Dengan perintah yang memaksakan lembaga kepausan dalam perombakan hukum Allah, Amerika Serikat akan memutuskan hubungan sepenuhnya dengan kebenaran. Bilamana Protestan di Amerika Serikat mengedangkan tangannya melintasi jurang pemisah lalu bergandengan tangan dengan kuasa Roma, bilamana ia mencapai jurang yang paling dalam untuk berjabatan tangan dengan spiritisme, pada saat di bawah pengaruh perserikatan tiga serangkai ini, Amerika Serikat akan tidak mau mengakui setiap prinsip Konstitusinya sebagai negara Protestan dan yang berpemerintahan republik, dan akan menyediakan jalan untuk penyebaran kepalsuan dan angan-angan kepausan, barulah kita dapat mengetahui bahwa waktunya telah tiba Setan bekerja dengan ajaib dan bahwa saat kesudahan sudah dekat.
Melalui dua kesalahan besar, yaitu kekekalan jiwa dan kesucian hari Minggu, Setan akan menyeret banyak orang kepada penipuannya. Sedang yang pertama meletakkan dasar spiritisme, maka yang terakhir menciptakan ikatan simpati dengan Roma. Gereja-gereja Protestan di Amerika Serikat akan menjadi yang nomor satu merentangkan tangannya melintasi jurang pemisah untuk memegang tangan spiritisme; mereka akan meneapai jurang yang terdalam untuk berjabatan tangan dengan kuasa Roma; dan di bawah pengaruh persatuan tiga serangkai ini, negara ini akan mengikuti jejak Roma dalam menginjak-injak hakhak azasi keyakinan. …
Roma, Amerika Serikat, dan dunia akan sama-sama menerima bentuk ibadah tanpa kuasa, dan mereka akan melihat dalam persatuan ini suatu gerakan demi pertobatan dunia dan yang mengantar kepada masa seribu tahun yang telah lama dinanti-nantikan.
Bilamana Amerika Serikat akan meninggalkan prinsip-prinsip pemerintahannya untuk menjalankan hukum hari Minggu, maka Protestan Amerika Serikat dalam tindakan ini akan bergandengan tangan dengan kepausan; dan ini tidak lain daripada memberikan kehidupan kepada kekuasaan yang sewenang-wenang yang sudah lama menunggu dengan penuh hasrat akan kesempatannya untuk menyerang kembali dengan lalimnya secara giat.
Maranata Hal.190