-Nya.

Ia telah menebus kita dari dunia yang alpa dan telah memilih kita untuk menjadi anggota-anggota keluarga kerajaan, putera dan puteri Raja surga, la mengundang kita untuk percaya kepada-Nya dengan suatu keyakinan yang lebih dalam dan lebih kuat dari pada keyakinan seorang anak kepada ayahnya.

Allah adalah Bapa semawi yang lemah lembut dan menaruh belas kasihan kepada kita.

Hidupku Kini, hlm. 291


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *