MEDAN PERANG JIWA

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu selama-lamanya. Maz. 41:13.

Sebagian orang menganggap dosa begitu enteng, sehingga mereka tidak mempunyai pertahanan melawan pemanjaannya atau akibatnya. . . . Bagi sebagian orang. . . , agama adalah masalah perasaan. Anda akan melihat semangat dan penyerahan yang baik pada suatu waktu, tetapi dengan segera perubahan datang. . .

Mereka ingin meneguk sedikit kesenangan — ruang dansa, dan pertunjukan. . . Jikalau Anda menyangka bahwa pada suatu saat Tuhan menganggap enteng dosa atau membuat pengecualian sehingga Anda bisa terus melakukan dosa, dan jiwa tidak menderita karena pelanggaran itu, maka itu adalah suatu tipuan Setan. Setiap pelanggaran dengan sengaja terhadap kebenaran hukum Yahwe membukakan jiwa kepada serangan dahsyat Setan. Jikalau Anda kehilangan kesadaran integritasmu, maka jiwamu menjadi ajang medan perang Setan. Anda mempunyai keraguraguan dan ketakutan yang cukup untuk melumpuhkan tenaga dan mendorong Anda kepada tawar hati.

Kesukaan akan Tuhan sirna. Sebagian orang. . . berusaha untuk mengisi kekosongan ini dan mengganti kehilangan kesaksian Roh Kudus — bahwa Anda adalah anak Tuhan dalam bentuk kegembiraan duniawi dalam masyarakat duniawi. Singkatnya, Anda telah terjerumus lebih dalam ke dalam dosa. . . .

Ingatlah bahwa pencobaan bukanlah dosa. Jangan Iupa bahwa betapapun pencobaan menyerang di mana seseorang berada, sesungguhnya tidak ada yang bisa melemahkan jiwanya selama ia tidak menyerah kepada pencobaan dan tetap mempertahankan integritasnya.

Perhatian utama bagimu secara individu biasanya adalah kesetiaanmu sendiri. Tidak ada yang bisa merusaknya tanpa persetujuanmu. Semua bala tentera Setan tidak bisa melukai Anda kecuali Anda membukakan jiwamu kepada anak panah Setan. Selagi Anda teguh melakukan yang benar, kehancuranmu tidak akan pernah terjadi. Jikalau kita tidak mempunyai pikiran yang sudah kotor, semua kekotoran yang ada di sekeliling kita tidak bisa mencemari kita.
Kehidupan yang kekal adalah segalanya bagi kita, atau segalanya tidak ada artinya. Mereka yang berusaha dengan gigih dan dengan semangat yang tidak mengenal lelah, serta kerinduan yang sangat kepada sasaran yang mereka tuju, akan memperoleh kehidupan yang Setara dengan kehidupan Tuhan.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 247


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *