PUTUSAN AKHIR

Bank Pustaka
Mari bagikan artikel ini

 

Oleh Dennis Priebe

Mengapa kita hidup? Apakah arti kehidupan? Dengarkan bagaimana salah satu pria mencoba untuk mendefinisikan keberadaan kita:

Apakah kita, saudara? Kita hanya kobaran hasrat yang menyedihkan, sebuah kerdipan remang dari waktu yang abadi. Kita adalah kata-kata yang tak terucapkan, kelaparan yang tak dapat dikenyangkan, dahaga yang tak dapat dipuaskan, sebuah nafsu yang merusak otot-otot kita, meledakkan otak kita dan mencabik hati kita hingga berkeping-keping. Kita adalah sentuhan gairah, kobaran cinta dan ekstasi sesaat, kepingan darah dan penderitaan, sebuah teriakan yang hilang, jam-jam singkat yang menghantui, sebuah keindahan yang hampir tergenggam, bisikan iblis akan kenangan-kenangan yang tak berbentuk. Kita adalah korban pembodohan waktu. (Thomas Wolfe)

Dapatkah kita begitu saja melewatkan ratapan ini sebagai ocehan seorang yang gila, atau adakah logika dibalik kata-katanya? Apakah terdapat bukti dari klaimnya bahwa kita hanyalah korban pembodohan waktu? Jujur saja. Skandal dari Kekristenan adalah keberadaan sebuah dunia dimana kekerasan, keserakahan, dan penderitaanlah yang berkuasa; dimana kekuatan brutal dan kekayaan nasional menentukan nasib sebuah bangsa; dimana tempat kelahiran menentukan apakah seseorang akan dibesarkan merdeka atau diperbudak, nyaman atau kelaparan.

Orang-orang Kristen bersikeras bahwa Tuhan lah yang berkuasa di atas semuanya dan Ia peduli terhadap ciptaannya serta turut campur tangan dalam kehidupan mereka untuk melaksanakan kehendak-Nya. Tapi bukti-bukti menyerukan, Tidak! Dimanakah Allah yang pengasih ini ketika jutaan orang dibantai  di dalam lubang tanah dan ruangan gas para Nazi Jerman? Dimanakah Dia sekarang ketika kelaparan mengakhiri keberadaan menyedihkan dari ribuan anak tak berdaya? Bagaimana mungkin kita dapat menyelaraskan teologi dengan realita; seorang Tuhan yang pengasih dengan kengerian kehidupan?

Kita tidak dapat menyelesaikan dilema ini dengan bukti dari panca indra kita. Metode ilmiah yang biasa kita gunakan untuk mengerti dunia dan peran kita di dalamnya tidak akan dapat mempertemukan dua kutub berlawanan antara baik dan jahat. Satu-satunya cara yang mungkin untuk bebas dari keputusasaan adalah melalui lompatan iman paling luar biasa yang dapat kita bayangkan. Kita harus mempercayai sebuah cerita yang diceritakan kepada kita oleh sebuah Sosok yang bahkan keberadaan-Nya tidak dapat kita buktikan. Untuk  mempersulitnya lagi, cerita ini bersikeras bahwa dilema kita hanya dapat diselesaikan jika kita mengakui keberadaan milyaran makhluk-makhluk tak terlihat di seluruh alam semesta. Sensus untuk membuktikan keberadaan-keberadaan bahkan satu saja dari makhluk-makhluk ini belum dilakukan. Dan lagi, jika kita menolak semua ini kita terpaksa menggemakan kata-kata yang saya gunakan di awal. Sebuah lompatan iman yang luar biasa! Sekarang mari kita menganggap kisah yang diceritakan dalam sebuah buku berusia 3.500 tahun, bukan sebagai dongeng atau legenda, melainkan sebagai sejarah yang dapat dipercaya, yang layak dipertaruhkan dengan nyawa kita sendiri.

Saya meminta anda untuk mempercayai cerita yang luar biasa ini, bukan karena saya dapat membuktikan kebenarannya, tetapi karena Buku ini mengatakan bahwa itu adalah benar. Saya meminta anda untuk mengatur semua persepsi anda selaras dengan pandangan mengenai dunia yang diuraikan dalam setiap halamannya. Lebih jauh lagi saya mempertahankan bahwa cara ini, dan cara ini saja, yang dapat menghindarkan kita dari skandal utama Kekristenan- seorang Allah yang baik yang mengizinkan kejahatan yang keterlaluan untuk merajalela di planet ini.

Ya, kita memiliki sebuah jawaban, namun jawaban ini merendahkan intelek kita dan mengacaukan  analisis rasional, karena ia terdapat di dalam alam iman. Apakah anda mengerti bagaimana keadaan bisa sampai dari kekekalan ke saat ini, dan lebih pentingnya lagi, bagaimana keadaan akan berlanjut dari saat ini menuju kekekalan? Kita sekarang akan mencoba, melalui cara yang sangat ringkas, untuk menelaah jalannya cerita, dengan harapan kita dapat menemukan dengan tepat bagaimana keberadaan kita dalam dunia yang jahat bisa masuk akal dalam alam semesta Tuhan.

 

Pada Mulanya

Di awal dari segala permulaan, Tuhan harus membuat keputusan-keputusan yang teramat susah. Akankah Ia menciptakan kehidupan atau tidak? Lebih penting lagi, kehidupan seperti apa yang akan Ia ciptakan? Akankah kehidupan itu terprogram seperti komputer untuk berperilaku dengan cara tertentu? Apakah seperti binatang berperilaku naluriah namun tidak memiliki hati nurani? Atau akankah tingkat tertinggi dari ciptaan dijadikan sangat mirip dengan Tuhan sendiri, memiliki kepekaan moral dan kebebasan setiap individu untuk memilih takdirnya sendiri?

Keputusan Tuhan dibuat jauh lebih sulit lagi karena pengetahuan-Nya akan masa depan. Ia melihat dengan jelas bahwa memberikan kebebasan memilih akan menuntun kepada kengerian-kengerian yang sudah terlalu akrab dengan kita sekarang. Akankah ia menciptakan robot, atau binatang, atau makhluk dengan gambar dan rupa-Nya sendiri yang hampir menghancurkan alam semesta milik Nya? Tuhan tahu bahwa lebih baik tidak menciptakan suatu apapun dari pada hanya menciptakan robot atau makhluk tanpa kebebasan memilih. Ia mengerti bahwa hanya makhluk dengan kebebasan memilih sepenuhnya lah yang dapat memasuki hubungan yang ingin Ia miliki bersama ciptaan-Nya. Jika menganugerahkan makhluk-makhluk berakal budi sebuah kebebasan penuh, Tuhan akan memaparkan seluruh alam semesta terhadap bahaya yang teramat sangat. Semua makhluk ciptaan-Nya dapat memilih menentang Dia, dan membinasakan diri mereka sendiri. Jika terdapat cara dimana Tuhanlah yang bertanggung jawab atas adanya kejahatan, hal itu karena Ia mengizinkan kebebasan memilih, dengan semua opsi sepenuhnya terbuka. Tetapi hari ini saya berterimakasih kepada Tuhan karena Ia tidak memilih opsi-opsi lainnya, dan karena saya berdiri dengan bebas dalam alam semesta Tuhan untuk membuat pilihan-pilihan saya sendiri, tanpa tombol-tombol tersembunyi yang dapat ditekan oleh kuasa yang lebih tinggi untuk mengambil keputusan bagi saya. Bahkan di tengah-tengah kejahatan dan keputusasaan, saya akan berdiri bebas untuk memilih jalan yang lain, tanpa takdir yang menentukan nasib saya.

Kebebasan memilih adalah konsep paling penting dalam sejarah alam semesta. Itu adalah hak setiap makhluk ciptaan yang tak dapat diganggu gugat, yang dimana Tuhan tidak akan mencampurinya, dan setan dilarang untuk mengutak-atiknya. Jawaban dari hampir semua pertanyaan yang ada sekarang ini menunjuk kembali pada konsep kebebasan memilih. Karena sifat alamiah dari kebebasan memilih adalah bebas dari paksaan, semua keputusan yang diambil adalah tanggung jawab penuh setiap individu, dan tidak dapat dibebankan kepada Tuhan. Tidak dapat ditentukan sebelumnya atau dikontrol.

Meskipun Tuhan mengetahui bahwa seorang malaikat akan menggunakan hak kebebasan memilih menentang Dia, kebebasan individu sangatlah penting sehingga Tuhan tetap memutuskan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas. Sekali keputusan ini dibuat, tidak akan mungkin bagi Tuhan untuk menyingkirkan Lucifer dari rencana penciptaan-Nya. Jika Tuhan melenyapkan semua makhluk yang akan menentang Dia sebelum menciptakan mereka, apakah kebebasan memilih itu benar-benar nyata atau hanya tipuan? Prinsip paling penting ini akan menjadi sebuah kebohongan, dan Tuhan akan sepenuhnya menyadari kemunafikan-Nya sendiri.

 

Bagaimana Tuhan Akan Menanggapi Pemberontakan?

Lusifer telah membuat keputusan fatalnya atas rencana Tuhan untuk menciptakan manusia di bumi. Lusifer tidak diikutkan dalam pembahasan akan rencana Allah, sehingga kecemburuan memenuhi hatinya. Kecemburuannya tertuju kepada posisi Kristus dalam Keallahan, dan hasil akhir dari ketidakpuasannya adalah pemberontakan terang-terangan. Seiring pemberontakan tersebut bertumbuh, Lusifer mempertanyakan karakter Tuhan. Ia mengatakan bahwa Tuhan tidak adil dan tidak mungkin dituruti. Hukum Tuhan adalah target alami bagi Lusifer, karena Hukum menggambarkan karakter Tuhan. Jika hukum terbukti tidak adil, maka secara otomatis karakter Tuhan bercela, dan Ia tidak layak disembah dan dituruti. Mengetahui sasaran dari serangan Lusifer ini sangatlah penting untuk dapat mengerti metode Tuhan dalam mengatasi pemberontakan.

Jelas-jelas, sekali Lusifer telah menggunakan kebebasan memilih yang ia miliki untuk menentang Tuhan, Tuhan tidak dapat menyelesaikan masalah ini hanya dengan menghancurkannya. Satu-satu nya cara untuk menyelesaikan permasalahan ini secara permanen adalah dengan mengizinkan proses kebebasan memilih untuk berjalan mengikuti arah alamiahnya. Ketika keputusan semua anggota dari alam semesta Tuhan telah dibuat, maka pertaruhan besar Lusifer dapat diakhiri. Karakter dan kedaulatan Tuhan harus dibenarkan oleh waktu dan demonstrasi, tidak dengan paksaan atau otoritas. Tuhan mengizinkan kesengsaraan dosa karena penurutan yang dipaksakan tidaklah berarti. Ia berketatapan melindungi kebebasan memilih meski berapapun juga harganya. Tuhan tidak menghalangi Hawa dari berbuat dosa, karena Ia tidak akan mencampuri kebebasan memilih. Yesus datang ke dunia untuk mengizinkan manusia sekali lagi memilih dengan bebas. Dan dosa tidak akan berakhir sampai setan sendiri tunduk dan mengakui Ketuhanan Yesus (Roma 14:11). Kebebasan ini memang sangatlah mahal, tetapi keberlangsungan kehidupan alam semesta sedang dipertaruhkan.

Alasan mengapa Allah menanti begitu lama bagi dosa untuk matang adalah agar Ia sendiri yang akan diadili di hadapan semesta alam. Apakah tuduhan Setan benar atau tidak? Akankah dosa membenarkan Tuhan atau setan? Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan telah menyerahkan karakternya sendiri diselidiki dan dihakimi ciptaan-ciptaan-Nya. Keseluruhan dari rencana keselamatan berputar mengelilingi fakta ini, dan tidak dapat mencapai akhirnya hingga semua tuduhan terhadap Tuhan telah ditolak.  “Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi.” (Roma 3:4)

Sulit bagi Allah untuk menjelaskan kepada para malaikat perbedaan halus namun vital antara kebenaran dan tuduhan-tuduhan setan. Bahkan bagi-Nya, lebih efektif untuk memperagakan fakta daripada menjelaskannya. Inilah mengapa Alkitab sangat banyak memaparkan bagaimana Allah mengatasi pemberontakan dan perlakuan-Nya terhadap mereka yang telah terjerat oleh akibat-akibatnya.

Serangan Setan segera diikuti oleh pemberontakan terencana, yang dengan cepat berkembang menjadi pemberontakan masal, sebagaimana sebuah planet seluruhnya mulai hidup menurut sistem hukumnya. Pertentangan besar antara Kristus dan Iblis mencapai puncaknya, dan cara Allah mengatasi pemberontakan ini diawasi dengan sangat oleh makhluk-makhluk yang tidak jatuh ke dalam dosa. Tentu saja hal itu mendatangkan kekaguman oleh karena prinsip kebebasan memilih, Allah mengijinkan kejahatan untuk berkuasa dengan bebas. Namun hanya inilah yang dapat mencegah kejahatan jangka panjang yang menghancurkan.

Prinsip itu adalah penjelasan terbaik yang kita miliki, agar dapat mengerti bagaimana sebuah dunia yang begitu jahat dapat hidup berdampingan dengan Tuhan yang baik. Penderitaan dan tragedi terdapat di alam semesta karena pilihan-pilihan yang dibuat oleh individu bebas, dan Tuhan tidak akan mengesampingkan kebebasan mereka untuk memilih. Karena pilihan manusia setan telah menjadi penguasa sementara planet ini. “Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaataan kepada kebenaran?” (Roma 6:16). Bahkan Perjanjian Baru mengatakan setan sebagai “… ilah zaman ini telah membutakan mereka yang tidak percaya…” (2 Korintus 4:4 KJV)

Dunia ini tidak mencerminkan jalan-jalan Tuhan sama sekali; justru dunia mengungkapkan sistem pemerintahan Setan dan buah-buah pemberontakannya bagi semua makhluk untuk diamati. Setan hanya diizinkan melakukan kehendaknya untuk sementara waktu agar setiap individu dapat membuat pilihan yang beralasan antara Tuhan dan Setan.

 

Demonstrasi yang Sangat Penting

Ketika Adam dan Hawa termakan argumen Setan, Allah memulai rencana keselamatan. Satu-satunya harapan bagi umat manusia dan bagi pemerintahan Tuhan kini terletak pada campur tangan Tuhan sendiri dalam keadaan manusia. Resiko yang sangat besar dari rencana ini di saat yang sama juga menjadi hal yang memberinya potensi untuk menyelamatkan alam semesta. Juruselamat tidak akan beroperasi sebagai dewa yang berkekuatan melampaui manusia, tapi justru sebagai manusia dengan segala keterbatasannya, untuk membantah atau membenarkan tuduhan Setan terhadap hukum dan karakter Tuhan. Setan sekarang menuduhkan bahwa tidak mungkin bagi keturunan Adam manapun untuk menuruti hukum Tuhan. Sangat penting bagi Anak Allah untuk dilahirkan di dunia ini seperti kita, untuk menutup tuduhan bahwa tidak mungkin bagi manusia yang telah jatuh untuk menuruti hukum Tuhan yang suci.

Seluruh semesta sangat tertarik mengamati bagaimana Kristus dan Setan bertempur di sebuah planet dimana Setan berkuasa sebagai pangeran. Lebih dari tiga puluh tahun mereka mengamati tuduhan-tuduhan Setan dikalahkan, satu persatu. Demonstrasi ini berpuncak di Kalvari, ketika usaha terakhir setan untuk mendiskreditkan Tuhan gagal dengan memalukan. Disana pertarungannya untuk memenangkan pikiran makhluk-makhluk yang tidak jatuh dalam dosa berakhir pada kekalahan. Sekarang mereka memiliki bukti bahwa Tuhan sepenuhnya baik-bahkan hingga mati- dan bahwa hukum-Nya sepenuhnya adil. Setan benar-benar telah jatuh bagai kilat dari langit, dan dengan membunuh Anak Allah yang tidak berdosa ia telah jatuh dari arena penting dalam pemikiran makhluk-makhluk yang tidak jatuh ke dalam dosa. Setelah Kalvari, Setan tau bahwa ia telah dikalahkan. Mulai dari sana, ia dan malaikat-malaikat yang telah jatuh akan selamanya sendiri, tanpa sedikitpun simpati dari makhluk-makhluk dalam lingkup surgawi.

 

Mengapa Kita Masih Disini?

Betapa menakjubkan serangan balik yang dilakukan Tuhan terhadap penipuan-penipuan Setan! Tuhan tentu dapat dengan cepat mengikat ujung-ujung tali yang masih lepas dan menyelesaikan seluruh permasalahan dosa. Tapi seperti yang ditanyakan sebuah judul buku yang terbit baru-baru ini, “Jika Tuhan Telah Menang dalam Peperangan, Mengapa Peperangan Masih Belum Berakhir?” Memang, apa yang kita lakukan disini, 2000 tahun setelah pertarungan yang menentukan itu?

Sekali lagi, kita harus ingat bahwa maksud Tuhan dalam rencana keselamatan adalah untuk menyelesaikan ekperimen dosa dengan tegas dan final, tanpa menyalahi kebebasan memilih individu manapun yang pernah hidup. Hal ini memerlukan perencanaan operasi yang sangat mendetail, dengan semua kemungkinan akan bantahan dan pertanyaan dan perangkap telah diperkirakan dan diantisipasi. Jadi kita harus menyimpulkan bahwa tidak semua pertanyaan terjawab di salib, dan tidak semua isu diputuskan. Tentu saja pria dan wanita di bumi ini belum membuat keputusan final mereka mengenai Tuhan dan Setan, meskipun mereka telah memberikan suara untuk pemerintahan Tuhan, mereka masih belum mengerti semua isu yang terlibat dalam pertentangan besar ini.

Sebagai contoh, Setan selalu mengklaim bahwa kasih karunia dan keadilan tidak dapat hidup berdampingan. Jika Tuhan menegaskan hukum yang mutlak untuk semua makhluk ciptaan, maka Ia tidak dapat mengampuni seorang pun yang melanggar hukum. Ini adalah argumen yang telah dikalahkan dengan begitu meyakinkan di kayu salib. Segera setan membalikkan koin dan mulai memperdebatkan bahwa keinginan Tuhan untuk mengampuni orang-orang berdosa membuktikan bahwa hukum-Nya telah ditiadakan. Argumen baru ini akan membutuhkan beberapa saat untuk masuk dengan efektif ke dalam pikiran dan pengalaman umat manusia.

Bahkan, setan sangat sukses dengan argumennya bahwa hukum Tuhan ditiadakan di kayu salib. Kebanyakan orang Kristen sekarang percaya bahwa hukum moral telah berakhir ketika Yesus mati di Kalvari. Banyak yang mengajarkan bahwa sekarang kita hanya hidup dibawah hukum kasih, yang diinterpretasikan dengan berbeda oleh masing-masing individu Kristen. Kekristenan sekarang ini benar-benar terbagi karena isu hukum moral Tuhan.

Keberlangsungan pertentangan besar ini telah bertambah 2000 tahun lagi hingga sekarang. Apakah kita lebih dekat kepada sebuah keputusan akhir di abad ke 20 ini dari pada di abad pertama? Apa yang masih harus terjadi sebelum kerajaan Tuhan dan sebuah alam semesta yang bebas dapat hidup selaras satu dengan yang lain? Mungkinkah alam semesta ini diharuskan mengetahui apakah metode pemulihan Tuhan benar-benar bekerja? Mereka telah melihat bahwa Ia dapat mengampuni orang berdosa. Tapi pengampunan berhubungan dengan sikap Tuhan terhadap manusia. Bagaimana dengan sikap manusia terhadap Tuhan? Hal itu selalu menjadi pusat permasalahan. Tuhan menawarkan membawa sikap-sikap memberontak ini kembali kepada kesetiaan yang tetap kepada diri-Nya. Dapatkah Ia berhasil? Dapatkah mantan-mantan pemberontak ditempatkan di bumi yang baru dan tak berdosa tanpa ada kemungkinan munculnya perputaran dosa dan pemberontakan yang baru? Tuhan bahkan mengajukan untuk merelokasikan sekelompok orang istimewa langsung menuju surga sebelum mereka mati. Dapatkah Ia menyelesaikan tugas yang begitu hebat itu?

Tuhan telah memilih pembenaran dan penyucian sebagai metode Nya untuk membawa manusia yang memberontak kembali sejalan dengan Nya. Pembenaran bekerja demikian: Karena masa lalu tidak dapat diulangi kembali, dosa-dosanya hanya dapat diampuni. Jadi Tuhan membebaskannya; melalui iman kematian Kristus membayar hutang dosa dan menghapuskan beban rasa bersalah kita. Bukan hanya memaafkan kita, Ia juga mengangkat kita ke dalam keluarga Allah, agar kita bukan lagi orang asing melainkan putra putri Raja alam semesta ini. Lebih lagi, dengan kuasa Roh Kudus yang ajaib kita dilahirkan kembali. Sifat lama kita disalibkan bersama Kristus, dan kita menjadi ciptaan baru, dengan keinginan dan tujuan baru yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Penyucian adalah proses yang mengikuti bangkitnya pembenaran. Karakter manusia, yang menentukan tindakan-tindakan di masa kini dan masa depan, dapat diubah; maka Tuhan menyediakan kuasa yang tidak kita miliki untuk mengubah tujuan dan tindakan. Banyak orang bertanya-tanya apakah Tuhan dapat menyelesaikan tujuan ini, atau hanya dapat direalisasikan sebagian saja dalam kehidupan mereka. Apakah janji-janji Tuhan dapat dipercaya?

Pertanyaan-pertanyaan ini membawa alur cerita ke zaman kita sekarang. Apa yang masih harus terjadi, di surga dan di bumi, sebelum Tuhan dapat sepenuhnya menyelesaikan permasalahan dosa? Saya yakin bahwa Tuhan tidak akan membiarkan penderitaan karena dosa berlangsung semenit pun melewati waktu dimana persoalan terakhir telah diputuskan. Jika itu terjadi, maka Tuhan- dan bukan Setan- yang bertanggung jawab atas penderitaan yang diakibatkan oleh dosa. Hal ini berarti dua hal: Pertama, tidak ada jam astronomis yang berdetak menentukan waktu yang tersedia bagi umat manusia. Kenyataan dari kebebasan memilih menghalangi tindakan sewenang-wenang dari Tuhan. Kedua, tidak semua persoalan telah diputuskan, maka sangat penting bagi kita untuk mengetahui sebanyak mungkin persoalan-persoalan yang tersisa dan bagaimana kita dapat berpartisipasi dalam penyelesaian akhir ini.

 

Fase 1- Penghakiman di Surga

Pernahkah anda bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di surga sekarang ini? Ada sebuah penghakiman yang berlangsung disana, namun tidak seperti yang digambarkan oleh karikatur. Tuhan tidak sedang meneliti buku-buku untuk menetapkan siapa yang akan selamat atau binasa. Yesus tidak sedang membujuk Bapa-Nya untuk berbelas kasih. Yesus dan Bapa-Nya bukanlah lawan. Ingat sikap Allah di awal mula permasalahan dosa? Dari pada bersikap sewenang-wenang, Tuhan membuka karakter dan pemerintahannya kepada pengamatan semua makhluk yang telah diciptakan-Nya. Penghakiman hanyalah fase yang menentukan keseluruhan dari proses ini.

Sekali lagi, Tuhan membuka karakter-Nya untuk dievaluasi; dalam maksud yang sangat nyata Ia lah yang sedang dihakimi. Tuhan ingin setiap makhluk di alam semesta untuk merasa puas akan bagaimana Ia mencapai keputusan untuk menyelamatkan sebagian orang dan menolak yang lain. Ingat bahwa permasalahan pokok yang dipertaruhkan dalam pertentangan besar ini bukanlah nasib setiap individu melainkan karakter dan metode dari hakim itu sendiri. Harapan besar Setan adalah untuk menemukan Juri itu dalam tindakan yang tidak adil- sebuah putusan yang tidak dapat dipertahankan, suatu sikap yang pilih kasih. Tuhan harus mempertahankan keputusan-Nya kepada makhluk yang setia dan yang memberontak. Jadi dalam pekerjaan penghakiman ini, Tuhan mengundang semua yang memperhatikan untuk memeriksa sementara Ia meninjau kembali catatan-catatan dan keputusan-keputusan-Nya sendiri.

Jangan pernah lupa bahwa persoalan ini adalah antara Tuhan dan Setan, dan bahwa Tuhan harus membuktikan tuduhan-tuduhan Setan itu salah. Dalam penghakiman ini, akankah karakter Tuhan dan sikap-Nya terhadap orang berdosa dibenarkan? Ketika semua bukti telah didapatkan, akankah setiap makhluk mengakui bahwa Ia telah menghakimi dengan adil? Keinginan Tuhan agar kita semua memeriksa catatan-catatan itu meyakinkan kita sebuah jawaban yang positif. Tanpa penghakiman akhir ini dosa tidak dapat benar-benar diakhiri.

 

Fase 2- Demonstrasi di Bumi

Sekarang, apa yang masih harus diselesaikan di bumi untuk membereskan persoalan dalam pertentangan besar ini? Ingat, Setan masih mendesak tuduhan-tuduhannya melawan keabsahan dan kepraktisan hukum Tuhan, dan Tuhan belum memberikan jawaban kepada setan kecuali melalui cara kebebasan untuk memilih.

Untuk membenarkan tuduhannya, Setan menyimpan catatan akurat atas setiap godaan yang berhasil dilakukannya. Ia tidak akan membiarkan Tuhan melupakan satu pun. Harapannya adalah untuk memiliki kuasa atas mereka yang mengklaim mencintai Tuhan, dan dengan demikian mendiskreditkan kuasa Tuhan untuk mengubah karakter dan perilaku. “Apakah orang-orang ini yang seharusnya menggantikan tempat saya di surga?” ejeknya. “Apakah mereka yang mengklaim mematuhi hukum Tuhan? Bukankah mereka mengutamakan kepentingan mereka sendiri diatas Mu? Akankah Engkau membuang aku dan malaikat-malaikatku dari surga, namun menghadiahi orang-orang yang disebut Kristen ini, yang telah melakukan dosa yang sama?

Yesus tidak berdebat dengan Setan. Ia hanya terus menawarkan kuasa-Nya bagi mereka yang mencintai Dia dalam kepercayaan bahwa segera akan ada jawaban yang jelas dan final atas tuduhan-tuduhan Setan. Fakta pokok yang harus kita hadapi sehubungan dengan tuduhan-tuduhan tersebut adalah hanya orang-orang yang murni, jujur, dan pengasih lah yang dapat membawa kredibilitas terhadap karakter Tuhan di dunia ini. Tuhan telah menjanjikan kuasa yang dahsyat bagi orang-orang yang telah menyerahkan diri mereka sepenuhnya. Ketika umat-Nya siap untuk menerima kuasa itu seluruhnya, maka karakter Tuhan akan ditunjukkan kepada dunia dalam bukti yang hidup.

Tentu saja tidak ada pembeda lebih besar bagi sekelompok orang daripada dikenal di seluruh alam semesta sebagai wakil-wakil kebenaran dalam pertentangan besar mengenai Tuhan. Merupakan sebuah kehormatan bagi kita untuk turut bersama para malaikat setia dalam menceritakan dan menghidupkan kebenaran tentang Tuhan, dan mendemonstrasikannya dengan lebih jelas dari pada yang pernah dilakukan sebelumnya.

Dunia kita sudah sangat tertipu oleh tuduhan-tuduhan Setan sehingga hanya demonstrasi tak bercela dalam darah dan daging lah yang dapat membuktikan kebenaran dari klaim Tuhan. Kita telah diundang untuk menjadi bukti hidup bahwa kasih karunia Tuhan benar-benar dapat meninggikan derajat pria dan wanita. Hanya darah dan daging -milik saya dan anda- yang dapat membuktikan bahwa injil itu lebih dari sekadar teori!

Setan bergantung pada fakta bahwa kebanyakan orang di dunia ini lebih menyukai jalan hidupnya, dimana diri diutamakan dalam membuat keputusan sehari-hari. Bahkan banyak orang yang mengaku Kristen mendemonstrasikan melalui kebiasaan kemarahan, kepahitan, iri hati, ketakutan, dan keputus-asaan bahwa mereka lebih selaras dengan hukumnya dari pada hukum Tuhan. Jika Tuhan dapat mengubah anggota keluarga manusia yang lemah dan berdosa ini menjadi anak-anak yang tetap dan menurut karena kasih akan Dia, bantahan apa lagi yang dapat ditawarkan oleh setan? Penggabungan antara bukti yang hidup dengan firman yang telah diucapkan adalah kesaksian tak terbantahkan yang akhirnya akan mendiamkan Setan, pendakwa itu; dan membenarkan Tuhan, sang pembela, dalam drama ruang pengadilan kosmik ini.

Maka orang-orang Kristen sekarang ini berusaha untuk hidup suci- bukan agar Tuhan memandang mereka baik, tetapi agar dunia memandang baik akan Tuhan yang terlihat melalui mereka. Umat Kristen membenci dosa di kehidupannya, bukan karena ia takut Tuhan akan memandangnya rendah, namun karena ia takut teman-temannya akan memandang rendah Tuhan karena dosa-dosa yang dilakukannya. Generasi akhir umat-umat Tuhan akan sangat yakin terhadap penerimaan-Nya terhadap mereka sehingga mereka dibebaskan untuk hidup sepenuhnya bagi Dia. Keinginan terbesar mereka adalah agar Tuhan mereka yang begitu hebat dapat dikenal oleh dunia. Mereka telah memutuskan bahwa mereka sudah selesai memberontak. Mereka mendapatkan dosa begitu menjijikkan karena Yesus telah memberikan mereka prinsip-prinsip kehidupan yang baru, serta kekuatan untuk menghidupi prinsip-prinsip tersebut. Mereka menjadi bagian dari jawaban akhir Tuhan terhadap tuduhan-tuduhan Setan.

Individu-individu ini akan menyediakan bukti tak terbantahkan bahwa Tuhan tidak meminta sesuatu yang terlalu besar dari ciptaan-Nya ketika Ia meminta penurutan terhadap hukum-Nya. Bayangan karakter Kristus dalam umat-umat –Nya yang setia berbicara dengan jelas bahwa hukum Tuhan bukan tidak adil, dan Tuhan menawarkan kebebasan ketika Ia meminta penurutan. Sebagaimana seorang penulis menjelaskan, “kemuliaan Kristus menjadi lengkap dalam kesempurnaan karakter orang-orang pilihan-Nya.” Babak penutup dari rencana keselamatan- akhir dari dosa- akan terjadi ketika pembenaran akhir dari pemerintahan Tuhan menjadi kenyataan.

Dalam kemenangan Kristus terhadap Setan di kayu salib, kita melihat strategi utama dari perlawanan balik Tuhan, yang menjamin pemusnahan dosa dari alam semesta. Namun, pertarungan terakhir akan dimenangkan oleh orang-orang Kristen yang diperlengkapi dengan kekuatan Tuan mereka. Demonstrasi ini membenarkan klaim Tuhan dan mengizinkan Dia membawa dosa menuju ajalnya.

 

Fase 3- Akhir dari Pemberontakan

Langkah terakhir dari cerita kita, pemeriksaan catatan oleh orang-orang yang selamat pada waktu milenium, adalah untuk mengizinkan umat manusia untuk memeriksa pekerjaan Tuhan supaya mengerti keputusan-Nya, sebagaimana Ia mengizinkan makhluk-makhluk yang tidak jatuh untuk melakukan hal yang sama saat penghakiman. Dan di akhir dari milenium, seluruh dunia yang tidak diselamatkan akan berkumpul dihadapan takhta Tuhan untuk tujuan yang sama. Sebuah poin yang menentukan harus dibuat dengan jelas. Semua, termasuk mereka yang tidak selamat, akan mengerti mengapa Setan dan dosa harus dihancurkan. Pengakuan akhir dari keadilan dan kasih Tuhan akan sepenuhnya membenarkan nama Tuhan. Semua akan melihat bahwa dosa tidak memiliki dalih atau alasan, dan bahwa penurutan adalah satu-satunya jalan menuju hidup dan kebahagiaan.

Hanya melalui proses yang panjang, menyakitkan, dan membingungkan ini lah dosa dapat dimusnahkan sembari mempertahankan kebebasan memilih setiap makhluk. Kebebasan ini adalah pokok dari rencana Tuhan untuk alam semesta. Mengapa kebebasan begitu penting? Karena tanpa kebebasan untuk menolak Tuhan kita juga tidak dapat memilih Dia – dan tanpa pilihan, tidak mungkin ada cinta. Allah mencintai ciptaan-Nya, dan seorang kekasih ingin dikasihi balik oleh pasangannya. Waktu yang kekal untuk jatuh cinta dengan Pencipta kita akan membuka pandangan yang lebih lebar mengenai kebebasan, kemungkinan pencapaian yang lebih tinggi daripada yang kita ketahui di dunia yang telah digelapkan ini.

Kini kita harus membuat pilihan yang akan mempertahankan kebebasan kita untuk selamanya dan membenarkan karakter Tuhan yang begitu mencintai kita sehingga Ia mempertaruhkan segalanya- agar kita dapat menikmatinya bersama-sama dengan Dia.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *