HAN VAN MEEGEREN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Han van Meegeren adalah salah satu pemalsu seni lukis terbesar sepanjang masa. Dia begitu baik sehingga setelah dihukum karena penghianatan akibat menjual apa yang tampak seperti lukisan otentik ke Jerman selama Perang Dunia II, dia diminta untuk membuat lukisan palsu untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah.

Sejak kecil, van Meegeren ingin menjadi artis terkenal. Tetapi para kritikus mencela karyanya dan ini menghancurkan karirnya. Jadi dia membuat rencana untuk menunjukkan keahliannya kepada orang lain. Dia memalsukan lukisan beberapa seniman terbesar dunia.

Dia berhasil. Segera replikanya dianggap sebagai salah satu yang paling hebat di dunia. Salinan terbesarnya adalah lukisan seniman Belanda terkenal Johannes Vermeer. Perlahan, keinginannya untuk dipuji membawanya kepada keserakahan. Perhatiannya yang tak kenal lelah terhadap bagian-bagian yang paling kecil pada lukisan, misalnya pada bagian yang kelihatan retak dan cat yang tampak seperti usang, mendorongnya untuk merahasiakan pekerjaannya.

Tapi van Meegeren membuat kesalahan besar. Selama Perang Dunia II, orang Belanda kaya yang ingin mencegah Nazi membeli karya seni Belanda, mulai memborong barang palsu sang seniman. Sayangnya, satu lukisan palsu berakhir di tangan seorang perwira Jerman dan, setelah perang, lukisan itu ditemukan dan ditelusuri hingga diketahui merupakan karya van Meegeren. Karena karya itu dianggap asli, artis itu dijatuhi hukuman mati karena menjadi konspirator dalam menjual “harta nasional.”

Untuk menyelamatkan hidupnya, van Meegeren mengaku bahwa dia telah melukis sebuah lukisan palsu. Pengadilan tidak mempercayainya, dan dia akhirnya memalsukan lukisan lain di depan pihak berwenang untuk membuktikan “ketidakbersalahannya.” Setelah itu dia divonis satu tahun penjara. Han van Meegeren tidak pernah menjalani masa tahanannya. Sebelum dipenjara, dia meninggal karena serangan jantung.

Saksi-saksi palsu melukiskan gambaran palsu tentang Kristus ketika Yesus berdiri di hadapan para pemimpin Yahudi di pengadilan yang tidak sah. Pengadilan Sanhedrin begitu menghendaki kematian Kristus sehingga mereka menyewa “saksi” palsu untuk bersaksi melawan Kristus. Tak satu pun dari cerita yang mereka buat disetujui. Akhirnya, sebuah pernyataan yang dibuat oleh Yesus diambil dan dipelintir untuk menjadi bukti penghujatan terhadap Tuhan. Dengan pernyataan yang dipelintir ini, Yesus dituntun ke Pilatus dan kemudian disalib.

Jika Anda ingin melihat potret otentik Allah, pelajari dengan seksama halaman-halaman Kitab Suci, terutama Injil—di mana Yesus berkata, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9). Kehidupan Kristus adalah lebih dari salinan Bapa-Nya. Dia tidak pernah sekalipun berbohong tentang Bapa-Nya karena Dia dan Bapa adalah satu.

Bacaan tambahan: Amsal 19:1–14

Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar. Amsal 19:5.

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *