renungan berkat

PERSAHABATAN DI ANTARA PAULUS DAN TIMOTIUS

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pergaulan yang Ramah
Kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus Tuhan kita…. Aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku. 2 Timotius 1:2-4

Dari ruang pengadilan Kaisar, Paulus kembali ke selnya, menyadari bahwa ia hanya mendapat suatu waktu yang singkat. Ia mengetahui bahwa musuh-musuhnya tidak akan berhenti sampai mereka mencabut nyawanya. Tetapi ia mengetahui juga bahwa suatu saat kebenaran akan menang. . . .

Duduk dari hari ke hari dalam selnya yang suram itu ia mengetahui bahwa sepatah kata atau anggukan tanda setuju dari Nero nyawanya dapat menjadi korban, Paulus memikirkan tentang Timotius, lalu memutuskan untuk meminta dia datang. Penjagaan sidang Efesus telah diserahkan kepada Timotius, dan sebab itu telah ditinggalkan ketika Paulus mengadakan perjalanan yang  terakhir ke kota Roma. Paulus dan Timotius “terikat bersama-sama oleh kasih sayang yang luar biasa dalamnya dan kuatnya. Sejak pertobatannya Timotius telah turut mengambil bagian melakukan tugas Paulus dan mengalami penderitaannya, dan persahabatan di antara kedua orang itu bertumbuh lebih kuat, lebih dalam dan lebih suci, sehingga segala sesuatu yang dapat diperbuat oleh seorang anak yang dikasihi dan dihormati oleh ayahnya, demikianlah Timotius kepada rasul yang tua dan bekerja keras itu. Sedikit mengherankan bahwa dalam kesepian dan kesunyiannya, Paulus rindu melihat dia.

Dalam keadaan yang sangat baik beberapa bulan harus berlalu sebelum Timotius dapat tiba di Roma, dan Asia Kecil. Paulus mengetahui bahwa hidupnya tidak tentu lagi, dan ia merasa takut jangan-jangan Timotius tiba terlalu lambat untuk melihat dia. Ia mempunyai nasihat dan petunjuk panting bagi anak muda itu, yang kepadanya telah dipercayakan tanggung jawab yang begitu besar; dan sementara mendesak dia supaya datang tanpa berlambatan, ia menulis kesaksian itu agar ia tak perlu lagi mengucapkannya. Jiwanya yang dipenuhi dengan kerinduan terhadap anaknya dalam pekerjaan Injil, dan sidang untuk yang di bawah penjagaannya, Paulus berusaha menanamkan kesan ke dalam hati Timotius tentang pentingnya kesetiaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. . . .

Paulus menutup suratnya dengan mempercayakan Timotius yang kekasih itu pada penjagaan Gembala Agung, yang walaupun gembala-gembala terpukul jatuh, Ia masih menjagai kambing domba-Nya.

Hidupku Kini, hal. 211


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *