KARUNIA BERBICARA

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Disanggupkan melalui Roh
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang Salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 2 Tim 4:2.

Kuasa berbicara adalah suatu talenta yang harus dikembangkan dengan sungguh-sungguh. Dan semua karunia yang kita terima dari Allah, tak satu pun yang bisa digolongkan lebih besar dari ini. Dengan suara kita meyakinkan dan mengajak, dengan suara juga kita ucapkan puji-pujian dan doa kepada Tuhan, dan dengan suara juga kita memberitahukan kasih Penebus kepada orang lain. Janganlah diucapkan sepatah kata pun tanpa dipertimbangkan lebih dulu. Janganlah keluar dari bibir seorang pengikut Kristus kata-kata jahat, pembicaraan yang sia-sia, keluhan ketidakpuasan, atau usulan-usulan yang tidak suci.

Rasul Paulus, yang menulis oleh Roh Kudus, berkata, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu” (Ef 4:29). Perkataan kotor bukan berarti hanya perkataan yang hina atau keji. Itu juga berarti termasuk ungkapan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang kudus, suci dan tak bernoda. Termasuk juga isyarat yang tidak suci dan bujukan rahasia si jahat, kecuali ditolak dengan serta-merta, perkataan-perkataan yang seperti ini bisa menuju kepada dosa besar.

Bagi setiap keluarga, bagi setiap orang Kristen secara pribadi, telah diberikan satu tugas untuk menutup jalan terhadap setiap perkataan kotor dan jahat, apabila kita berada di antara orang-orang yang larut dalam pembicaraan kotor dan sia-sia, adalah kewajiban kita untuk mengubah pokok pembicaraan, jika keadaan memungkinkan. Oleh pertolongan rahmat Allah, kita harus mencoba mengucapkan kata-kata atau mengajukan satu pokok pembicaraan yang mengubah pembicaraan kepada hal-hal yang bermanfaat.

Perkataan kita haruslah kata-kata pujian dan ucapan syukur, jika pikiran dan hati kita dipenuhi oleh kasih Allah, hal itu akan dinyatakan dalam pembicaraan kita. Bukanlah menjadi hal yang sulit memberitahukan kepada orang lain hal-hal yang memasuki kehidupan kerohanian kita. Pemikiran-pemikiran yang agung, aspirasi yang mulia, persepsi mengenai kebenaran yang jelas, maksud-maksud yang tidak mementingkan diri sendiri, rindu akan kesucian dan kesalehan akan membuahkan kata-kata yang menyatakan tabiat perbendaharaan hati kita. Apabila Kristus dinyatakan di dalam pembicaraan kita, maka pembicaraan itu akan berkuasa dan memenangkan jiwa-jiwa kepada Allah.

Kita harus membicarakan Kristus kepada mereka yang tidak mengenal Dia. Kita harus berbuat sebagaimana Kristus berbuat. Di mana saja Kristus berada, di rumah ibadat, di pinggir jalan, di dalam sampan sedikit jauh dan pantai, di pesta orang Farisi atau di meja pemungut cukai, Ia selalu membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan yang lebih tinggi. — Signs of the Times, 2 Juli 1902.

Kamu akan Menerima Kuasa, hlm. 191


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *