Majalah Redbook membuat sebuah survey kepada delapan seminary terbesar di Amerika dan menemukan bahwa hanya satu persen dari para siswanya yang percaya dalam kedatangan kedua Yesus. Alasan untuk skeptisme yang mengejutkan ini mungkin dikemukakan oleh pengalaman D.L Moody, seorang penginjil awal terkemuka. Setelah menjelaskan bahwa dia telah berada dalam gereja selama lima belas tahun sebelum mendengar khotbah pertamanya tentang topik kedatangan Kristus yang kedua, dia mengungkapkan, “Sekarang saya tahu kenapa iblis tidak mau topik ini dikabarkan. Tidak ada yang lain yang akan membangunkan sebuah gereja seperti ajaran kedatangan segera Yesus.”
Apakah itu juga menjelaskan mengapa gereja modern secara aneh begitu diam akan peristiwa mulia yang akan datang itu? Apakah Setan telah berhasil melemparkan selimut untuk menutup sebuah kebenaran besar yang dapat membangkitkan jemaat Laodikia saat ini? Tampaknya itulah kasusnya. Bahkan para penginjil hanya mengungkapkan sedikit mengenai hal spektakuler ini yang dalam perjanjian baru saja sudah disebutkan sebanyak 331 kali.
Tidak ada peristiwa dari masa lalu, masa sekarang atau masa depan yang punya dasar yang lebih kuat untuk percaya. Yesus menyatakan tentang hal itu begitu jelasnya sehingga tidak seorangpun seharusnya berada dalam keraguan ataupun kebingungan. Dia berkata, “Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:2,3).
Adalah jelas secara Alkitabiah bahwa rencana Tuhan untuk dunia ini tidak akan tergenapi sampai kita berpindah pada rumah sempurna yang Ia sedang persiapkan. Rencana keselamatan telah menyediakan pembenaran dan pengudusan kita, tetapi pemulihan segala sesuatunya tidak akan tercapai sampai kita bebas selamanya dari kehadiran dosa yang merusak.
Kapan dan bagaimana kedatangan kedua Kristus akan terjadi? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut sangat penting untuk mengerti bagaimana itu tidak akan terjadi. Jutaan orang telah tertipu oleh pertunjukkan luar biasa teori-teori palsu yang tersebar luas di antara Kristen injili.
Saat para murid mendekati-Nya di bukit Zaitun dengan pertanyaan yang penuh rasa ingin tahu “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” Jawab Kristus, “”Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!” Indikasinya jelas bahwa akan ada jumlah informasi luar biasa tentang kedatangan-Nya yang akan menyesatkan.
Lalu Yesus melanjutkan dengan menjabarkan tanda-tanda besar yang akan menandai kedatangan-Nya. Hampir semua Matius 24 bercampur dengan peringatan-peringatan program akhir Setan untuk menipu dunia mengenai hal ini. Menurut Yesus umat pilihan akan diserang dan diancam oleh pertunjukkan licik si jahat. Ia mengumandangkan bahwa Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul di hari akhir dan melakukan mukzizat yang tidak dapat disangkal. “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (Matius 24:24).
Apakah agama dengan penipuan yang berani tersebut telah muncul? Sungguh mereka telah dikabarkan di banyak halaman surat kabar ternama dunia. Copy iklan yang membingungkan telah memberitakan kemunculan segera “inkarnasi” ilahi yang dapat menjawab setiap masalah kita.
Meskipun banyak pernyataan penipu-penipu semacam itu telah ditolak, komunitas dunia secara licik dipersiapkan untuk pernyataan supernatural dari seorang Kristus palsu. Karena kurangnya pengetahuan Alkitabiah mereka, jutaan umat Kristen akan bersiap menerima pengakuan palsu penipu yang tidak tahu malu itu.
Yesus menyatakan bahwa Ia tidak akan kembali ke daerah setempat manapun di dunia. “Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya… Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya” (Matius 24:23-26).
Mereka yang tahu benar ayat kebenaran Alkitab tidak dapat dihanyutkan oleh histeria umum yang akan menandai usaha Setan untuk meniru kedatangan Yesus. Saat komentator terkenal di televise mengumumkan, dengan semangat besar bahwa Kristus telah menampakkan diri di London, New York, atau Roma, mayoritas besar pendengarnya akan percaya itu kebenaran.
Setan Meniru Kristus
Kalau Anda merasa diri Anda akan terlindungi dari penipuan semacam itu, bayangkan saja diri Anda berada di hadapan seorang peniru seperti itu. Mungkin Anda akan terburu-buru masuk adegan untuk mengungkap kelicikan si penipu, tetapi Anda tidak siap untuk kenyataan mempesona yang akan menghadapi Anda. Seorang makhluk yang luar biasa, berpakaian sebuah baju yang bercahaya, di sekitarnya ada ribuan yang coba berkerumun di sisinya. Sebuah aura kuasa yang luar biasa ada di sekeliling figur yang menyamar sebagai Kristus itu. Dia berbicara dengan intonasi yang sama lembutnya seperti yang Anda bayangkan saat Yesus berada di muka bumi ini. Anda menatap dengan kagum saat dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh orang buta, orang lumpuh, dan orang sakit yang menyembah padanya. Seketika mereka seakan disembuhkan dari setiap cacat dan kekurangan. Seruan datang dari ratusan suara, “Yesus telah datang!” Anda secara aneh terpengaruh oleh gelombang emosi penuh sukacita yang seakan menenggelamkan kerumunan banyak orang kagum yang memenuhi jalanan.
Lalu seandainya penyamar yang terlihat mulia itu mengumandangkan bahwa dia sungguh Mesias yang telah kembali untuk meneruskan pekerjaannya menyembuhkan dan berkhotbah. Apakah mudah untuk menolak perasaan untuk menyerukan dia sebagai putra Tuhan? Bukti-bukti dari indera fisik Anda akan sangat berkelimpahan.
Kenapa dunia akan tertawan oleh pertunjukkan yang sedemikian mempesona tersebut? Karena ada respon alamiah dalam tiap manusia pada sesuatu yang tidak biasa dan spektakuler. Orang akan pergi kemanapun tidak peduli berapa biayanya untuk melihat sebuah keajaiban yang dijanjikan. Setan akan memanfaatkan kekurangan fisik ini untuk keunggulannya. Maka tidaklah heran orang pilihan berada dalam bahaya akan tertipu.
Sekarang kita telah mengetahui bagaimana Yesus tidak akan datang kembali, mari kita lihat bagaimana kedatangan-Nya akan terjadi. Satu-satunya keamanan kita adalah dengan memahami kebenaran seperti yang dinyatakan dalam Alkitab.
Dua malaikat datang jauh dari surga untuk memberikan deklarasi terjelas tentang bagaimana cara Kristus datang kembali. Kondisi momen dramatis itu tidak menyisakan ruang untuk meragukan maknanya: “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga” (Kisah Para Rasul 1:9-11).
Lima kata berwarna dalam ayat-ayat ini menandai jelas bahwa kenaikan Yesus ke surga adalah peristiwa nyata – disaksikan, dicermati, dilihat, ditatap, dan diamati. Ini bukanlah seperti mimpi atau penglihatan mistis. Mereka secara literal menyaksikan Tuhan kita dengan mata fisik mereka saat Dia menghilang di kejauhan angkasa. Kata malaikat tersebut, “Yesus yang sama ini,… akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga” (Kisah Para Rasul 1:11 – terjemahan literal KJV).
Kedatangan-Nya akan tetap terlihat dan literal seperti halnya saat Ia naik ke surga. Ia naik ke surga tertutup awan-awan, Ia akan datang kembali dengan awan-awan. Apakah kitab suci mengkonfirmasi hal ini? Yohanes menuliskan, “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia” (Wahyu 1:7).
Dengan beberapa perkataan singkat si pewahyu mengungkapkan salah satu fakta yang paling menakjubkan tentang kedatangan kedua Kristus. Ia akan dilihat oleh setiap makhluk yang hidup dalam dunia, saat dia secara bertahap turun dari atmosfir di langit. Penghuni bumi yang baik dan jahat akan melihat bersama dan menyaksikan kemuliaan rombongan-Nya memenuhi angkasa. Yesus menggambarkannya demikian, “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Matius 24:30).
Seratus Juta Malaikat
Manusia dan iblis mungkin dapat meniru banyak aspek kedatangan-Nya, tetapi mereka tidak akan dapat meniru cara kedatangan-Nya yang penuh gemerlap memasuki angkasa kita. Tidak pernah sekalipun kemuliaan dan keagungan sedemikian besar dilihat oleh manusia. Kita diberitahukan dalam Matius 25:31 bahwa “semua malaikat” akan datang bersama dengan Dia. Menurut Yohanes penulis wahyu ada lebih dari seratus juta malaikat di surga dan mereka semua akan bersama-Nya saat Ia datang kembali. “jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa” (Wahyu 5:11).
Pada suatu ketika saat seorang malaikat menampakkan diri pada manusia dalam kuasa kemuliaan surgawinya dan hasilnya sangat menakjubkan. Seorang malaikat menghabisi pasukan Asyur dalam semalam dan 185.000 mati keesokan paginya (2 Raja-raja 19:35). Lipat gandakan kemuliaan semacam itu dengan beberapa ratus juta, dan Anda dapat melihat gemerlapnya kedatangan kedua Yesus.
Akankah itu terlihat oleh setiap orang yang hidup di dunia ini? Yesus berkata, “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:27). Tidak heran setiap suku dan orang akan melihat pertunjukkan spektakuler tersebut. Seperti halnya kilat yang memancar terang pada malam yang gelap menembus setiap sudut sehingga tidak ada orang yang dapat bersembunyi daripadanya, demikianlah kedatangan-Nya yang kedua. Bumi akan diterangi dari ujung cakrawala sampai horizon lainnya.
Sudah dapat kita lihat bahwa peristiwa final itu tidak terjadi pada suatu sudut dunia. Selain terlihat jelas, akan ada suara yang begitu keras berhubungan dengan kedatangan kedua Kristus. Paulus menuliskan, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1 Tesalonika 4:16).
Pertunjukkan dahsyat dalam pemandangan dan suara akan sedemikian hebatnya sampai-sampai orang mati dibangunkan dari kuburnya yang penuh debu. Seruan itu, dan sangkakalanya akan terdengar jelas oleh setiap makhluk di bawah matahari. Saya secara pribadi belum pernah memainkan terompet, tetapi kedua putra saya mencoba memainkan kesenian tersebut saat mereka masih anak-anak. Saya hanya dapat mengatakan satu hal yang mutlak pasti tentang terompet dan itu adalah: mereka tidaklah berbisik! Terompet dibuat untuk dibunyikan dan agar didengar jelas setiap orang.
Akankah ada lagi fenomena global lainnya yang menandai penutupan zaman seperti kita ketahui? Ya tentunya juga akan ada gempa bumi pasti, lebih menghancurkan daripada yang pernah disaksikan. “Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu… Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung” (Wahyu 16:18-20).
Bayangkan teror universal yang akan menyertai gelombang tersebut yang menyebabkan pulau-pulau yang didiami menghilang di lautan. Rangkaian pegunungan raksasa akan terpecah menjadi kepingan, menurut gambaran bahasa dari sang nabi.
Seiring hal itu digambarkan, semakin jelas bahwa kedatangan kembali Tuhan kita akan menjadi sebuah peristiwa yang paling dahsyat yang pernah ada. Tidak seorangpun di dunia akan dapat menyembunyikan diri dari hal itu. Orang jahat khususnya akan dikejutkan oleh mendekatnya makhluk surgawi yang tak terhitung jumlahnya saat mereka mengiringi Yesus menuju bumi. Yohanes menggambarkan bagaimana mereka mencoba menghindar dari hadirat-Nya yang telah mereka tolak dan sangkal.
Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.” Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?” (Wahyu 6:14-17).
Seiring Kristus datang kembali untuk melaksanakan penghakiman atas bumi, hadirat-Nya adalah api yang menghanguskan bagi semua dosa dan para pendosa. Orang-orang jahat coba untuk melarikan diri ke dalam gua-gua pegunungan dan berharap mati tertimpa daripada berhadapan dengan Tuhan yang kudus. Sungguh besar perasaan malu dan takut mereka.
Tidak Ada Kedatangan Kedua yang Bertahap
Paulus menambahkan informasi mengenai takdir final mereka yang tidak siap akan kedatangan Kristus: “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Tuhan dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai” (2 Tesalonika 1:7-10).
Pada kesempatan yang sama orang-orang benar dimuliakan, orang-orang yang menolak kasih karunia-Nya akan binasa oleh terang hadirat-Nya.
Wahyu yang menarik membawa kita berhadapan dengan tipuan menggunung yang menyesatkan jutaan umat Kristen. Sudah barang tentu tidak akan ada pengangkatan rahasia para orang kudus, dan sering dikenal dengan “secret rapture” hanyalah khayalan belaka. Kita baru saja membaca pernyataan yang jelas dari Alkitab bahwa orang jahat diurus pada saat yang sama seiring orang benar diberikan keabadian.
Mutlak tidak ada indikasi dari Firman Tuhan bahwa kedatangan kedua Kristus akan berlangsung dalam dua tahap. Konsep populer bahwa Yesus akan datang diam-diam tujuh tahun sebelum dunia berakhir untuk menjemput orang-orang baik tidak memiliki dukungan Alkitabiah apapun. Orang-orang jahat tidak melanjutkan kehidupannya di muka bumi selama tujuh tahun setelah pengangkatan misterius orang-orang benar. Mereka binasa, kata Paulus, “apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya”
Belakangan ini muncul di atas meja saya sebuah ejekan dari sebuah surat kabar yang ditujukan menggambarkan berita-berita yang muncul setelah pengangkatan terjadi. Itu dipenuhi oleh kisah mengerikan dan gambar-gambar yang susah dibayangkan. Kecelakaan tragis dilaporkan terjadi secara bersamaan di dunia membunuh ribuan orang. Seiring jutaan orang Kristen tiba-tiba menghilang tanpa jejak, mobil-mobil tanpa pengemudi dan pesawat tanpa pilot akhirnya kehilangan kendali. Surat kabar itu menceritakan banyak artikel mengenai anak-anak kecil yang tampaknya telah menghilang tanpa bekas seiring mereka pergi ke sekolah. Hanya mereka yang secara rohani sembrono dan tidak berkomitmen yang tertinggal di komunitas yang tercerai-berai itu.
Sungguh sebuah pemutarbalikkan kebenaran! Orang-orang jahat juga akan melihat Kristus saat Ia datang kembali. Paulus katakan, “Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi,” dan Petrus menyatakan, “apabila Gembala Agung datang” (Ibrani 9:28, 1 Petrus 5:4). Kalau kedatangan kedua-Nya adalah rahasia atau tidak terlihat, seharusnya ditulis bahwa Ia tidak akan muncul. Saat Paulus dan teman-temannya diterpa badai di laut dan awan gelap serta menutup, dia mengatakan itu seperti “setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan” (Kisah Para Rasul 27:20). Menyatakan diri artinya jadi kelihatan. Akankah Yesus terlihat atau tidak saat Dia datang kedua kalinya? Banyak ayat mengatakan Dia akan menyatakan diri-Nya. Dapatkah kita percayai Alkitab, ataukah kita perlu memberikan makna aneh yang diputarbalikkan pada kata “menyatakan diri” tersebut untuk mendukung apa yang kita percayai?
Datang Seperti Pencuri
Saya yakin bahwa kebingungan itu sebagian besar adalah hasil salah interpretasi dua frase yang Yesus pakai dalam menggambarkan kedatangan-Nya. Dan yang menariknya adalah Dia memberikan penjelasan yang jelas pada frase itu sehingga susah bagi pikiran orang yang tidak berprasangka sekalipun untuk disesatkan.
Sekarang mari kita cermati konteks dua frase yang Tuhan kita nyatakan yang dipakai untuk mendukung ajaran secret rapture – “seperti pencuri di malam hari,” dan “yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Kalau kita bersedia menerima definisi Alkitab mengenai sebuah pernyataan, maka tidak akan ada makna ganda tentang apa yang dikatakan Yesus.
Apa artinya saat Ia mengatakan bahwa kedatangan-Nya seperti pencuri di malam hari? Dia menjelaskan dengan seksama dalam Matius 24:42-44: “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
Itu dia! Begitu sederhananya sehingga seorang anak kecil dapat memahaminya. Itu akan tidak terduga. Kedatangan kedua Yesus akan mengejutkan dunia. Kedatangan-Nya akan membuat bumi riuh saat orang-orang tidak mengharapkannya. Mereka akan sama tidak siapnya seperti kedatangan pencuri di tengah malam. Perkataan ini tidak menyatakan pemikiran sedikitpun bahwa Tuhan kita akan menyusup seperti seorang criminal. Dia hanya menggunakan sebuah ilustrasi yang menarik perhatian untuk menggambarkan kedatangan-Nya kembali yang tidak terduga. Yesus memperkuat poin yang hendak Ia sampaikan di ayat 50, “maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya.”
Petrus menggunakan perkataan yang sama untuk menggambarkan kedatangan Kristus. Dia menyatakan, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api” (2 Petrus 3:10). Dalam ayat ini saja terkandung semua bukti yang kita harapkan tentang makna yang diperdebatkan. Saat Petrus menggambarkan kedatangan Yesus seperti pencuri, Petrus mengatakan, “langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat.” Apakah itu rahasia? Apakah ini menggambarkan pengangkatan berjuta-juta orang sementara yang lain tidak tahu sepenuhnya apa yang sedang terjadi? Ini sebaliknya. Suara gemuruh yang dahsyat yang berhubungan juga dengan seruan dan sangkakala dari surat Paulus – sebuah suara yang sedemikian dahsyatnya sehingga bahkan orang mati dibangunkan.
Seorang Akan Dibawa dan Yang Lain Ditinggalkan
Yang menariknya adalah orang-orang mengambil ayat yang jelas tersebut dan memutar balikkannya keluar konteks untuk mendukung sebuah ajaran yang tidak pernah dinyatakan dalam Alkitab. Hal yang sama juga dilakukan dengan ilustrasi tentang dua wanita yang memutar dua batu kilangan bersama. Yesus memang mengatakan “yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan,” tetapi apa yang dikatakan konteksnya tentang makna perkataan itu? Apakah ada indikasi sedikitpun bahwa Yesus mengajarkan pengangkatan rahasia orang-orang kudus.
Perkataan itu ditemukan dalam Lukas 17:24-27, tetapi mari kita baca ayat sebelum dan sesudahnya untuk memperoleh gambaran penuh. Dimulai dari ayat 26 Yesus menjelaskan kedatangan-Nya seperti halnya zaman Nuh: “Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.”
Kesamaannya tidak dipertanyakan. Sebelum air bah beberapa dibawa dan beberapa tinggal. Satu kelompok dibawa masuk dalam bahtera dan selamat. Mereka yang tinggal dibinasakan oleh air bah yang mengamuk.
Kristus melanjutkan pernyataan-Nya dengan ilustrasi yang lain. “Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya” (Lukas 17:28-30).
Sekali lagi paralelnya jelas. Beberapa dibawa keluar kota kepada keselamatan dan yang lainnya tinggal. Apa yang terjadi pada mereka yang tinggal? Mereka semua dibinasakan oleh api.
Sekarang kita sampai ke ayat 34-36: “Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” (Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.)”
Tolong tetap perhatikan ilustrasi Kristus sebelumnya dalam pikiran Anda sementara Anda merenungkan perkataan ini. Dalam setiap kasus selalu ada pemisahan antara yang baik dari yang buruk, lalu orang yang jahat dibinasakan. Kalau sesuai dengan konteks yang diajarkan pada kita, kita harus berkesimpulan bahwa mereka yang tinggal akan mati dalam kebinasaan, seperti halnya di zaman Nuh dan Lot. Dan saat kita baca ayat selanjutnya, tidak akan ada keraguan mengenai apa tepatnya yang Yesus katakan, “Kata mereka kepada Yesus: “Di mana, Tuhan?” Kata-Nya kepada mereka: “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar” (Lukas 17:37).
Setelah Yesus menyatakan yang seorang akan dibawa dan yang lain tinggal, para murid bertanya di mana mereka akan tinggal. Jawaban-Nya dengan jelas menyatakan bahwa mereka semua yang tinggal akan mati. Tubuh mereka akan menjadi makanan untuk burung nazar. Ini selaras sempurna dengan yang lainnya yang dinyatakan Alkitab mengenai hal itu.
Tidak ada petunjuk sedikitpun bahwa pemisahan terakhir orang-orang yang akan diselamatkan dan yang binasa akan dilakukan secara rahasia. Meskipun demikian konotasi ini diaplikasikan oleh mereka yang mati-matian mencoba mencari dukungan untuk sebuah tradisi yang kosong. Teori kedatangan dengan dua fase yang tidak Alkitabiah ini telah sering kali diulangi dan banyak orang percaya itu pastilah kebenaran. Mungkin tidak ada penyimpangan ajaran yang lebih berbahaya di dunia daripada hal ini, karena ini mungkin menipu mayoritas orang Kristen sehingga tersesat. Maka tidaklah heran kalau Yesus berkata, “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!”
Teori Pengangkatan Rahasia yang Berakar Pada Ajaran Katolik
Fondasi dari teori pengangkatan diletakkan lebih dari 400 tahun yang lalu oleh tatanan khusus gereja Katolik. Setiap orang Kristen perlu memahami bagaimana kesalahan yang dibuat ini dirancang untuk menetralkan reformasi Protestan. Kalau kenyataan sejarah diketahui oleh umat Protestan saat ini yang mempertahankan dengan emosi meluap-luap teori pengangkatan dan ajaran anti-Kristus yang akan ada di masa depan. Mereka akan merasa ngeri.
Luther dan teman-teman reformatornya secara berani menyatakan paus sebagai si “manusia durhaka” dan melabel gereja katolik sebagai anti-Kristus dalam nubuatan. Menanggapi tuduhan tersebut, hirarki itu menempatkan dua imam Jesuit untuk mengembangkan interpretasi yang bertentangan sehingga memalingkan tuduhan tersebut dari gereja Katolik. Meskipun dua orang tersebut ditemukan menentang pendidikan interpretasi, teori mereka tetap hidup dan membentuk dasar ajaran dari hampir semua teologi Protestan saat ini. Tidak hanya mereka membuat penilaian Luther menjadi tumpul mengenai kepausan sebagai sistem anti-Kristus, tetapi mereka secara pandai memecah dan memudarkan “protes” dari semua gereja yang tumbuh dari pergerakan Protestan.
Pengamat agama modern terkejut di Januari 1984 saat tokoh seperti Billy Graham dan Jerry Falwell dengan kerendahan hati menerima dan mendukung pendirian hubungann politik Amerika Serikat dengan Vatikan. Kenapa juru bicara terkenal Protestan tersebut tidak melihat bahaya bersekutu dengan gereja Roma? Karena mereka tertipu, bersama dengan jutaan orang yang lain, dengan teori yang dibuat-buat Katolik oleh dua orang imam yang hampir menutup jejak sejarah, posisi Alkitabiah dari para reformator. Kalau penerus rohani dari Luther dan Wesley sekarang memiliki ajaran yang sama seperti yang mereka ajarkan, tidak seorangpun anggota Lutheran atau Methodist akan mendukung bentuk persekutuan apapun dengan kepausan saat ini.
Sekarang mari kita perhatikan dua imam dari Spanyol ini yang membanjiri abad ke-16 dengan propaganda anti reformasi mereka.
Alcazar dari Seville menerapkan semua nubuatan binatang untuk Antiochus Epiphanes yang hidup lama sebelum paus mulai memerintah di Roma. Sistem interpretasinya kemudian dikenal sebagai sekolah nubuatan Preterisme.
Di sisi lain, anggota Jesuit Francisco Rivera menemukan sebuah sekolah yang disebut interpretasi Futurime. Dia mengajarkan bahwa anti-Kristus adalah seorang manusia super di masa depan yang akan muncul dekat akhir zaman dan berkuasa selama tiga setengah tahun. Itu adalah teori pandainya yang tidak Alkitabiah yang telah dibangkitkan kembali oleh umat Kristen Protestan Injili modern. Saat ini jutaan anggota gereja Baptis, Methodist, Pentakosta, dll., memegang ajaran rekaan Jesuit anti Protestan ini sebagai ajaran yang tidak dapat disangkal. Luther dan pendukung reformasi lainnya menentang keselahan Katolik akan kaget kalau mereka tiba-tiba bangkit dan mendengar apa yang diajarkan dalam Protestantisme.
Di awal 1800-an pandangan Futurisme dari imam Jesuit Rivera mendapatkan beberapa pemurnian dan penambahan, termasuk tujuh tahun masa kesusahan dan pengangkatan rahasia para orang kudus. Untuk pertama kalinya itu dipegang oleh para pengajar Protestan yang mencari jalan rekonsiliasi dengan Roma. Lewat pengaruh dan tulisan-tulisan dari John Nelson Darby dari gereja saudara Plymouth di Inggris, ajaran baru tersebut menyebar ke Amerika Serikat. Selama pertengahan dan akhir abad ke-19, itu memperoleh sokongan besar dari Cyrus Scofield yang memasukkannya dalam catatan referensi Alkitab Scofieldnya yang diterbitkan tahun 1999.
Penyelamatan dan Upahnya
Sekarang kita berpaling pada aspek paling menarik dari subyek ini. Kenapa Yesus akan datang kembali ke bumi ini untuk kedua kalinya? Yohanes terinspirasi untuk menuliskan jawabannya dalam perkataan yang pasti dari Tuhan kita: “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya” (Wahyu 22:12).
Setelah milenium panjang yang penuh tekanan, umat Tuhan akhirnya dibebaskan dari pengaruh perhambaan jahat Setan. Tanda kekuasaannya terukir pada kuburan-kuburan di bumi ini dan taman makam pahlawan orang-orang yang mati. Tangisan dan air mata orang-orang kudus telah berlangsung melewati semua tahun yang ada pada setiap generasi semenjak Adam terjatuh dalam dosa.
Paulus menggambarkan dalam perkataan ini: “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tesalonika 4:16,17).
Upah yang Kristus bawa bersama-Nya mempunyai begitu banyak aspek sehingga tidak ada bahasa di muka dunia ini yang dapat menggambarkannya, tetapi kebangkitan orang-orang benar yang telah mati akan menjadi fokus utama dari momen itu. Beberapa yang telah tertidur selama berabad-abad akan bangun seperti dari tidur malam tanpa mimpi. Sementara bagi yang lainnya itu adalah momen pertama dalam kenangan mereka terbebas dari rasa sakit yang tidak mengenakkan. Mata orang buta akan dibukakan untuk memandang dengan kekaguman pada wajah abadi orang yang mereka kasihi yang hanya mereka kenali sebelumnya dari sentuhan dan suaranya.
Paulus menggambarkan detik perubahan itu yang selamanya akan menempatkan orang-orang kudus lepas dari jangkauan rasa sakit ataupun kematian: Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati” (1 Korintus 15:51-53).
Seiring orang yang dibangkitkan diangkat untuk menemui Yesus di angkasa, semua orang benar yang masih hidup secara instan diubahkan pada tubuh muda abadi yang sama. Kaki Yesus tidak akan menyentuh bumi pada saat itu, tetapi semua umat ditebus akan diangkat untuk menemui Dia seiring dia turun dari Sorga (1 Tesalonika 4:17).
Pertemuan kembali di angkasa itu tentunya akan menjadi momen paling penuh sukacita dan emosional dalam sejarah panjang planet bumi. Tidak heran banyak ayat Alkitab terkait dengan pendaran gambar peristiwa klimaks dalam sejarah waktu.
Apakah hampir semua orang Kristen memahami ciri-ciri kedatangan Kristus dan bagaimana pengaruhnya pada penghuni bumi? Biarlah kenyataan berbicara bagi diri mereka sendiri. Banyak gereja telah menerima ajaran pengangkatan rahasia dari mereka yang menolak pandangan sejarah, dengan mendukung pernyataan pembaharu kesalahan yang baru-baru ini muncul.
Untuk jumlah lainnya yang tak terhitung, kembalinya Tuhan kita adalah subyek ketakutan dan kekuatiran besar. Umat Kristen ternama (yang mewakili mayoritas) memegang perasaan yang bercampur aduk mengenai peristiwa itu, terutama karena mereka kurang jaminan pribadi akan kesiapan untuk bertemu dengan-Nya.
Manisan Hasil Curian
Adalah persiapan yang kurang ini yang membuat banyak sikap yang membingungkan akan kedatangan kembali Tuhan kita. Banyak orang tidak tahu jelas apakah mereka ingin bertemu dengan-Nya atau tidak. Sungguh sebuah komentar yang menyedihkan dari keadaan gereja modern saat ini! Mengapa kita tidak merasa tertarik untuk menjumpai Dia yang kita kasihi – Dia yang mati bagi kita? Setiap orang Kristen seharusnya bersemangat tentang kedatangan-Nya. Kita harusnya membicarakannya, menyanyikannya, dan mengkhotbahkannya! Seperti yang Paulus katakan, kita seharusnya merindukan kedatangan-Nya. Itu adalah harapan yang penuh berkat bagi setiap anak Tuhan.
Ibu saya adalah seorang juru masak yang handal, dan tidak diragukan lagi dia membuat kue coklat paling enak yang pernah ada. Saat masih kecil saya akan memperhatikan dia menempatkan lapisan demi lapisan, lalu mengoleskan icing (krim manis) yang enak pada bagian atas dan samping. Kesempatan yang paling menyenangkan datang saat ibu saya mengizinkan saya menjilati panci atau membersihkan icing yang masih menempel di panci.
Terkadang tidak beruntung karena tidak banyak yang tersisa, tetapi saya selalu berhasil mendapat setidaknya satu sendok penuh. Lalu saya akan memandang penuh harap pada semua icing lezat di kue seiring mereka mengeras. Seringkali itu akan sangat tebal pada salah satu sisi sehingga icing itu akan menetes dan meleleh di piring. Itu selalu menjadi godaan berat bagi saya untuk membersihkan semua kelebihan icing tersebut dengan jari saya, tetapi ibu saya telah memberikan perintah yang sangat jelas untuk tidak melakukannya.
Ujian saya yang sebenarnya tiba saat ibu saya meninggalkan saya sendiri di rumah dengan sebuah kue besar dan indah ada di tengah-tengah meja. Itu baru dihias dengan segarnya, dan saya memandang penuh kekaguman saat coklat icing meleleh tidak tertahankan ke dasar kue. Akhirnya itu seakan siap tumpah ke ujung piring, dan saya tidak dapat menahannya lagi. Dengan hati-hati dan seksama saya acungkan jari ke sekitar pinggiran piring, mengumpulkan gumpalan icing terlarang itu.
Lalu tiba-tiba saya mendengar langkah kaki di teras, dan sebelum saya dapat menghilangkan semua barang bukti, ibu saya sudah memasuki ruangan. Tanpa persiapan saya dapat janjikan pada kalian bahwa saya tidak ingin ibu saya pulang pada momen itu. Dan saya percaya inilah alasan mengapa banyak orang takut untuk berjumpa dengan Yesus – tangan mereka dipenuhi dosa-dosa manis dari dunia ini.
Jangan salah tentang hal ini. Akan ada perubahan dramatis saat Dia muncul. Tempat-tempat yang dahulu terdengar akrab akan hilang dan tidak ada yang kita ketahui sekarang yang tidak akan terpengaruh oleh peristiwa tersebut. Beberapa orang takut akan perubahan, tetapi rasa takut itu tidak punya dasar. Segala sesuatunya akan luar biasa dan lebih menakjubkan dari yang kita pernah tahu atau bayangkan. Suatu momen berada dalam hadirat Yesus akan menggantikan semua penderitaan dan penyangkalan diri seumur hidup di dunia.
Kembali ke Surga
Tuhan akan mengembalikan ras manusia pada ketidakberdosaan ideal-Nya yang Dia rancang dari awal mula. Semua dari keempat pemberian original Tuhan pada manusia akan dipulihkan, termasuk kondisi sempurna Surga taman Eden. Tetapi akan ada perbedaan besar antara kualitas hidup di Eden yang baru dengan Eden yang lama. Adam hanya menerima kondisi bersyarat kekekalan, sementara umat tebusan akan diberi akses mutlak dan tak bersyarat pada hidup Tuhan. Dan meskipun kuasa memilih akan tetap ada, tidak satupun dari orang kudus yang diabadikan itu akan memilih untuk berontak terhadap Tuhan lagi. Karena demonstrasi dari karakter Tuhan dan karakter Setan sudah dinyatakan dalam pertikaian panjang, alam semesta akan aman dari pemberontakan lanjutan dan ketidaktaatan. Setiap makhluk ciptaan akan melihat hasil dari tindakan semacam itu, dan tidak akan ada yang memilih untuk mengulangi eksperimen menyakitkan itu.
Prospek keamanan abadi inilah yang membuat kedatangan Yesus menjadi sebuah ajaran yang begitu mulia. Dunia ini sudah muak akan rancangan-rancangan damai yang penuh kegagalan, perjanjian-perjanjian yang gagal, dan harapan yang mengecewakan. Umat manusia merindukan sebuah kedamaian di mana ketakutan dan ketidakpastian akan sepenuhnya dilenyapkan. Kedatangan Kristus akan mengakhiri semua yang dapat menimbulkan kegelisahan manusia. Kemiskinan, sakit-penyakit, peperangan, dan kematian adalah penyebab stress yang paling umum, dan situasi tersebut akan berakhir saat Dia kembali.
Tetapi prospek yang paling menarik dari semuanya adalah untuk mengetahui bahwa kita akan bertemu muka dengan muka dengan Yesus, dan tinggal di hadirat-Nya sepanjang kekekalan. Tentunya momen itu akan menjadi puncak terindah pengharapan dan mimpi yang selalu kita simpan dalam hati. Sekiranya persiapan untuk peristiwa itu dapat menjadi fokus dari semua pikiran dan tindakan kita. Dan Tuhan tidak menghendaki satu haripun lewat, di mana kita tidak berdoa dengan kerinduan mendalam untuk kedatangan segera Tuhan kita.