MENCARI ALLAH MELALUI DOA

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Doa dalam Hidupku

Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku. Yeremia 29:12, 13

Ada dua jenis doa – doa dalam rupa dan doa dalam iman. Rangkaian kata-kata yang berulang-ulang, bersifat umum bilamana hati merasa tidak diperlukan Allah, adalah doa dalam rupa saja. Kita haruslah berhati-hati sekali dalam segala doa kita untuk mengucapkan keperluan hati dan hanya mengatakan apa yang kita maksudkan. Segala bentuk perkataan yang muluk-muluk yang diucapkan tidaklah sepadan dengan keinginan yang kudus. Doa yang diucapkan dengan perkataan yang amat fasih adalah permohonan yang sia-sia jikalau doa itu tidak mengungkapkan perasaan hati sejati. Akan tetapi doa yang timbul dari hati yang sungguh-sungguh, ketika keinginan sederhana dari jiwa itu diungkapkan justru sebagaimana kita akan memohon kebaikan hati seorang teman di dunia, mengharapkan bahwa hal itu akan diberikan, inilah doa iman.

Pemungut cukai yang masuk ke dalam kaabah untuk berdoa adalah sebuah teladan tentang seorang yang berbakti dengan sungguh-sungguh dan berserah. Ia merasa bahwa ia seorang yang berdosa, dan keperluannya yang terbesar menuju suatu ledakan keinginan yang penuh gairah, ”Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.”

Setelah kita mempersembahkan permohonan kita, kita sendiri harus menjawabnya sedapat-dapatnya, dan jangan menunggu agar Allah melakukan untuk kita apa yang dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri.

Pertolongan Allah berlaku sebagai cadangan bagi semua orang yang menuntutnya. Pertolongan ilahi haruslah disatukan dengan usaha, cita-cita dan tenaga manusia. Tetapi kita tidak dapat tiba pada dinding sorga tanpa mendaki nya sendiri. Kita tak dapat dikuatkan oleh doa orang-orang lain bilamana kita sendiri lalai berdoa; karena Allah tidak membuat cara demikian bagi kita. Sifat-sifat yang tidak menyenangkan dalam tabiat kita tidak akan dihilangkan, dan digantikan oleh sifat-sifat yang jernih dan indah, tanpa sesuatu usaha pada pihak kita.

Di dalam usaha kita meniru teladan yang disediakan Tuhan bagi kita, maka kita akan membuat garis-garis yang tidak lurus. Namun demikian, biarlah kita tidak berhenti berusaha. Kegagalan yang bersifat sementara akan menjadikan kita bersandar lebih condong pada pihak Kristus.


Hidupku Kini hal. 21


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *