Apakah Anda Tahan Api?

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini


Kebanyakan dari kita mungkin telah mendengar tentang kebakaran hutan yang sangat parah sepanjang tahun ini di bagian Barat Laut dan di California beberapa minggu lalu—menghabiskan puluhan ribu hektar, menimbulkan korban luka-luka dan korban jiwa ribuan orang, dan memisahkan banyak keluarga. Tetapi ada juga lebih dari seratus titik api membakar di Spanyol dan Portugal, yang merengut lebih banyak jiwa karena angin dari Badai Ophelia meniup api tersebut dan memperparah kehancuran.

Kehancuran, teror, dan ketegangan dimana-mana.

Ketika orang-orang menghindari kebakaran ini, banyak yang menunda-nunda untuk menyelamatkan nyawanya. Beberapa menunggu sampai kemungkinan terakhir untuk lari setelah peringatan untuk evakuasi—ragu-ragu untuk meninggalkan harta benda mereka. Beberapa bahkan kehilangan nyawanya karena hal ini. Sayangnya banyak yang tidak diperingatkan sama sekali atas datangnya badai api tersebut—dan kalaupun mereka dapat peringatan, banyak yang sudah tidak sempat lari lagi.

Sementara kita berdoa dan menolong mereka yang menderita, mari kita mengingat banyak yang percaya bahwa mereka dapat lolos dari neraka karena telah ‘cukup’ melakukan kebaikan. Mereka pikir, dengan melakukan hukum Tuhan, atau peraturan yang tertulis lainnya, mereka jadi “tahan api”. Sayangnya, banyak yang lupa hal yang paling penting dari hukum—kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Dua hukum ini adalah dasar dari sepuluh hukum lainnya, hukum moral Tuhan.

Yesus memperingatkan mereka yang dengan teliti menjaga firmannya pada waktu Dia hidup, “Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.”

 

Beberapa yang membaca dan melihat ini menyimpulkan bahwa kasih membuat hukum Tuhan tidak berlaku lagi. Tetapi Yesus menjelaskan bahwa Kasih dan Hukum jalan bersama-sama. Rasul Yohanes menjelaskan, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (1 Yohanes 5:3)

Ketika kita mengasihi seseorang, kita melakukan hal-hal yang membuatnya bahagia. Kita mengikuti aturan-aturan dalam berpasangan tanpa berpikir lagi. Hukum Tuhan menjabarkan prinsip dari hubungan kita dengan Tuhan dan sesama, hubungan yang hanya mungkin terjadi jika dibangun diatas pondasi Kristus dan pengorbanan-Nya untuk kita. “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1 Yohanes 4:10).

Saat ini, kita perlu bertanya kepada diri kita apakah kasih kita untuk Tuhan cukup membara sehingga dunia di sekitar kita bisa melihatnya. Karena hanya itulah satu-satunya cara yang dapat membantu mengubahkan dunia untuk Kristus di akhir zaman ini

 


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *