HIKMAT MANUSIA LAWAN HIKMAT ILAHI

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Tuhan. 1 Kor. 2:5

Roh yang lazim pada zaman kita ini ialah kekafiran dan kemurtadan. Roh yang dimanifestasikan dalam dunia ini salah satunya ialah kesombongan dan meninggikan diri sendiri. Manusia menyombongkan diri dengan penerangan dan pengetahuan, padahal sebenarnya adalah dugaan-dugaan buta, karena mereka menentang firman Tuhan yang sederhana. Banyak yang mengagungkan pertimbangan-pertimbangan manusia, mendewakan hikmat manusia, dan menempatkan pendapat manusia di atas hikmat Tuhan yang dinyatakan. . . .

Di antara begitu banyak umat yang mengaku orang Kristen, tabiat melanggar hukum Tuhan yang menyedihkan tidak dimengerti mereka. Mereka tidak menyadari bahwa keselamatan bisa diperoleh hanya melalui darah Kristus. . . .

Di mata manusia, filsafat dan ilmu pengetahuan yang sia-sia, lebih berharga daripada firman Tuhan. Tersebar luas pendapat bahwa Perantara Ilahi tidak penting kepada keselamatan manusia. Berbagai teori yang dikemukakan oleh apa yang dinamakan orang-orang bijak duniawi untuk mengangkat manusia dipercayai dan diyakini lebih dari kebenaran Tuhan sebagaimana yang diajarkan oleh Kristus dan para rasulnya.

Tuhan mau agar kita menyelidiki sendiri Alkitab, agar kita mengenal rencana penebusan yang besar dan memasukkan sejauh mungkin pokok pelajaran itu ke dalam pikiran manusia, yang diterangkan oleh Roh Tuhan, untuk mengerti maksud Tuhan. Ia mau agar kita mengerti sesuatu mengenai kasih-Nya dalam memberikan Anak-Nya mati agar Ia bisa menetralkan kejahatan, menghilangkan noda kecemaran dosa dari ciptaan Tuhan, dan mengembalikan kepada kedudukannya yang semula manusia yang sudah hilang, mengangkat dan mengagungkan jiwa kepada kesuciannya yang mula-mula melalui kebenaran Kristus yang dihisabkan. Jalan satu-satunya pemulihan manusia yang jatuh itu ialah dengan mengaruniakan Anak-Nya, yang sama dengan Dia, memiliki atribut Tuhan. . . .

Tuhan telah menganugerahkan kepada manusia atribut oleh mana kita bisa menghargai Tuhan, dan meskipun manusia telah memberontak kepada Tuhan dan telah berusaha menggantikan tempat Tuhan dengan benda-benda lain untuk disembah, hanya Tuhan sendirilah yang dapat memenuhi keinginan jiwa.

Inilah Hidup Yang Kekal Hal. 205


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *