KEBAHAGIAAN DALAM PENURUTAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih. Kol 1:12, 13.

Kebahaglaan kita di masa yang akan datang tergantung kepada apa yang kita lakukan dalam kemanusiaan; dengan segala kekuatan dan kemampuan, yang semuanya digunakan untuk menurut Tuhan dan menempatkannya di bawah pengendalian Ilahi. Banyak orang tidak percaya kepada Kristus. Mereka berkata, ”Adalah mudah bagi Kristus menuruti kehendak Bapa-Nya, karena Ia sendiri adalah Ilahi.” Tetapi firman-Nya menyatakan bahwa “Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa”(Ibr. 4:15). Ia dicobai menurut dan sebanding dengan ketinggian pikiran-Nya, Ia tidak melemahkan atau melumpuhkan kuasa Ilahi-Nya oleh tunduk kepada pencobaan. Dalam hidup-Nya di dunia ini Kristus adalah gambaran dari apa yang bisa diberikan kepada kemanusiaan di dalam Dia melalui kesempatan yang diberikan kepada mereka. . . .

Pada waktu Setan menggoda nenek moyang kita yang pertama. . ia mencoba membujuk mereka untuk mempercayai bahwa mereka akan ditinggikan di atas batas kemanusiaan. Tetapi Kristus, dengan teladan yang telah diberikan-Nya bagi kita, mendorong umat manusia untuk menjadi manusia yang menuruti firman Tuhan dalam batas kemanusiaan mereka. Ia sendiri menjadi manusia—yang tidak terikat kepada perhambaan Setan untuk melakukan sifatnya, tetapi manusia yang mempunyai kekuatan moral, menuruti hukum Tuhan, yang menjadi catatan tabiat-Nya. Mereka yang menolak untuk tunduk kepada hukum yang baik dan bijak yang berasal dari Tuhan menjadi budak kepada kuasa yang murtad.

Yesus menjadi manusia agar Ia bisa menjadi pengantara antara manusia dengan Tuhan, . . . agar Ia bisa memulihkan kepada manusia itu pikiran yang semula yang telah hilang di Taman Eden melalui penipuan dan pencobaan Satan. . . . Sikap tidak menurut tidak sesuai dengan sifat yang diberikan Tuhan kepada manusia di Taman Eden. Melalui kuasa moral yang telah dibawa Kristus kepada manusia, kita boleh bersyukur kepada Tuhan yang telah membuat kita pewaris bersama orang-orang kudus. Melalui Yesus Kristus setiap manusia boleh menjadi pemenang, berdiri dengan tabiat masing-masing.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 290


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *