RELA MATI DEMI IMAN

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

Blog_DyingForFaithBersediakah Anda mati untuk kepercayaan Anda kepada Yesus?

Negara Sudan adalah tempat yang sangat susah bagi seseorang untuk menjadi Kristen. Pada daftar negara Open Door World Watch yang mana orang Kristen menjadi target karena iman mereka, negara yang dilanda kemelaratan ini berada di ranking 11. Sudan dilabel sebagai tempat “penganiyayaan ekstrim.” Ekstrimis Islam di sana bertanggung jawab atas pembunuhan, perampokan, pernikahan paksa, penangkapan dan deportasi-deportasi.

Meriam Ibrahim adalah seorang wanita Sudan Kristen dan ibu yang baru melahirkan yang ditahan atas tuduhan kemurtadan. Sementara dia di penjara menunggu pengadilan bulan lalu, dia melahirkan seorang putri. Dua minggu kemudian dia secara formal dijatuhi hukuman cambuk 100 kali, dan dihukum gantung. Meskipun pengadilan mengancam dia agar dia menyangkal imannya, dia menolak dan memegang teguh kepercayaannya kepada Kristus.

Tetapi lewat pekerjaan para pengacara dan tekanan berat dunia internasional, dan tentunya kasih karunia Tuhan, ibu berusia 27 tahun tersebut akhirnya dibebaskan dari hukuman mati.

Perkiraan konservatif martir Kristen, mereka yang mati sehubungan langsung dengan kesaksian mereka, berada pada angka 1.000 tiap bulan dan meningkat sampai 10.000 tiap bulannya. Banyak perdebatan dalam jumlah orang-orang yang mati sebagai umat Kristen, berpusat pada definisi tentang apa itu artinya menjadi martir.

Kebanyakan organisasi Kristen ini yang menghitung jumlah para martir setuju dalam satu hal: Jumlah orang yang berani mati akan iman mereka dalam Kristus semakin meningkat. Yesus memperingatkan para pengikut-Nya atas apa yang akan terjadi, “Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Matius 10:21,22).

Kemerosotan besar kebebasan beragama menjelang kedatangan Kristus yang kedua pada akhirnya akan mencapai sebuah titik di mana pengikut sejati Kristus tidak dapat untuk “membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya” (Wahyu 13:17). Mereka yang tidak bekerja sama dengan kuasa binatang ini akan terancam kematian (ayat 15).

Terkadang kita melihat dengan kagum orang-orang yang meletakkan nyawanya sebagai martir demi nama Yesus, akan tetapi kita tidak bersedia mengorbankan diri sendiri bahkan dalam hal-hal kecil di keseharian. Apakah kita berani untuk menjadi saksi bagi Kristus di supermarket? Akankah kita membeli dan mengirimkan literatur Kristen pada seorang dewasa yang dalam kebingungan? Apakah kita berbicara sesuatu saat tetangga kita bertanya, “kamu tidak percaya ada arwah gentayangan? Apa yang kamu percayai?”

Kita mungkin suatu saat nanti akan diminta meletakkan nyawa kita yang berharga demi Kristus. Tetapi sampai saat itu tiba marilah kita berani berdiri sebagai saksi Kristus tidak peduli dimanapun kita pergi.

Kantor berita mengabarkan bahwa sekarang Meriam Ibrahim ditahan sekali lagi oleh pemerintah Sudan, kali ini untuk kasus “penipuan.” Tampaknya siksaan yang menimpa keluarganya masih berlangsung. Mohon bantu dalam doa Anda agar situasi ini dapat secepatnya diselesaikan.

 


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *