Dapatkah Gereja Menyatakan Kamu Orang Suci?

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini


Paus Francis baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa salah satu pendahulunya, almarhum Paus Paulus VI, yang meninggal tahun 1978, akan secara resmi diakui sebagai orang suci dari Gereja Roma Katolik sekitar tahun 2018.

Pengangkatan seperti itu biasanya diberikan kepada mereka yang terkait dengan dua buah mukjizat – misalnya, penyembuhan medis ter-verifikasi yang tidak ada penjelasan fisiknya. Orang beriman Katolik percaya “orang suci” semacam itu sudah berada di surga, mengantarai dengan Tuhan untuk permohonan orang-orang percaya yang ada di bumi.

Sebagian besar para pendahulu Paus Francis abad ke-20 telah dikanonisasi. Berbicara dalam sebuah pertemuan tertutup dengan kelompok para imam di Roma, Francis bercanda mengatakan bahwa dia dan pendahulu sebelumnya, Paus Emeritus Benediktus XVI, berada dalam “daftar tunggu” untuk kesucian.

Sementara adalah sebuah hak bagi kelompok agama apapun untuk memiliki upacara dan tradisi mereka sendiri, namun juga cukup beralasan untuk bertanya apakah mereka sejalan dengan Kitab Suci. Apakah ada contoh atau teladan dalam Perjanjian Baru perihal mengasingkan seorang beriman secara individu sebagai semacam perantara khusus dihadapan Tuhan?

Makna kata “suci” dalam alkitab berasal dari bahasa Gerika hagios (diucapkannya “hag-ee-os”), yang berarti “suatu yang kudus, orang suci,” berdasarkan kamus Thayer’s Greek Lexicon. Dalam Perjanjian Baru, orang-orang suci sering mengacu secara jamak seperti kelompok orang kepercayaan Kristen. Dalam Kisah 9:13, menyahut perintah Yesus agar Ananias pergi menolong Saulus dari Tarsus yang baru bertobat, dia berkata, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.”

Saulus, yang sekarang Paulus, seorang rasul Kristus yang menganiaya umat percaya, memberi salam kepada jemaat Korintus seperti ini:“kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita” (1 Korintus 1:2).

Apakah orang-orang suci merupakan orang “khusus” yang harus “diakui” oleh wewenang gereja? Alkitab berkata sebaliknya: Setiap orang percaya dalam Kristus adalah orang suci, dan jemaat berisikan orang percaya dalam Kristus semuanya adalah orang suci. Lebih lagi, kita dianggap orang suci ketika kita hidup, tanpa harus menunggu kematian atau proses yang mana kesuciannya baru diteguhkan.

Itulah kabar baik, namun berisikan pertanggungjawaban: Mereka yang percaya harus hidup sebagaimana umat percaya. Paulus, yang mengamati sebuah budaya yang memberontak langsung terhadap hukum Tuhan, menuliskan ini kepada saudara-saudara di Efesus: “Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus” (Efesus 5:3). Paulus yakin akan adanya sikap yang benar dan yang salah diantara mereka yang mengaku orang-orang suci – itulah sebagai anggota gereja.

Kesucian bukanlah sesuatu hal yang datang setelah kehidupan. Itu juga bukanlah sesuatu yang dihasilkan oleh perbuatan baik atau pun kejadian-kejadian ajaib. Sebaliknya, menjadi orang suci adalah setiap orang yang dipanggil kepada sebuah kehidupan pelayanan dalam Yesus Kristus – dan termasuk setiap umat percaya yang membaca perkataan ini. Tantangan bagi kita adalah agar menghidupkan sebuah model kehidupan yang menunjukkan sebagaimana orang suci. Itu bukan berarti “lebih suci-daripada-anda”, tetapi seperti melakukan kebaikan bagi mereka yang hidup bersama kita – dirumah, sekolah, tempat kerja, dan ya, setiap saat kita berkumpul bersama untuk ibadah dan belajar.

Kita melakukan kebaikan bukan bertujuan menghasilkan keselamatan tetapi karena Tuhan sangat mengasihi kita sehingga Ia mengirim Yesus untuk mati bagi kita dan kita, sebagai balasnya, menerima pemberian keselamatan itu. Klik disini untuk mengetahui makna sesungguhnya sebagai umat percaya yang dikuduskan oleh Tuhan.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *