Wanita Berbaju Kirmizi

Wanita Berbaju Kermizi

Bank Pustaka
Mari bagikan artikel ini

BK-SWKata pengantar

Dimana-mana orang-orang menanyakan pertanyaan yang sama mengenai gereja yang modern. Mengapa ia terlihat sangat lemah dan berkompromi? Dimanakah api dan kekuatan zaman dulu yang menandakan gereja di generasi yang lalu. Pertanyaan-pertanyaan ini yang memangsa pikiran banyak orang Kristen saat mereka menyaksikan berkurangnya pengaruh institusi keagamaan. Tampaknya sesuatu yang salah sudah terjadi. Anggota gereja menghabiskan lebih banyak waktu di tempat-tempat pertunjukan dan hiburan dari pada di rumah Tuhan. Ada sedikit keteguhan iman, dan hampir tidak ada kedisiplinan untuk mereka yang membungkuk lemah untuk untuk memanjakan gaya hidup daging dan duniawi.

Dimana kita bisa menemukan pendeta pemberani yang tidak takut menyatakan dosa secara gamblang (berani tanpa ada yang disembunyikan) Paulus menyerukan gembala-gembala pada zamannya untuk “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Kemudian, dia membuat ramalan yang mencengangkan: “Karena akan dating waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknyauntuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng” 2 Tim 4:2-4.

 

Firman ini terpenuhi di depan mata kita sendiri. Dongeng diajarkan, pesan doctrinal mengering, dan jutaan berpaling dari kebenaran untuk kesenangan hampa. Setiap kotbah yang menuntut penurutan atau penyangkalan diri ditolak secara tak terkendali sebagai legalis dan menghakimi. Suara teguran jarang terdengar, dan kotbah tajam yang mengidentifikasikan anti Kristus secara Alkitabiah dilihat sebagai hal yang kasar dan tidak mengasihi.

 

Apakah kita memiliki gambaran secara luas? Saya tidak percaya bahwa setiap pengamat cermat atas kejadian rohani akan menentang apa yang kita miliki. Sudah pasti setan sedang bekerja lebih keras di dalam gereja dari pada di luar gereja, dan rencananya adalah untuk menghasilkan pemalsuan kebenaran yang sangat pintar yang pernah ada. Dengan menciptakan sistem paralel yang kejam untuk doktrin yang keliru di dalam gereja, ia sudah memimpin jutaan orang kepada kebaktian yang salah. Alur yang kejam telah diakui dan oleh Roh Kudus sebelum penipu besar itu memulai melaksanakn elemen utama rencananya setelah waktu gereja kerasulan.

 

Tetapi sebelum kita mengarah kepada penjelasan inspirasi Yohanes untuk cerita kotor pada buku Wahyu, marilah kita membaca deskripsi kenabian yang lain tentang keadaan spiritual pada masa pergolakan itu.  Paul mengingatkan: “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.” Kis 20:29 Juga, ia menuliskan, “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri diatas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.” 2 Tes 2:3-4.
Perkataan Paulus tidak mengungangkapkan dari bentuk kemurtadan ataupun  identitas manusia berdosa yang akan memikul hak istimewa Tuhan, melainkan program itu akan mulai terbuka secara jelas pada zaman gereja awal.  Sesaat sesudah peringatan  tersembunyi (rahasia) Paulus tentang pergerakan anti Kristus di dalam gereja, Yohanes terkasih mulai mencatat penglihatan apokaliptik yang misterius di pulau Patmos. Sebagaimana simbol-simbol dari wahyu-wahyu tersebut telah diterangkan lebih jelas melalui perbandingan antara penelitian nubuatan yang cemat, menjadi mudah melihat bahwa Yohanes hanya memperluas referensi terselubung sebelumnya menjadi dua bagian yang berkembang tentang yang baik dan jahat pada saat gereja akhir kerasulan.

 

Tanpa pengertian makna sejarah Bahasa teka-tekinya, Yohanes menjelaskan secara tepat mengenai kontroversi kosmik antara Kristus dan Setan sejak permulaan. Konflik sejak dahulu kala berfokus atas manipulasi kemunculan Kristus palsu oleh setan sendiri, yang berusaha menghancurkan hukum Tuhan. Di perang dahsyat bernama Armagedon, lawan terbesar akan menggabungkan baik kekuasaan religius dan sekular dunia melawan kelompok minoritas orang-orang yang setia yang menolak untuk melanggar hukum Tuhan. Sistem anti-Kristus dibawah kendali setan, akan menjadi kekuatan kuat untuk menekan kebenaran dan menjadikan hukuman mati untuk mereka yang menolak untuk bekerjasama dengan konfederasi iblis.
Dalam suratnya Yohanes terkasih menyatakan,” dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.” 1 Yohanes 4:3 Karena ia mengetahui roh antikristus yg dinubuatkan telah berlangsung pada zamannya, Yohanes bekerjasama penuh dengan Roh Kudus dengan menyelubungi uraian kuasa itu dengan Bahasa simbolis, yang tidak dapat dikenali oleh musuh yang kemungkinan akan memusnahkan catatan mengaggumkan itu sekaligus.

 

Dua sisi (dalam) konflik

Yohanes menggunakan berbagai variasi warna-warni dan simbol-simbol untuk menggambarkan elemen-elemen yang terlibat dalam kontroversi akhir antara Kristus dan setan, sebagai contoh: seekor naga, seekor domba, dan dua binatang buas yang liar. Tetapi perwakilan yang paling terkemuka dari dua sisi pusat pertikaian dua wanita yang dijelaskan dalam pasal 12 dan 17. Tidak ada kata-kata yang dapat ditemukan untuk mengindentifikasikan lebih jelas sifat pasukan yang bersaing dalam pertandingan ini. Di satu sisi adalah wanita murni dari Wahyu 12, berjubahkan keagungan matahari, memakai mahkota bintang, dan berdiri di atas bulan. Ini melambangkn gereja yang benar, mempelai wanita Kristus. Nabi-nabi telah menubuatkan :”Adakah puteri Sion sama seperti padang yang paling disukai”. Yeremia 6:2  “..Engkau adalah umatku” Yesaya 5:16.

 

Kemudian, Paulus menggunakan simbolisme gereja yang sama saat ia menulis :” Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” 2 Korintus 11:2.

Di sisi yang lain, Yohanes menuliskan dalam Wahyu 17 mengetahui aktivitas mabuk,  pelacur berpakaian merah, duduk di atas semua air dan menggenggam cawan emas kebencian ditangannya. Disini adalah pertentangan wanita murni dari pasal 12. Wanita tetap melambangkan sebuah gereja, tetapi satu yang telah melakukan perzinahan rohani. Cawannya penuh dengan percabulan. Menurut Alkitab,ini melambangkan penyelewengan dari Kristus dan ketidaksetiaan terhadap firmanNya: “Walaupun telah menikah dengan Kristus, tapi gereja tidak menuruti firmanNya, mengambil pengajaran duniawi, musuhNya, dan oleh karena itu menjadi pelacur rohani. Persundalan di dalam cawan itu mengangkat pengajaran yang salah dan doktrin yang bertentangan dengan Kristus, suami yang benar itu.

Seperti buku Wahyu menggolongkan penduduk dunia mengikuti Kristus atau naga, menuruti yang benar atau yang salah,  menerima tanda binatang atau meterai Allah, jadi itu menggambarkan setiap individu pada akhir zaman pada sisi simbolis pelacur itu atau pada sisi perawan murni itu.  Betapa pemikiran yang khidmat bahwa setiap orang yang membaca firman ini sekarang akan termasuk dalam satu kategori atau yang lainnya. Tidak akan ada jalan tengah. Itu akan menjadi kemah yang telah diselamatkan atau kemah orang yang tersesat. Rasul melihat ke satu sisi dan melihat  kemurkaan Tuhan tumpah kepada mereka dengan tanda binatang itu. Kemudian, dia melihat ke satu sisi dan menyatakan, “Yang penting disini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.” Wahyu 14:12. Pengalaman iman, pengalaman Yesus, yang menghasilkan penurutan kepada hukum-hukum-Nya, adalah perbedaan utama antar pengikut Kristus dan pengikut binatang.

 

Sistem pelacur (penzinah)

Sebagaimana kebanyakan dari pelajaran kita untuk berfokus pada sistem kerohanian yang salah ini yang secara berkembang secara perlahan sejak dari awal kemurtadan gereja, kita seharusnya membaca deskripsi secara penuh mengenai “pelacur besar” seperti yang dikatakan Yohanes: “ Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata padaku: “Mari ke sini aku akan menunjukkan kepadamu keputusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.  Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oeh anggur percabulannya. Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan ditangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia:”Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi. Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesu. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.” Wahyu 17:1-6.

Bukan suatu yang berlebihan untuk mengamati bahwa keselamatan abadi akan sangat tergantung atas identifikasi yang  tetap tentang system gereja yang rusak. Wahyu menyatakan bahwa, “ ..Seluruh dunia heran, lalu mengikuti binatang itu.” Wahyu 13:3. Tidak ada waktu untuk mengumpulkan daftar Alkitabiah yang meyakinkan tentang kuasa binatang dalam pelajaran ini, tapi itu telah dibahas secara penuh dengan “Fakta Yang Menakjubkan” dalam buku berjudul “Binatang, Naga dan Wanita” Kita akan memikirkan secara teliti konteks dari Wahyu 17 untuk mengindentifikasikan tentang wanita sesat dan anak-anak perempuannya yang dinamakan “Babylon”.

Marilah kita mengingat poin-poin ini dengan pemandangan yang jernih dan logika seperti kita melihat bukti-bukti yang sangat kuat. Pertama, sang wanita telah menunjukkan diri untuk mewakili system keagamaan, namun yang salah. Kedua, dia didukung oleh naga seperti binatang dengan tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Siapalah binatang yang mengangkat wanita itu? Lagi, kita tidak bisa letih dengan bukti-bukti oleh karena kekurangan waktu, tetapi ayat 9 memberikan kita tanda yang kuat:”Ketujuh kepala adalah ketujuh gunung, dimana wanita itu duduk”.

Kata-kata ini terdengar seperti obyek yang kita kenal. Kota apa yang dibangun diatas tujuh bukit? Kerajaan Roma yang tak penyembah berhala itu berpusat di kota Roma, yang terletak di sepanjang tujuh bukit di tepi sungai Tiber. Walaupun misteri binatang ini melibatkan lebih banyak dari berhala Roma, kita memiliki bukit yang cukup bahwa Roma adalah bagian yang pasti memberikan dukungan untuk system gereja yang zinah. Ini membawa kita kepada pertanyaan, gereja mana yang mendapatkan dukungan dari kerajaan Roma yang kafir. Hanya satu, tentu, adalah gereja Katolik Roma, dimana Paus Kepala juga dikenal sebagai Pontifex Maximus, sebagai bawahan langsung kaisar Roma.

 

Bagian kedua dari bukit yang tertuju kepada kepausan terdapat pada ayat 6 :”Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.” Sejarah menyatakan hanya satu gereja yg menjalankan perang tak terkendali melawan orang-orang Kristen yang taat. Lebih dari 50 juta martir sebagai korban kepada pemeriksaan gereja Roma yang  mengerikan, menurut perkiraan konservatif. Adalah benar ia gereja penganiaya. Banyak bukit, termasuk pengakuan gereja itu sendiri, bisa disajikan sebagai tanda khusus identifikasi.
Petunjuk menarik lainnya terdapat pada ayat 4 :”Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara.” Siapapun yang sudah mengunjungi Vatikan bisa menegaskan bahwa ini adalah warna utama yang terdapat disekitar alun-alun St Petersburg. Kardinal dengan jubah kermizi adalah diantara pengunjung biasa kepada Paus, kepala negara dan gereja.
Yohanes mengamati lebih lanjut bahwa wanita itu “mengenakan emas, batu mulia dan mutiara.” Sangat kontras dengan kesederhanaan wanita murni dalam Wahyu 12 yang tidak memiliki dandanan palsu sama sekali yang menyimbolkan sebagai indikasi kemurtadan dan ketidaktaatan. (Dengan konotasi religious yang negatif, Kristen yang benar harus menghindari pameran daging dan kesombongan).

Sambil lalu, kita juga harus mencatat bahwa binatang dimana pelacur itu duduk memiliki 10 tanduk. Malaikat menjelaskan mereka dalam kata-kata ini: ”Kesepuluh tanduk…adalah sepuluh raja, yang belum memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu. Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka, mereka berikan kepada binatang itu. Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi anak Domba akan mengalahkan mereka…….binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api” Wahyu 17:12-16.

Skenario kenabian ini sangat menarik. Karena 10 menandakan kelengkapan duniawi, tujuh adalah indikasi kesempurnaan ilahi, dari nubuat ini kita dapat mengenali persengkokolan bersama kekuasaan duniawi untuk memberikan dukungan kepada binatang dalam kurun waktu tertentu. Karena kekafiran Roma adalah salah satu kekuatan politik Roma yang diturunkan kepada kekuatan  sistem kepausan yang kita lihat pada akhir zaman bergabung  bersama semua raja-raja dunia untuk  mendukung tujuan kekatolikan. Yohanes mengatakan bahwa :”..saluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu” Why 13:3.
Tetapi perubahan telah mengambil alih tepat dihadapan pengadilan pelacur besar itu. Kerajaan duniawi, tampaknya, akan mengakui bahwa mereka telah  ditipu oleh system Babilon dan menarik dukungan mereka. Bahasa kenabian menuntun kita untuk membuatnya mempercayai bahwa pada akhirnya mereka akan melawan perempuan itu dan membuatnya terpencil….dan membakarnya dengan api”.

Ini membantu kita untuk  mengerti pengalaman lain dari perempuan itu. Walaupun dia duduk diatas semua air, air itu akan mengering  Wahyu 16:12. Malaikat menjelaskan :””semua air yang telah kau lihat, dimana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan Bahasa” Wahyu 17:15.

Ketika air itu, manusia dan bangsa, berpaling dari dukungan mereka, adalah benar air yang menopang wanita itu akan mengering. Rincian  dari perkembangan masa depan ini sulit untuk diartikan secara detil, tetapi gambaran luasnya tampak jelas didepan kita dalam Bahasa rasul.

 

Cawan emas pelacur

Sekarang kita harus memberikan perhatian lebih dekat kepada isi cawan emas di tangan pelacur itu. Kita sudah membangun sifat alami dari perbuatan zina yang mengerikan . Gereja hanya bisa  melakukan perselingkuhan itu dengan cara berpaling dari peraturan suaminya, yang adalah Kristus. Benar adanya, cawan itu melimpah dengan pengajaran dan pelaksanaan non Alkitabiah. Banyak dari mereka dengan muda dapat diidentifikasikan karena mereka telah diserap oleh organisasi keagamaan setelahnya.
Di dalam cawan itu ditemukan percikan untuk baptisan. Ini adalah kebiasaan-kebiasaan yang tidak pernah dilaksanakan atau didukung oleh Tuhan kita. Ketika Yesus berbicara mengenai baptisan, Ia menggunakan kata khusus yang hanya memiiki satu definisi. Itu tidak bisa dikonotasikan sebagai percikan atau sebagian kecil ekspresi dari air.

Di dalam cawan ini juga termasuk pemeliharaan hari Minggu sebagai ganti penurutan hari Sabat. Tidak ada di dalam Alkitab bahwa 10 hukum yang ditulis tangan besar Tuhan itu dibatalkan atau diganti. Yesus memelihara hari Sabat, “ seperti kebiasaannya” dan tidak mengetahui sama sekali mengenai penurutan hari pertama dalam seminggu Lukas 4:16. Hari dewa, hari matahari, diambil jauh sebelum waktu rasul-rasul demi untuk menenangkan arus besar Mithras penyembah matahari dan kaisar Konstantin yang mengakui sudah bertobat dari menyembah berhala.
Tidak diragukan bahwa elemen utama di dalam cawan emas adalah konsep penyembahan berhala Yunani (Graeco) dimana sifat roh (jiwa) abadi manusia melayang pada saat kematian antara kedalam penghukuman atau ganjaran abadi.  Kebenarannya tidak ada dalam Alkitab mengatakan tentang roh (jiwa) yang abadi. Yesus menyebutkan mati adalah tidur. Menurut pengajaran-Nya, disana ada ketidaksadaran, tidur tak bermimpi di dalam kubur dimana semua akan dibangkitkan pada hari penghakiman untuk menerima hidup yang kekal atau kematian abadi. “Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” Yohanes 5:28-29.
Yesus juga menentang kekeliuran populer lainnya yang terdapat di dalam cawan emas kekejian. Doktrin mengenai penyiksaan abadi di dalam neraka api yang bernyala-nyala bertanggung jawab atas penyimpangan orang banyak dari pemberian anugrah dari Penebus yang terkasih. Lagi-lagi, perkataan Yesus adalah jelas dan tidak bermakna ganda :”Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh roh (jiwa), takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membunuh roh (jiwa), takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik roh (jiwa) maupun tubuh di dalam neraka” Matius 10:28.

Kalimat ini dibentuk tanpa keraguan dan pada kekuasaan tertinggi bahwa roh (jiwa) ditujukan untuk mati. Hanya orang yang benar yang menerima hadiah hidup yang kekal. Akibat dari dosa adalah maut Roma 6:23. “Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati” Yehezkiel 18:4….Maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman Tuhan….Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu… Maleakhi 4:1,3.
Kesaksian yang konsisten dari alkitab menunjuk ke sebuah eksekusi akhir dari hukuman atas orang fasik dalam  lautan api. Itu akan menjadi kematian abadi dimana tidak akan ada yang tersisa atau kebangkitan. Oleh karena jiwa tidak lah abadi, semua yang fasik akan menderita seperti nasib yang digambarkan jelas oleh Yesus.

 

Nama Pelacur

Ini dan beberapa “isme” lainnya dan pemutarbalikan doktrin yang benar bisa diidentifikasikan pada misteri cawan sang pelacur.  Masing-masing mereka merupakan ketidakpatuhan dan ketidaksetiaan terhadap hubungan rohani dengan yang harus dipertahankan setiap orang Kristen kepada Kristus.  Itulah sebabnya mengapa ia membawa nama di dahinya:”Misteri Babilon yang besar, ibu dari semua pelacur dan sesuatu yang sangat dibenci dari dunia. Sungguh sebuah nama!
Kata “Babilon” berarti kekacuan. Ia berasal dari  menara Babel dimana Tuhan mengacaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak bisa mengerti satu sama lain. Kami berbicara dengan ocehan suara. Tuhan menamakan perempuan ini Babilon karena perpaduan keji antar kebenaran dan kekeliuran yang menyebaban “penduduk dunia” menjadi “mabuk oleh “anggur  persundalannya”.
Tapi sekarang, mari kita lihat lebih dekat nama yang terpampang itu. Perhatikan bahwa sungguh itu sungguh sebuah nama keluarga (marga), karena ia memilik anak-anak perempuan; dan mereka ditunjuk sebagai pelacur, sama seperti ibu mereka. Tidak bisa dipungkiri bahwa perempuan melambangkan gereja-gereja di dalam tulisan kenabian ini,  sekarang kita menanyakan identitas anak-anak perempuan ini. Karena mereka bersalah oleh karena ketidaksetiaan juga, kita harus menyimpulkan bahwa mereka adalah gereja yang berbagi doktrin salah yang sama dimana mendirikan persundalan rohani. Dengan kata lain, mereka juga meminum anggur dari cawan emas yang sama dengan ramuan tak Alkitabiah dari pengajaran Kristen yang semu. Gereja seperti apa yang bisa diwakilkan oleh anak-anak perempuan ini? Oleh karena ibunya diidentifikasikan sebagai gereja Katolik, kita harus melihat organisai keagamaan lain yang maju dari gereja induk Romawi dan membawa pengajaran keliru yang sama dari gereja itu.

Tidak satupun bisa lari dari kesimpulan bahwa anak-anak perempuan itu adalah gereja-gereja Protestan yang telah mewarisi dari banyak tradisi hampa dari gereja katolik leluhur mereka. Baik suka atau tidak, kita harus mengakui bahwa banyak dari doktin-doktrin terkenal gereja Protestan berakar dari kepura-puraan dimana gereja setelah zaman kerasulan sangat besar dipengaruhi oleh paganisme.
Kita hanya perlu melihat kepada satu contoh hukum moral untuk melihat betapa serius penyusupan mempengaruhi ajaran gereja, baik dulu ataupun sekarang. Dengan kata-kata  yang sangat jelas dari sepuluh hukum dihadapan mereka:” Hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, dimana kau tidak seharusnya melakukan pekerjaan apapun,”pemimpin-pemimpin pada gereja mula-mula menyerah kepada pemimpin politik untuk mengajak jutaan penyembah matahari yang tidak mau meninggalkan kebiasaan mereka menyembah hari pertama dalam seminggu, hari yang mereka namakan dan sembah untuk menghormati dewa matahari terhormat mereka.
Susunan gereja Katolik mengganti dengan mudahnya hari berbakti dari hari ketujuh ke hari pertama, dengan menyatakan Tuhan memberikan kuasa kepada mereka. Jutaan umat protestan meneruskan kebiasaan yang diputarbalikkan itu, walaupun itu berdasarkan sepenuhnya pada perbuatan illegal sistem Katolik yg murtad.Tidak ada pemimpin gereja, baik bishop, pendeta atau Paus, diberikan kekuasaan untuk merubah hukum moral besar dunia, Sepuluh hukum.
Alangkah menariknya betapa anak-anak perempuan itu secara buta mengikuti kebiasaan umum yang dikompromikan oleh gereja Katolik walaupun sudah didentifikasikan bahwa dia dalam nubuatan sebagai kekuasaan antikristus. Bagaimana ini bisa terjadi Mengapa begitu mudahnya menerima sesuatu yang melanggar atas Hukum Tuhan yang murni? Mungkin jawaban terhadap pertanyaan itu akan lebih nyata sebagaimana kita  dihadapkan kepada perintah yang ringkas dan spesifik.  Sekarang kita beralih kepada pokok inti dari nubuatan besar dan bertanya “Apa yang Tuhan pikirkan tentang perempuan dan anak-anak perempuan ini?”.

Panggilan keluar dari Babilon

Jawabannya terdapat pada ayat-ayat pertama dari Wahyu 18. Disini kita juga menemukan perintah Allah dimana hari ini sedikit yang mau untuk menurut. “Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaan-Nya. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya:” Sudah rubuh, sudah rubuh  babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.” Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata:”Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari padanya supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya. Wahyu 18:1-5.

Pengujian yang mendalam tentang ayat ini mennunjukkan bahwa pesan yang sangat khusus sedang dinyatakan yang akan sangat berpengaruh besar pada setiap penjuru dunia. Dibawah lambang Malaikat keempat yang besar itu, seruan peringatan dikumandangkan melawan injil palsu melalui perempuan dan anak-anak perempuannya. Bukan hanya karena dia jatuh dari hadapan Tuhan, tapi anggur doktrin pnipuannya telah menempatkan dia menjadi sekutu dosa dengan raja-raja dunia. Semua bangsa akan digambarkan sebagai perbuatan zina dengan perempuan itu dengan cara mendukung pengajaran-pengajaran palsunya. Mereka menggunakan hubungan gelap/haram dengan kepentingan politk mereka dan menjadi kaya dengan kelimpahan makanan-makanan lezatnya.
Akan tetapi, tiba-tiba, seuran dari malaikat keempat terpotong oleh suara yang bahkan lebih mendesak dimana itu diserukan dari surga itu sendiri. Waktu ini tidak ragu lagi bahwa ini adalah pesan yagn datang dari satu sisi ke sisi lain Surga. Tuhan berbicara! Dan dia berbicara kepada kelompok eksklusif. Dia memanggil mereka “umat Ku”
Ini adalah perkataan yang jelas” Lalu aku mendengar suara lain dari Sorga berkata:Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah daripadanya supaya kamu jangan mangambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya” Sekarang gambarnya menjadi lebih jelas. Ada orang-orang yang tulus didalam gereja-gereja yang jatuh itu sebagaimana digambarkan sebagai ibu pelacur dan anak-anak perempuannya. Karena mereka telah setia kepada terang kebenaran yang sudah dinyatakan kepada mereka, Tuhan menawarkan undangan kemurahan hati terakhir. Betapa pesan yang luar biasa! Tanpa diragukan ini adalah panggilan yang mengejutkan dan revolusioner kepada semua telinga manusia.

Apakah artinya? Hanya satu jawaban. Oraganisasi keagamaan yang diwakilkan oleh sistem Babel yang runtuh sudah sangat meninggalkan landasan Alkitabiah yang benar dimana Tuhan tidak bisa menyatakan mereka sebagai umat-Nya. Dengan memilih tradisi manusia diatas perintah Tuhan mereka telah batalkan sebagai gembala yang bisa diandalkan atas domba-domba-Nya. Hampir disetiap kebangunan rohani, anggota dari berbagai gereja datang kepada saya, menangis dan menanyakan apa yang harus mereka perbuat terhadap gereja atau pendetanya. Sebagai ganti menerima pengajaran kasih dan jawaban alkitabiah mereka diajarkan untuk melawan hukum Tuhan. “ Sepuluh hukum sudah dipakukan ke salib. Kamu tidak harus menguduskan hari Sabat. Kamu bisa memilih hari mana saja untuk beristirahat dan beribadah”
Kemurtadan dan penghianatan telah mancapai batas dimana para pemimpin menenangkan jemaatnya dengan praktek dosanya. Tuhan berkata:” Ini saatnya, umat-Ku. Kamu tidak lagi bisa tinggal dalam persekutuan dengan gereja yang secara rohani telah jatuh dimana ia mengajarkan mu untuk melanggar hokum-Ku.  Keluarlah dari kekacauan itu.” Betapa perintah yang  menakutkan dan emosional kepada hampir setiap orang yang pertama kali mendengarkannya, dan betapa mudahnya itu berempati dengan perasaan campur-aduk mereka. Mereka mencintai gereja mereka. Kenangan terindah mereka berputar dengan penginjilannya, baptisan, pernikahan dan komitmen. Walaupun mereka mengetahui tentang kemurtadan dan pentingnya untuk berpisah, itu adalah salah satu perintah yang susah dituruti.

Betapa mengherankan bahwa bahasa yang sangat keras dan mengecam di dalam Alkitab digunakan untuk menentang orang-orang beragama. Yesus menyatakan penilaian yang adil terhadap orang Farisi yang berpura-pura menjadi sangat benar sambil melanggar setiap prinsip kebenaran. Sama halnya, Tuhan berbicara langsung dari Surga terhadap mereka yang mengakui namaNya sementara dengan sengaja melanggar hukum-hukumNya. Ketidaksenangan-Nya yang ekstrim diperlihatkan kepada kedua kelompok agama – hipokrit, kuburan yang dilabur putih, generasi ular berbisa, memegang roh yang salah, habitat setan, kandang dari setiap burung haram dan yang membencikan,  ini adalah beberapa tuduhan yang Ia setarakan terhadap mereka. Apakah benar demikian? Mengapa reaksi yang pedas  terhadap mereka yang sangat beragama?

Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah penting. Gereja-gereja ini, setiap mereka, telah membiarkan tradisi umum manusia keluar beramai-ramai dari penolakan diri terhadap kebenaran firman dan hukum-Nya.  Menolak Sabat Tuhan sebagai ganti kesenangan berhala, mereka telah bersalah membiarkan dosa sebagai ganti kebenaran. Yesus berkata:”Percuma mereka beribadah kepadaKu,sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia: Matius 15:9.
Lalu siapa Babilon dan anak-anaknya? Adalah setiap gereja kontemporer yang mengajarkan berlawanan dengan Yesus. Pelanggaran dan “isme” dapat berlipat ganda, tapi tinggi dari sesuatu yang sangat dibenci telah mencapai wanita itu, gereja yang benar. Lari ke padang belantara tempat persembunyian selama 1.260 hari Karen hari kenabian sama dengan tahun secara harfiah, perempuan itu harus bersembunyi selama 1.260 tahun (Yehezkiel 4:6). Sejarah membuktikan itu adalah total tahun kekuasaan kepausan, selama orang-orang benar telah dianiaya, adalah dari tahun 538 Masehi sehingga 1789 Masehi. Selama periode zaman kegelapan itu, Alkitab telah ditekan, dan gereja yang benar tidak diperlihatkan kepada dunia.

Tidak heran kemudian, bahwa Tuhan membuat panggilan radikal:”Keluarlah dari padanya, umat-Ku.  Kamu harus meninggalkan gereja-gereja yang menolak hukumKu” Tapi kemanakah mereka seharusnya pergi ketika mereka keluar dari gereja yang jatuh itu? Apakah Tuhan menghendaki mereka tak berakar, tanpa gereja, tanpa pendeta, dan tanpa keanggotaan? Sesekali tidak. Sebagaimana pasti ada pelacur nubuat yang melambangkan agama palsu, disitu juga ada wanita murni yang melambangkan gereja Yesus Krisus yang benar.

Wanita berselubung putih

Kita hanya mempunyai waktu untuk melihat secara singkat Wahyu 12 dimana sejarah menarik mengenai gereja yang benar dicatat.
Yohanes memulai ceritanya mengenai perempuan berselubung putih ini dengan gambaran:”Maka tampaklah suatu tanda besar di langit, Seorang perempuan berselubung matahari, dengan bulan dibawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan” Wahyu 12:1-2.
Kelanjutan dari pasal ini mengikuti cerita mengenai perempuan hamil yang rupawan ini dan keturunannya. Berdiri dalam cahaya mulia era Perjanjian Baru, dengan lambang 12 rasul pada dahinya, ia akan segera melahirkan seorang bayi. Seekor naga merah yang menakutkan berdiri  didepannya untuk menghancurkan bayi itu segera setelah ia dilahirkan, tapi bayi laki-laki itu mengelak dari naga itu. Kemudia, ia diangkat ke tahta Tuhan. Siapakah bayi itu? Yohanes menyatakan bahwa ia akan menguasai  bangsa-bangsa di dunia, karena itu, kita harus menyimpulkan bahwa itu adalah Yesus. Dia juga satu-satunya yang diangkat ke tahta Tuhan.
Kemudian, wanita itu, gereja yang benar, lari ke padang belantara persembunyian untuk 1.260 hari. Oleh karena hari dalam nubuatan sama dengan tahun harafiah, wanita itu harus bersembunyi tepatnya 1.260 tahun (Yehezkiel 4:6). Sejarah memastikan bahwa itu adalah total periode kekuasaan kepausan, dimana orang-orang suci telah disiksa, mulai tahun 538 M-1798 M. Selama zaman kegelapan itu, Alkitab tertindas, dan gereja yang benar tidak terlihat pada dunia.

Meskipun demikian, pada akhir 1.260 tahun, atau beberapa saat setelah tahun 1798, kebenaran telah muncul dari tempat persembunyiannya. Yohanes menyiapkan gambaran dramatis wanita itu sebagaimana ia akan muncul pada saat terakhir, dan bagaiman Setan tetap berusaha untuk mendiamkan kesaksian kebenarannya kepada dunia. “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus” Wahyu 12:17.
Ayat ini berisi salah satu pengungkapan wahyu sangat menarik dalam Alkitab. Itu mengungkapkan bahwa yang tersisa, atau bagian terakhir, dari gereja yang benar itu akan ditandai dengan penurutan terhadap hukum Tuhan. Wanita kirmizi dari Wahyu 17 telah berpaling dari hukum Tuhan, menolak hari Sabat, dan pelacuran rohani-rohani dengan tradisi manusia. Sekarang pelanggaran ini sudah disembuhkan dan kebenaran asli telah sedang dipulihkan oleh bagian akhir dari bibit wanita murni itu, gereja akhir.
Akhirnya, Nubuatan Yesaya akan terpenuhi :”Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad. Dan akan meperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus” yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan” dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia” apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit dibumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya. “ Yes 58:12-14.
Jadi secara keseluruhan lingkaran kemurtadan sudah terungkap. Dari keturunan wanita dalam Kejadian 3:15 sampai pada keturunan wanita dalam Wahyu 12:17, gereja yang  benar itu menekankan peperangan tanpa henti mereka melawan doktrin yang membingungkan. Pada peprangan akhir, wanita kirmizi beberapa kali  menang dengan dukungan orang banyak, tetapi umat sisa yang setia dari wanita berselubung putih yang mengikuti perintah Tuhan, menang total. Dan dari semua binatang menakutkan dalam buku Wahyu, itu adalah Domba yang terluka, yang pada akhirnya menang. Melalui darah domba itu kita bisa berkumpul digunung Sion, tempat untuk beristirahat dan keamanan sejati.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *