hormat sabda allah

HORMAT KEPADA SABDA ALLAH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Hormat dalam Kehidupanku
Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! (Yeremia 7:23)

Saudara dan saya memerlukan pengamatan rohani yang lebih jelas dan terang untuk memandang rencana penebusan seperti yang belum pernah dilihat sebelumnya. Kita ingin agar hati kita merasakan denyutan dahsyat dari kasih Juruselamat. Dalam menyelidiki Kitab Suci, memakan firman hidup, sadarilah bahwa itu adalah suara Allah kepada jiwa. Kadang-kadang kita terbingung-bingung dengan suara teman kita; tetapi dalam Alkitab kita memiliki nasihat Allah atas segala permasalahan penting yang menyangkut kepentingan abadi kita, dan dalam hal-hal yang menyangkut duniawi kita bisa belajar banyak. Pengajarannya selalu sesuai dengan suasana khusus dan diperhitungkan dapat mempersiapkan diri kita untuk menahan cobaan dan melayakkan kita bagi pekerjaan yang diberikan Allah.”

Alkitab adalah suara Allah yang berbicara kepada kita, sama seperti kita mendengarnya dengan telinga kita sendiri. Kalau kita menyadari hal itu, betapa gentarnya kita membuka Firman Allah dan betapa ikhlasnya kita menaati perkataannya. Membaca dan merenung-renungkan Kitab Suci akan dianggap sebagai suatu pertemuan dengan Yang Maha Kuasa.

Kita harus membuka Firman Allah dengan rasa hormat dan dengan keinginan yang tulus untuk mengetahui kehendak Allah mengenai diri kita. Maka malaikat surga akan menuntun penyelidikan kita. Allah berbicara kepada kita dalam FirmanNya. Kita berada dalam ruang pertemuan Yang Maha Tinggi, di hadapan hadirat Allah. Kristus masuk ke dalam hati.

Tunjukkanlah bahwa engkau menghormati imanmu, berbicara dengan rasa hormat mengenai hal-hal yang kudus. Janganlah sekali-kali mengizinkan satu pernyataan pun yang meremehkan atau yang mengecilkan, keluar dari bibirmu bila mengutip Kitab Suci. Manakala engkau memegang Alkitab dalam tanganmu, ingat bahwa engkau berdiri di atas tanah yang kudus.

 Hidupku Kini, hlm. 285


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *