Jika orang mati tidak langsung ke Sorga, bagaimana Musa dan Elia nampak di atas gunung kudus?

Berita AFI
Mari bagikan artikel ini


Ayat dalam pertanyaan: Lukas 9:29, 30; Matius 17:1-3; Markus 9:3, 4
“Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.”

Ayat pembuktian: 2 Raja-raja 2:11; Yudas 9

Salah satu cerita yang paling berkuasa dalam Injil adalah perubahan wujud Kristus di atas gunung kudus. Dalam pengelihatan Petrus, Yakobus, dan Yohanes, Yesus melepaskan rupa duniawi-Nya dan membiarkan mereka melihat keilahian-Nya. Suara Bapa kemudian memecah langit, berkata Dia berkenan kepada Yesus, anak-Nya. Pengalaman ini sungguh berkuasa bagi mereka yang menyaksikannya sehingga Petrus menegaskan kebenaran itu dalam suratnya, 2 Petrus 1:16-18.

Ayat ini mungkin menyulitkan, khususnya, untuk mereka yang sudah paham bahwa keadaan orang mati untuk menunggu kebangkitan saat kembalinya Kristus adalah seperti tidur. Bagaimana bisa Musa dan Elia hadir di atas gunung kudus jika mereka sedang menunggu kebangkitan?

Untuk menjelaskannya, sebelumnya kita harus mengerti dua prinsip penting. Yang pertama adalah, sementara kebangkitan masal umat Tuhan akan terjadi pada akhir zaman, ada beberapa kebangkitan individu yang dicatat Alkitab. Kebangkitan Kristus misalnya, tidaklah termasuk kebangkitan masal. Begitu juga beberapa orang suci yang bangkit dari kubur setelah kebangkitan Kristus (lihat Matius 27:52, 53). Nabi Elia dan Elisa keduanya memperlihatkan kebangkitan selama pelayanan mereka (lihat 1 Raja-raja 17:17-22 dan 2 Raja-raja 4:32-35). Kebangkitan individual sepanjang sejarah tidak membatalkan kebangkitan masal ketika Kristus kembali.

Prinsip kedua yang harus dimengerti adalah, beberapa orang meninggalkan bumi tanpa mengalami kematian, dan karena itu tidak membutuhkan kebangkitan.

Musa dan Elia memenuhi dua kategori ini.

Cerita yang tercatat dalam 2 Raja-raja 2 dengan jelas menyatakan bahwa Elia diangkat kesurga tanpa mengalami kematian. Ayat 11, khususnya, mengatakan bahwa dia diselubungi angin badai dan dibawa ke surga di depan mata Elisa, penerusnya. Menghampiri Kristus di gunung kudus bukan menjadi masalah untuk Elia; dia telah menghabiskan banyak waktu dengan Yesus di surga sebelum kemanusiaan-Nya lahir di Betlehem.
Di sisi lain, Musa, mati di padang gurun sebelum bangsa Israel memasuki tanah perjanjian. Cerita kematiannya, sebagaimana tercatat dalam Ulangan 34:5, 6, mengungkapkan sesuatu yang tidak biasa. Alkitab mengatakan bahwa Tuhan sendiri yang mengubur Musa, dan tidak ada seorang Israel pun yang dapat menemukan kuburannya. Inilah petunjuk alkitabiah pertama untuk menunjukkan sesuatu yang spesial sedang menunggu Musa setelah kematian.

Perjanjian baru memberikan kita informasi selanjutnya. Dalam Yudas 9, kita diberitahukan bahwa penghulu malaikat Mikhael berselisih dengan Iblis mengenai mayat Musa. Dengan kata lain, Iblis menuntut Musa sebagai miliknya, yang pantas mengalami kematian seperti yang lainnya. Mikhael pun bermaksud sebaliknya. Sebagai penghulu malaikat, Dia memiliki kuasa untuk membangkitkan umat Tuhan. (lihat 1 Tesalonika 4:16; suara penghulu malaikat membangkitkan yang mati dalam Kristus saat kedatangan kedua kali). Musa tidak tinggal dalam kematian. Jelaslah disini, dia dibangkitkan dari kematian dan hidup di surga sejak saat itu. Sesungguhnya, dia telah merasakan kehidupan setelah kematian.

Oleh karena itu, kehadiran Musa dan Elia di gunung kudus tidak menjawab pertanyaan “apakah kematian itu?”, karena dua-duanya tidak mati! Elia tidak pernah merasakan kematian sama sekali, dan Musa diberikan hidup baru saat kebangkitannya seperti yang umat Kristus akan terima saat kedatangannya.

Ketika kejadian diatas gunung kudus tidak bisa memberi informasi tentang keadaan orang mati, itu tetap mempertahankan makna teologinya. Ketika Petrus menceritakan pengalamannya dalam 2 Petrus 1:16-18, dia menuliskan bahwa ia menyaksikan kedatangan Kristus saat itu. Dengan kata lain, dia mengerti pengalaman itu melambangkan kedatangan Yesus. Musa dan Elia melambangkan dua kelompok umat Tuhan yang hadir pada kejadian ajaib itu nantinya. Musa melambangkan “orang yang sudah mati dalam kristus” yang dibangkitkan untuk hidup baru, dan Elia melambangkan “mereka yang hidup dan bertahan” yang akan diangkat ke surga dan mendapat hidup kekal tanpa pernah mengalami kematian (1 Tesalonika 4:16). Mengerti bahwa kejadian di atas gunung kudus adalah melambangkan kedatangan Kristus yang kedua juga menolong kita mengerti janji Kristus bahwa “Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.” Dikatakan beberapa hari sebelum kejadian di atas gunung kudus (Lukas 9:27).

Ketika kita mengerti perbedaan mendalam dari kejadian ini berdasarkan terang yang Musa dan Elia lambangkan, sebagai hasilnya kita bisa mendapatkan pengertian dari keadaan orang mati. Akan tidak perlu lagi kebangkitan di akhir zaman jika seseorang langsung ke sorga untuk hidup bersama Kristus saat kematiannya; dan juga, tidak ada makna spesial perubahan jasmani karena setiap orang langsung ke surga saat kematiannya. Musa dan Elia menjadi saksi bahwa keadaan kematian adalah seperti tidur sementara orang-orang kudus yang telah beristirahat menunggu kedatangan Yesus Kristus.


Mari bagikan artikel ini

6 thoughts on “Jika orang mati tidak langsung ke Sorga, bagaimana Musa dan Elia nampak di atas gunung kudus?

  1. saya ingin mengomentari bahwa yang benar dalam Alkitab hanya ada 2 orang yang tidak mati yaitu Henock dan Elia, sedang kan Musa jelas dikatakan mati dan dikuburkan oleh Tuhan di dataran Moab. lalu dipertegas kembali di Yudas 1 ayat ke 9 tentang mayat Musa. tapi tidak diketemukan. entah apakah Musa diangkat ke sorga setelah mengalami kematian kita tidak tahu. lalu 1 Tes 4:16 bukan lah sebuah kejadian yang membangkitkan orang mati termasuk Musa, Malaikat tidak memiliki kuasa untuk membangkitkan seperti yang tercantum di 1 Tes 4:16, Tuhanlah yang membangkitkan orang mati, malaikat hanya berseru bukan membangkitkan seperti yang anda maksudkan.

    1. Shalom Sdr. Rafly — Terimakasih sudah membaca artikel kami dan memberikan komentar nya.

      Mengenai Musa diangkat ke sorga, Alkitab tidak secara eksplisit menjelaskan bahwa ia diangkat ke sorga. Namun fakta bahwa Musa ada bersama Elia (yang diangkat hidup2 ke surga) diatas gunung saat Yesus dimuliakan, memberikan kepastian bahwa Musa tidaklah mati melainkan sudah dibangkitkan dan hidup (karena dia ada bersama dengan Elia yang tidak pernah mengalami kematian).

      Dan mengenai penghulu malaikat, adalah benar bahwa malaikat tidak memiliki kuasa untuk membangkitkan hanya Tuhan saja. Namun kami memiliki artikel yang menarik sehubungan dengan topik ini, yaitu Penghulu Malaikat. Silahkan klik link berikut ini untuk lebih lanjutnya. TUHAN memberkati!

    2. Syallom Sdr. Rafly!
      Menanggapi komentar saudara, yang dimaksud dalam 1 Tesalonika 4:16 “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit”
      Dikatakan di sana adalah Penghulu Malaikat = Pemimpin Malaikat tidak sama dengan malaikat sendiri. Penghulu malaikat bukan malaikat. Ini menunjukkan posisi / jabatan sosok tersebut. Yang mana Penghulu malaikat ini membawa rombongan malaikat surga menuju ke bumi. Siapakah Pemimpin malaikat surga. Yaitu Yesus sendiri. karena dikatakan Penghulu malaikat itu berseru maka orang mati dalam kubur bangkit. Hanya Tuhan sendiri yang punya kuasa memberi kehidupan. Artinya Penghulu malaikat ini adalah Tuhan Yesus Kristus yang datang kedua kali ke atas dunia ini. Alkitab punya banyak gelar untuk Yesus, jadi saudara tidak perlu bingung dengan gelar yang satu ini yaitu Penghulu malaikat. Gelar Yesus yang lainnya adalah domba Allah, Imannuel, Kristus / Mesias, Imam, Juruselamat, Anak Daud, Anak Allah.
      Semoga penjelasan ini bisa dimengerti. Tuhan memberkati Sdr.

  2. Syalom…
    Saya Bukanlah Pendeta dan Pelayan Tuhan, tetapi saya adalah umat Tuhan (Kristen) yang sangat mencintai Ajaran Alkitab.

    Kalau sesuai yang telah saya baca di Alkitab dan Artikel ini bahwa Nabi Musa benar telah dibangkitkan dari Orang Mati karena tertulis di dalam Ulangan 34:7 Firman berkata : Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. Artinya bahwa Nabi Musa telah mengalami Kematian (Ketika ia Mati), mata yang belum kabur adalah orang yang masih bisa melihat Jelas atau hidup (Matanya belum Kabur), Kuasa Allah atasnya kekuatannya masih Berlaku hingga kini (Kekuatannya belum hilang). Dalam pemahaman bahwa Nabi Musa diberikan Kehidupan Baru setelah kematiannya (dibangkitkan) sebagaimana disebutkan dalam ayat sebelumnya yaitu Ulangan 34:6 firman berkata : Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini, artinya tidak ada manusia yang bisa menemukan Jenazah Nabi Musa, karena dia sesungguhnya telah dibangkitkan dan diberikan kehidupan baru yang kekal.

    Catatan :

    Tolong jangan di samakan dengan Kristus Yesus, karena Yesus bukanlah dibangkitkan melainkan dia Bangkit dari Antara orang Mati, beda dengan musa yang dibangkitkan. Bukan Bangkit karena Nabi Musa tidak Punya Kuasa atas dirinya, berbeda dengan Yesus Kristus yang memiliki Kuasa atas dirinya dengan Bangkit dari Antara Orang Mati.

    Syalom…

    1. Terima kasih sudah membaca artikel kami. Terima kasih untuk responnya. Kiranya Tuhan memberkati selalu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *