DANIEL HIDUP OLEH PRINSIP

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Hidup oleh Prinsip, Bukan oleh Kecenderungan

Kemudian para pejabat tinggi dan waktu raja itu mencari-cari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Daniel 6:5

Daniel menghadapi pencobaan-pencobaan terberat yang dapat menimpa orang-orang muda zaman ini, namun ia tetap setia terhadap ajaran agama yang diterimanya pada masa kanak-kanaknya. la dikelilingi; pengaruh-pengaruh yang diperkirakan dapat menggulingkan mereka yang ragu-ragu di antara prinsip dan kecenderungan hati, tetapi Firman Allah menceriterakan dia seorang yang mempunyai tabiat yang tidak bercela. Daniel tidak berani berpaut pada kekuatan moralnya sendiri. Baginya doa suatu keharusan. la menjadikan Allah kuatNya, dan takut akan Allah terus-menerus terbentang di hadapannya dalam segala hidupnya. . . . la berusaha hidup damai dengan semua orang, sementara ia kuat seperti pohon aras yang tinggi di mana saja prinsip turut serta. Dalam segala sesuatu yang tidak melanggar kesetiaannya kepada Allah, ia tetap menghormati dan menurut kepada mereka yang berkuasa atas dia. . . .

Dalam pengalaman Daniel dan teman-temannya kita mendapat suatu contoh prinsip yang ampuh atas pencobaan memanjakan selera. Cerita itu menunjukkan kepada kita bahwa oleh prinsip agama orang-orang muda dapat menang melawan hawa nafsu daging, dan tetap setia pada tuntutan-tuntutan Allah. . . . Apakah yang akan terjadi jika Daniel dan teman-temannya berkompromi dengan pegawai-pegawai istana yang kapir itu, dan mengalah oleh suasana dengan makan dan minum sebagaimana biasanya dengan orang-orang Babel? Suatu penyimpangan dari prinsip akan melemahkan perasaan mereka dan rasa jijik berbuat salah. Memanjakan nafsu makan mengikutsertakan pengorbanan kekuatan jasmani, jernihnya akal, dan kuasa rohani. Selangkah berbuat salah barangkali telah menuntun orang-orang lain berbuat kesalahan, sehingga hubungan mereka dengan Sorga dipersulit, mereka akan disapu bersih oleh pencobaan.

Hidupku Kini, hal. 77


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *