Tahukah Paulus tentang seseorang yang diangkat ke tingkat ketiga sorga?

Berita AFI
Mari bagikan artikel ini

caught-up-to-heaven-largeAyat dalam pertanyaan: 2 Korintus 12:2

“Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau–entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya–orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.”

Ayat Pembuktian: 2 Korintus 11, 12

Beberapa tulisan Paulus membingungkan untuk pelajar alkitab. Bahasa dan perumpamaannya cenderung berbeda dari penulis alkitab lainnya, dan sekilas terkadang ia nampaknya menganut teologi yang berbeda dengan orang-orang pada masanya. Kalimat dalam pertanyaan dari 2 Korintus itulah contohnya: Dia sepertinya menjelaskan surga dengan beberapa tingkatan, yang mana seseorang nampaknya bisa masuk dan kemudian berbicara dengan manusia yang hidup.

Banyak orang Kristen yang menggunakan ayat ini untuk mendukung pendapat mereka bahwa kehidupan berlanjut setelah kematian dalam bentuk roh tanpa tubuh jasmani. Beberapa gereja bahkan percaya teologi surga terbagi menjadi 3 tingkatan, masing-masing memiliki upah yang berbeda untuk orang-orang yang memasukinya setelah kematian. Untuk terhindar dari kekeliruan doktrin yang kurang tepat, kita perlu, seperti biasanya, belajar konteks dari pasal tersebut dan memeriksa keseluruhan penjelasan Paulus.

Jemaat di Korintus memiliki banyak kelemahan. Hanya dalam beberapa tahun dibentuk, cukup banyak laporan kesombongan rohani, perbuatan asusila, dan kekeliruan teologi kepada Paulus sehingga dia merasa perlu untuk menulis surat yang panjang (1 Korintus) untuk menegur mereka. Suratnya yang kedua untuk mereka menunjukkan masalah yang muncul kemudian. Salah satu kabar yang dihadapi gereja adalah pengaruh pelajaran palsu dalam nama Yesus.

Untuk menegur kabar dari pengajaran palsu, Paulus menghabiskan sebanyak mungkin bagian dari 2 Korintus untuk membangun kembali otoritasnya sebagai pemimpin gereja untuk menjelaskan posisinya kepada mereka yang berusaha mengacaukan otoritasnya dan membahayakan gereja. Sebagaimana dia menjelaskan dirinya sebagai rasul, dia menyebutnya sebagai “Bermegah”. Oleh karena itu, dia “Bermegah” dengan cukup bukti bahwa Yesus berbicara dalamnya. Dalam pasal 11, dia “bermegah” dalam keturunannya sebagai Yahudi; kesusahannya dalam melayani Kristus, termasuk penganiayaan, pengasingan, dan perjalanan berbahaya; dan lolosnya dari Aretas raja dan pemimpin Damaskus. Di pasal 12, dia “Bermegah” atas pengelihatan dan wahyu dari Tuhan.

Sepanjang pasal 11, Paulus dengan jelas memegahkan diri. Tidak ada bukti kontekstual yang memberi kesan bahwa dia mengubah fokus untuk memegahkan orang lain dalam pasal 12. Faktanya, jika demikian itu akan bertentangan dengan penjelasan panjang yang telah dibuatnya! Petunjuk satu-satunya yang mungkin mengarahkan kepada orang lain di pasal 12 adalah dia menggunakan kata ganti orang ketiga.
Pasal ini dalam keseluruhan:

“Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau–entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya–orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, –entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya– ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.” (2 Korintus 12:1-6)

Kesimpulan dari pasal itu membuat jadi jelas bahwa Paulus, tentunya, menunjuk dirinya sebagai seseorang yang “diangkat ke tingkat ketiga surga,” tetapi dia menggunakan kata ganti orang ke tiga untuk menjauhkan dirinya dari timbulnya kesombongan. Untuk membuat hal itu lebih jelas, dia melanjutkan dalam ayat 7 dengan berkata:

“Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.”
Oleh kata-katanya sendiri, paulus mengakui bahwa wahyu yang disebutkan sehubungan dengan “Diangkat ke tingkat ketiga surga” adalah miliknya sendiri. Dengan menguji bukti ini, banyak pelajar alkitab setuju bahwa Paulus menunjukkan apa yang dialaminya 14 tahun sebelumnya.

Menerima ini sebagai cerita kesaksian hidup menghilangkan pemikiran bahwa ayat ini menunjukkan kehidupan setelah kematian, karena Paulus jelas masih sangat hidup ketika dia menuliskan surat untuk jemaat Korintus. Bagaimanapun juga, itu tidak bisa menjelaskan misteri “Tingkat ketiga surga”.

Kenyataanya cukup sederhana. Kata “Surga” digunakan dengan tiga cara yang berbeda dalam alkitab. Pertama mengarahkan kepada langit disekitar bumi, seperti cakrawala (lihat kejadian 1:8 dan 7:11). Kedua, menunjukkan kepada langit luar angkasa, termasuk planet dan bintang. Surga ini sering dijelaskan dalam bentuk jamak (lihat kejadian 1:1). Yang ketiga menunjukkan tempat dimana Tuhan berdiam (lihat Wahyu 16:11 dan 19:1).

Karenanya, ketika Paulus menjelaskan “diangkat ke tingkat ketiga surga,” dia menjelaskan pengalamannya sebagai nabi, melihat pengelihatan surgawi. Dia dibawa Roh Kudus ke surga itu sendiri untuk belajar hal sorgawi langsung dari Tuhan, dengan cara yang hampir sama seperti Yehezkiel dan Yohanes pewahyu ketika mendapat pengelihatan. Setelah pengelihatan itu diberikan, dia melanjutkan kehidupan normalnya.

Ini menjelaskan, bahwa tulisan Paulus dalam 2 Korintus 12 mengajarkan kita tentang pengalaman seorang nabi dalam pengelihatan, daripada keadaan kematian dan kehidupan setelahnya atau keberadaan surga yang bertingkat.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *