BERBARIS MENUJU KEMENANGAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. 1 Kor. 15:57

Tidak ada yang Iebih tak berdaya, tak ada yang Iebih bergantung daripada jiwa yang merasa ketidakberartiannya dan yang bergantung sepenuhnya kepada jasa-jasa darah Juruselamat yang telah disalibkan dan telah bangkit. Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang penuh peperangan, kehidupan yang senantiasa penuh dengan pertentangan. Kehidupan itu adalah suatu peperangan dan suatu pertandingan. Tetapi setiap tindakan penurutan kepada Kristus, setiap tindakan penyangkalan diri demi Dia, setiap pencobaan yang ditanggung, setiap kemenangan atas pencobaan yang diperoleh, adalah langkah-langkah dalam berbaris menuju kemuliaan kemenangan terakhir. . . .

Jika kita mengambil Kristus sebagai pemimpin kita, Ia akan menuntun kita melalui jalan yang sempit dengan selamat. Jalan mungkin kasar dan berduri; dakian mungkin curam dan berbahaya; mungkin ada jurang di sebelah kanan dan di sebelah kiri; kita mungkin akan bekerja keras dalam perjalanan kita; bilamana kita letih, bilamana kita ingin beristirahat, kita masih harus bekerja keras; bilamana kita sangat Ielah dan mau pingsan, kita masih harus berjuang; bilamana tawar hati, kita boleh dipanggil kepada suatu pengharapan; tetapi dengan Kristus sebagai Penuntun kita, tidak akan kehilangan jalan kepada kehidupan yang kekal, dan pada akhirnya kita tidak akan gagal untuk mencapai pelabuhan yang dirindukan.

Kristus sendiri telah menjalani jalan yang kasar sebelum kita dan telah meratakan jalan bagi kita. Jalan sempit kesucian, jalan yang harus dijalani oleh umat tebusan Tuhan, diterangi oleh Dia yang adalah terang dunia ini. Sementara kita mengikuti jejak-Nya, terang-Nya akan bersinar ke atas kita, dan sementara kita memantulkan sinar yang kita peroleh dari kemuliaan Kristus, maka jalan itu akan semakin terang dan semakin terang sampai kepada kesempurnaan terang siang hari.

Pada mulanya kita boleh berpikir adalah senang mengikuti kesombongan dan ambisi duniawi, tetapi akhirnya adalah kesakitan dan kesedihan. Rencana-rencana yang mementingkan diri sendiri bisa menyatakan janji-janji yang muluk-muluk dan memberikan pengharapan kenikmatan, tetapi akan kita dapati bahwa kebahagiaan kita telah diracuni dan kehidupan kita penuh dengan kepahitan oleh pengharapan yang berpusat pada diri sendiri Dalam mengikuti Kristus kita aman, oleh karena Ia tidak akan membiarkan kuasa kegelapan mengganggu satu helai rambut pun yang ada di atas kepala kita; Ia akan memelihara mereka-yang menyerah kepada-Nya, dan kita akan Iebih dari sekadar penakluk melalui Dia yang mengasihi kita.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 252


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *