“Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.” (Lk. 11:1 ITB).
Jantung Kehidupan Kristen
Berdoa itu penting, bahkan sangat penting.
“Setiap pagi luangkanlah waktu untuk memulai pekerjaan Anda dengan berdoa. Janganlah menganggap ini sebagai waktu yang sia-sia; ini adalah waktu yang akan hidup selama-lamanya. Dengan cara ini keberhasilan dan kemenangan rohani akan diperoleh” (Testimonies for the Church, vol. 7, hlm. 194).
Para murid sering menyaksikan Yesus berdoa. Mereka menyadari bahwa Dia memiliki kehidupan doa yang berbeda dengan mereka. Murid-murid-Nya adalah orang-orang rohani yang baik. Mereka memiliki hati yang berdedikasi dan ingin melayani Tuhan. Mereka pergi ke gereja, memelihara hari Sabat, membayar persepuluhan dengan setia, dan makan makanan yang bersih. Semua orang di Israel, terutama para murid, tahu bagaimana cara berdoa, bukan?
Kita pikir kita tahu bagaimana cara berdoa. Bahkan anak-anak pun tahu cara berdoa. Tetapi ketika para murid melihat Yesus berdoa dan membandingkan doa mereka dengan doa Yesus-mereka menyadari bahwa mereka tidak tahu cara berdoa. Itulah alasan mereka berkata, “Ajarlah kami berdoa” (Lukas 11:1).
Kita menganggap bahwa doa itu sangat sederhana. Dan ya, Allah akan mendengarkan doa yang paling sederhana. Tetapi kita harus terus meningkatkan kehidupan doa kita.
Para murid memperhatikan bahwa mereka berkhotbah, tetapi tidak ada seorang pun yang terkesan. Mereka mencoba menyembuhkan atau mengusir setan, tetapi mereka tidak memiliki kuasa. Mereka bertanya kepada Yesus, “Bagaimana Engkau melakukannya?” Yesus menjawab, “Dengan doa dan puasa.”
Pada dasarnya Yesus mengatakan bahwa Anda tidak dapat melakukan segala sesuatu dengan hikmat Anda sendiri; hanya dalam kuasa Tuhan. Agar Anda berhasil, Anda perlu berdoa dengan sungguh-sungguh. Dalam kitab Roma, Paulus mengatakan bahwa Roh Kudus harus menjadi perantara bagi kita karena kita bahkan tidak tahu bagaimana cara berdoa (Roma 8:26). “Doa adalah nafas jiwa. Itu adalah rahasia kuasa rohani. . . . Mengabaikan latihan berdoa, atau berdoa tidak teratur, sekarang
dan kemudian, sepertinya tampak nyaman, dan engkau akan kehilangan peganganmu kepada Allah. (Prayer, hlm. 12, 13).
Yesus memiliki kehidupan doa yang kuat dan sering menghabiskan waktu sepanjang malam untuk berdoa. “Yesus sendiri, ketika Ia tinggal di antara manusia, sering berdoa. . . . Dia adalah teladan kita dalam segala hal. . . . Kemanusiaan-Nya menjadikan doa sebagai sebuah kebutuhan dan hak istimewa. Ia menemukan penghiburan dan sukacita di dalam persekutuan dengan Bapa-Nya. Dan jika Juruselamat manusia, Putra Allah, merasakan kebutuhan akan doa, betapa lebih lagi manusia yang lemah dan berdosa harus merasakan kebutuhan akan doa yang sungguh-sungguh dan terus-menerus.” (Steps to Christ, hlm. 93, 94). Yesus menjadikan doa sebagai prioritas utama-Nya, hal pertama yang dilakukan sebelum hari dimulai. “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. (Mk. 1:35 ITB). Yesus memiliki waktu dan tempat untuk berdoa.