renungan berkat

ALLAH SANGAT MENYUKAI TABIAT YANG INDAH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Kuasa Menyucikan dari Kebenaran
Maka hendaklah kesedapan Tuhan, Allah kami, datang atas kami. (Terjemahan lama) Mazmur 90:17

Allah menyukai hal yang indah, namun yang sangat disukai-Nya ialah suatu tabiat yang indah…. Tabiat yang indahlah yang tidak akan binasa, tetapi akan terus sampai ke zaman kekekalan yang abadi.

Guru besar itu memperhatikan bunga bakung, menjadikan mereka begitu indah sehingga mereka melebihi kemuliaan Salomo. Betapa lebih besar lagi penjagaan-Nya atas manusia, yang dijadikan menurut peta dan kemuliaan Allah. Ia ingin agar anak-anakNya menyatakan tabiat yang serupa dengan Dia di hadapan orang banyak itu. Sebagaimana sinar matahari membuat bunga-bunga itu berwarna-warni, demikian Allah memberikan kepada jiwa keindahan tabiat-Nya.

Semua yang memilih kerajaan kasih, kebenaran dan damai Kristus, menjadikan perhatiannya lebih penting dari yang lain, dihubungkan dengan dunia yang di atas, dan tiap-tiap berkat yang diperlukan untuk kehidupan ini menjadi milik mereka. Di dalam buku Tuhan, masing-masing kita diberi suatu halaman. Halaman itu berisi sejarah hidup kita; sekalipun rambut kepala dihitung. Anak-anak Allah tidak pernah dilupakan-Nya.

Tontonan duniawi, bagaimanapun mengagumkan, pada pemandangan Allah tidak ada harganya. Ia menilai perkara-perkara yang tidak kelihatan dan kekal di atas perkara-perkara yang kelihatan dan bersifat sementara. Perkara yang kelihatan dan bersifat sementara itu berharga hanya kalau menguatkan perkara yang tidak kelihatan dan kekal. Hasil seni yang terpilih sekalipun tidak ada keindahannya bila dibandingkan dengan keindahan tabiat, sebagai hasil pekerjaan Roh Suci di dalam jiwa.

Kristus telah datang di dunia dan berada di antara anak-anak manusia dengan kelimpahan kasih yang kekal, dan inilah harta yang melalui hubungan kita dengan Dia, kita menerima, menyatakan dan mengambil bagian….

Kita harus berbeda dengan dunia sebab Allah, menaruh meterai-Nya pada kita, sebab Ia menyatakan di dalam kita sifat kasih-Nya sendiri.

Hidupku Kini, Hal. 272


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *