renungan

KASIH DAN KESETIAAN YOHANES

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Teladan Hidup yang Disucikan
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap berada di dalam kasih, ia terap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 1 Yohanes 4:16

Kasih yang meyakinkan dan penyerahan yang pasrah yang dinyatakan dalam kehidupan dan tabiat Yohanes memberikan pelajaran-pelajaran yang tak ternilai bagi gereja Kristen. Barangkali ada yang mengatakan bahwa ia memiliki kasih ini oleh karena kasih karunia ilahi yang bebas, tetapi secara alamiah di dalam diri Yohanes terdapat cacat tabiat; yaitu kesombongan, sifat ambisius, cepat marah dan tersinggung. . . .

Yohanes rindu menjadi sama seperti Yesus, ia menjadi lembut dan rendah-hati melalui perubahan dan pengaruh kasih Kristus. Ia menempatkan diri pada Yesus. Untuk mengambil bagian dalam sifat ilahi, ia berpadu amat erat dengan pokok Anggur yang Hidup itu. Begitulah senantiasa hasil pergaulan dengan Kristus. Inilah penyucian yang sejati.

Di dalam tabiat seseorang mungkin ada cacat-celanya tetapi ketika ia menjadi pengikut Yesus yang sejati, kuasa anugerah ilahi menjadikan ia ciptaan yang baru. Kasih Kristus mengubah dan menyucikannya. Bilamana agama orang-orang yang mengaku Kristen tidak menjadikan mereka pria dan wanita yang lebih baik di dalam segala perkara yang berhubungan dengan kehidupannya—tidak menjadi wakil-wakil Kristus yang hidup dalam watak dan tabiatnya—maka mereka itu bukanlah milik-Nya.

Yohanes menikmati berkat penyucian yang sejati. Tetapi perhatikan, rasul ini tidak menyatakan dirinya suci, karena ia mencari kesucian dengan berjalan di dalam terang wajah Allah. la mengatakan bahwa orang yang mengaku mengenal Allah, tetapi melanggar hukum ilahi, adalah seorang pembohong. . . . Sementara kita mengasihi dan bekerja demi keselamatan jiwa-jiwa, yang bagi mereka Kristus telah mati, kita tidak boleh mengadakan persetujuan dengan dosa. Kita tidak boleh bersatu dengan yang memberontak, lalu mengatakan inilah belas kasihan. Pada zaman ini di dunia, Allah menuntut umat-Nya untuk berdiri, tidak mengingkari kebenaran, sebagaimana Yohanes pada zamannya, menentang kesalahan-kesalahan yang membinasakan jiwa?

Hidupku Kini, hal. 259


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *