renungan

MENYANYILAH DAN DUNIA MENYANYI BERSAMA ENGKAU

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Jalan Menuju Kebanagiaan yang Selalu terbuka

Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan. Mazmur 40:4

Allah ingin supaya kita berbahagia. Ia rindu memberi nyanyian baru dalam mulut kita, bahkan puji-pujian kepada Allah kita. la ingin kita menyanyikan Iagu pujian dalam hati kepadaNya. . . .

Biarlah setiap perkataan yang kita ucapkan, setiap kalimat yang kita tulis, penuh dengan iman yang menguatkan dan tidak goyah. . . . Jangan pikirkan bahwa Yesus hanyalah Juruselamat saudaramu. Ia pribadimu. Jika engkau memiliki pikiran yang indah itu, maka engkau . . . menyanyikan lagu pujian kepada Allah dalam jiwamu.   Kita haruslah menang dalam Allah. Kita wajib menuntun orang-orang Iain untuk melihat bahwa satu-satunya pengharapan mereka adalah dalam Allah, dan lari kepadaNya untuk mencari perlindungan.

Setiap tindakan yang berserah kepada Allah membawa sukacita; karena sementara kita menghargai terang yang telah dikaruniakanNya kepda kita, terang yang lebih banyak dan lebih besar akan datang kepada kita harus … membuka hati terhadap sinar terang matahari kebenaran itu. Damai sejahtera terdapat dalam diri orang yang menyerah kepadaNya. …

Biarlah damai Allah memerintah dalam jiwamu. Kemudian engkau akan kuat menanggung segala penderitaan, dan engkau akan bersukacita karena engkau mekmpunyai kasih karunia untuk menanggungnya. Pujilah akan Tunan; ceritakanlah kebaikanNya; kabarkanlah kuasaNya. Jadikanlah suasana yang mengelilingi jiwamu lebih menarik… Pujilah dengan hati, jiwa dan suara, Ia yang menjadi kesehatan wajahmu, Juruselamat dan Allahmu.

Biarlan puji-pujian dan pengucapan syukur diucapkan dalam lagu. Bilamana digoda, gantinya membicarakan perasaan batin kita, biarlah kita dengan iman mengangkat nyanyian pengucapan syukur kepada Allah. Nyanyian adalah suatu senjata yang selalu dapat digunakan melawan kekecewaan. Jika dengan demikian kita membuka hati pada terang sinar matahari dari hadirat Juruselamat, maka kita akan menerima terang itu . . . yakni berkatNya.

Hidupku Kini, hal. 176


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *