Waktu Menimbang

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

unduhan_Waktu-MenimbangKarena Tuhan itulah Allah yang Maha Tahu, dan oleh Dia perbuatan­perbuatan diuji. I Samuel 2:3

Saya telah melihat seorang malaikat berdiri dengan timbangan di tangannya menakar pikiran dan minat umat Tuhan, terutama orang­orang muda. Pada satu timbangan terdapat pikiran dan minat menunjuk ke sorga; dalam timbangan yang satu lagi terdapat pikiran dan minat yang menunjuk ke bumi. Dalam timbangan ini bertimbun semua buku cerita sebagai bahan bacaan, pikiran terhadap pakaian dan pertunjukan, kesombongan, kecongkakan, dan lain-lain. Aduh! Sungguh suatu saat yang khidmat! malaikat-malaikat Allah berdiri dengan timbangan, menimbang pikiran-pikiran mereka yang mengaku anak­anakNya – mereka yang mengaku mati dalam hal-hal duniawi dan hidup bagi Allah.

Timbangan yang penuh dengan pikiran terhadap dunia kesombongan dan kecongkakan yang segera memberat ke bawah, bobot demi bobot menggelinding dari timbangan itu. Orang yang pikiran dan minatnya cenderung ke sorga segera terangkat ke atas sedangkan yang lain turun ke bawah, dan aduh, betapa ringannya! Saya dapat menerima hal ini sebagaimana adanya tetapi belum pernah saya memperoleh kesan yang khidmat dan jelas dalam pikiran saya, sampai ketika saya melihat malaikat dengan timbangan yang menimbang pikiran dan minat umat Allah. Malaikat itu berkata: “Dapatkah yang demikian masuk sorga? Tidak, tidak pernah: Beritakan kepada mereka bahwa pengharapan yang mereka miliki sekarang itu sia-sia, dan kecuali mereka cepat bertobat dan mencapai keselamatan maka mereka pasti binasa.” …

Saya melihat bahwa banyak orang yang mengukur diri mereka sendiri di kalangan mereka sendiri, dan memperbandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain. Ini tidak boleh jadi. Tidak ada orang lain kecuali Kristus yang menjadi teladan kita. Dialah Pola kita yang sejati, dan masing-masing kita harus berjuang supaya unggul dalam meniru Dia. …

Saya melihat bahwa ada yang belum mengetahui apa yang disebut penyangkalan diri atau pengorbanan, atau apa artinya menderita demi kebenaran. Tetapi tidak seorangpun yang akan masuk sorga tanpa mengadakan suatu pengorbanan. Suatu roh menyangkal diri dan berkorban harus dimillki. Ada yang belum mengorbankan diri mereka sendiri di atas mezbah Allah. Mereka biasa terburu-buru, bertingkah gelisah, memanjakan selera mereka, dan memenuhi keinginan mereka sendiri bukan keinginan Allah. Mereka yang rela mengadakan suatu pengorbanan untuk hidup kekal, akan memilikinya, dan pantas untuk menderita, pantas untuk menyalibkan diri, dan mengorbankan setiap berhala. Bobot kemuliaan yang kekal yang jauh melampaui menelan segala perkara dan memudarkan setiap kepelisiran duniawi.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *