BAGAIMANA ANDA MENOMORSATUKAN TUHAN JIKA ANDA DAN ISTRI SERING TIDAK SEPAKAT?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Tuhan ingin pasangan yang sudah menikah untuk rukun satu sama lain. Firman-Nya berkata bahwa kita harus hidup harmonis satu sama lain (Roma 12:16) dan bahwa kita harus “saling tunduk” dalam menghormati Kristus (Efesus 5:21). Saat konflik, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk menempatkan orang lain di atas kepentingan diri kita sendiri.

 Namun, ada kalanya konflik muncul yang melibatkan hati nurani. Misalnya, terkadang pasangan tidak setuju dengan kepercayaan kita. Terkadang Tuhan menuntun seseorang ke arah yang baru secara spiritual, tetapi pasangannya tidak melihat dengan cara yang sama. Ini bisa menimbulkan konflik besar.

 Alkitab menjelaskan dengan jelas bahwa suami harus menjadi pemimpin rohani keluarga (Efesus 5:23). Tetapi jika suami meminta istri untuk melakukan sesuatu yang melanggar hati nuraninya atau Firman Tuhan, dia seharusnya tidak melakukannya. Dalam kasus seperti itu, seseorang perlu menempatkan Tuhan di atas segala hal dan mengikuti kemana Dia memimpin (lihat Matius 10:36, 37).

 Pada saat yang sama, kita perlu memastikan bahwa kita tidak membiarkan penafsiran Alkitab yang “nyaman” menghalangi kita untuk setia sepenuhnya kepada pasangan kita!

 Ini adalah posisi yang sulit. Bisa sangat menyedihkan jika pasangan Anda menentang apa yang hati nurani Anda katakan untuk Anda lakukan. Dalam keadaan seperti itu, yang terbaik adalah mengatakan, “Aku mencintaimu dan aku menghormatimu, dan aku berharap kita bisa menyelesaikannya, tapi aku harus mengutamakan Tuhan.”

 Pasangan Anda harus menghormati keyakinan moral Anda, tetapi terkadang bukan itu masalahnya.  Dibutuhkan iman dan keberanian untuk membela apa yang benar, tetapi prinsip ketaatan kepada Tuhan perlu mendapat prioritas dalam hidup Anda. Cobalah bersikap bijaksana dan penuh kasih, tetapi tegas. Jika Tuhan menuntun Anda ke arah lain, Anda perlu melakukan apa yang Anda tahu Tuhan ingin Anda lakukan.

Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.

Filipi 2:3

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *