Close Menu
    What's Hot
    pola makan dalam alkitab antara pilihan rohani dan ilmiah

    Pola Makan Dalam Alkitab Antara Pilihan Rohani Dan Ilmiah

    Rencana Undang-Undang Kebebasan Beragama yang Baru. Sebuah Kemajuan atau Nubuatan?

    Alkitab firman Tuhan kembali bersinar di masa kegelapan rohani

    Masa Kegelapan Rohani Dan Kebangkitan Alkitab

    BELAJARALKITAB.ID
    AFINDOSTORE.COM
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube TikTok
    • Tentang Kami
      • Awal Mula
      • Kepercayaan Kami
      • Hubungi Kami
      • Permohonan Doa
      • Tanya Jawab Alkitab
      • Kirim Kesaksian
    • Berita & Artikel
      • Blog AFI
      • Berita AFI
      • Hidup Baru
      • Kesehatan
      • Rumah Tangga
      • Ayat Menakjubkan
    • Belajar Firman
      • Mengenal Yesus
      • Pendalaman Alkitab
      • Seri Pelajaran Nubuatan
      • Seri Belajar Alkitab
      • Renungan Harian
    • Media
      • Media Center
      • Bank AUDIO
      • Bank PUSTAKA
      • Bank VIDEO
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube TikTok
    Amazing Facts Indonesia
    BELAJARALKITAB.ID
    HOT TOPICS
    • Donasi
    • AFIndoSTORE
    • Belajaralkitab.id
    Amazing Facts Indonesia
    You are at:Home»Berita & Artikel»Rumah Tangga»16 Cara Menjadi Pembawa Kedamaian dalam Keluarga
    Rumah Tangga

    16 Cara Menjadi Pembawa Kedamaian dalam Keluarga

    Admin 2By Admin 224 February 202501007 Mins Read
    Share WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Share
    WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Setiap hubungan pasti akan sesekali mengalami perselisihan, terlebih lagi dalam keluarga kita karena banyaknya waktu yang kita habiskan bersama dalam satu atap. Ketika orang-orang berdosa (yaitu kita semua) berada dalam jarak yang begitu dekat, akan ada gesekan satu sama lain yang terkadang menghasilkan konflik. Tetapi gesekan itu tidak harus meningkat dan merusak hubungan kita.

    Saya melihat keluarga sebagai cara Tuhan untuk memurnikan kita. Meskipun mungkin terdengar tidak menyenangkan, namun itu adalah hal yang baik. Tuhan menggunakan keluarga kita untuk membantu kita bertumbuh dan menjadi dewasa ke dalam gambar-Nya. Gesekan-gesekan itu? Itu bisa menghasilkan mutiara yang indah.

    Keluarga adalah tempat yang tepat untuk menerapkan Alkitab dalam kehidupan kita. Dan salah satu penerapan Alkitab yang sangat penting bagi keluarga adalah menjadi pembawa damai. Dalam artikel ini, saya akan membagikan kepada Anda 16 cara untuk menjadi pembawa damai dalam keluarga.

      1. Selidikilah hatimu.
      Semua konflik berawal dari hati. Pilihan yang kita buat, pikiran yang kita pikirkan, dan kata-kata yang kita ucapkan, semuanya berasal dari hati. Orang bijak berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23). Memeriksa hati secara terus-menerus akan membantu Anda menciptakan dan menjaga kedamaian dalam keluarga Anda.

      2. Hindari sikap saling menyalahkan.

      Ketika jari-jari mulai menuding, emosi mulai berkobar. Adam yang pertama kali mencetuskan adanya saling menyalahkan, dan Hawa yang menyempurnakannya (Kejadian 3:11-13), tetapi bukan berarti kita harus terus mengulanginya. Untuk menjaga perdamaian, bertanggung jawablah atas tindakan Anda sendiri tanpa mencari-cari alasan. Saling menyalahkan tidak akan pernah membawa kedamaian dalam keluarga.

      3. Berikan pengampunan.
      Konflik akan cepat terselesaikan jika pengampunan diberikan dengan segera dan tulus. Namun, kata “maaf” yang singkat dan sambil lalu tidak akan terdengar benar. Katakan mengapa Anda minta maaf dan bahwa Anda tidak ingin merusak hubungan. Seorang pembawa damai sejati bersedia untuk mengampuni orang lain seperti halnya di dalam Kristus Allah telah mengampuni kita (Lukas 23:34; Efesus 4:32)

      4. Tidak mudah tersinggung.
      Banyak sekali konflik keluarga yang disebabkan oleh seseorang yang tersinggung dengan perkataan atau perbuatan orang lain. Tetapkanlah setiap pagi hari sebelum memulai aktivitas bahwa Anda tidak akan tersinggung. Ketika Anda tidak membiarkan hal-hal yang mengganggu Anda secara pribadi, maka konflik akan berkurang dan kedamaian akan tercipta di dalam rumah.

      5. Berilah kemurahan hati.
      Mari kita akui saja-setiap orang mengalami hari-hari yang buruk, dan sebagian dari kita, mengalami PMS. Dengan memberikan sedikit kemurahan hati, akan sangat membantu dalam menjaga kedamaian. Lukas 6:31, atau yang dikenal sebagai aturan emas, berlaku di sini: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” Jika Anda menginginkan kemurahan hati, berikanlah. Dengan murah hati.

      6. Menunjukkan rasa hormat.
      Entah itu menyangkut pribadi anggota keluarga lain atau percakapan yang kita lakukan, semuanya, mulai dari orang tua hingga adik bungsu, berhak diperlakukan dengan hormat. Sikap tidak hormat paling sering muncul dalam bentuk kata-kata atau penampilan, tetapi juga bisa mencakup hal-hal seperti membiarkan barang-barang pribadi Anda mengotori seluruh rumah atau memakan sisa makanan yang dimaksudkan oleh pasangan Anda untuk dibawa ke kantor. Menjadi pembawa damai membutuhkan rasa hormat di semua aspek setiap saat.

      7. Mengucap syukur.
      Ini mungkin terlihat seperti cara yang aneh untuk menjadi pembawa damai dalam keluarga, tetapi ini sangat penting. Rasa syukur kita-atau kurangnya rasa syukur-akan menentukan apakah kita menjadi terpuruk atau menjadi lebih baik sebagai akibat dari konflik atau krisis keluarga. Saya sendiri yang menentukan apakah suatu situasi akan menyebabkan saya menjadi buruk atau tidak, sehingga menghilangkan kemungkinan untuk menjadi pembawa damai keluarga. Apa pun yang terjadi, selalu ada kesempatan untuk bersyukur.

      8. Melembutkan nada bicara.
      Suara yang meninggi, ejekan, dan kritik hanya akan mengobarkan api konflik. Seringkali konflik keluarga meningkat, bukan karena apa yang dikatakan, tetapi karena bagaimana cara mengatakannya. Saya mengenal sebuah keluarga di mana sang suami sangat verbal dan blak-blakan, dan ketika ketegangan meningkat dengan istri atau anak-anak, suaranya juga cenderung meninggi, dan dia bahkan tidak menyadarinya. Dan perlu diingat, bahwa bahasa tubuh Anda juga menggambarkan “nada.”

      9. Mengutamakan anggota keluarga yang lain.
      Tidak ada yang harus mengajari kita untuk mengutamakan “saya”. Kita tidak membutuhkan petunjuk tentang bagaimana menjadi egois. Karena sifat alamiah kita yang telah jatuh ke dalam dosa, kita melakukannya secara alamiah. “Diri sendiri” adalah penyebab dari banyak masalah keluarga, tetapi Filipi 2:3 berkata, ”Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” Menjadi pembawa damai berarti kita akan memiliki kehidupan yang teratur: Yesus, orang lain, diri sendiri ditambah dengan SUKACITA. Benar-benar terdengar damai bagi saya!

      10. Saling mengasihi satu sama lain.
      Jangan hanya mengatakan “Aku mencintaimu” kepada anggota keluarga-tunjukkan dengan cara-cara yang praktis. Buatlah makanan ringan untuk adik perempuan Anda. Menyimpan sepatu olahraga kakak Anda agar tidak ada yang tersandung. Mencuci piring untuk istri Anda atau memotong rumput untuk suami Anda. Rasul Yohanes berkata, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” (1 Yohanes 3:18). Mengucapkan kata-kata aku mencintaimu memang baik dan perlu, tetapi cinta sejati juga diwujudkan melalui tindakan.

      11. Berilah teladan yang baik.
      Jika Anda adalah orang tua, teladan pribadi Anda sangatlah penting. Anak-anak tidak akan mengikuti “Lakukan apa yang saya katakan, bukan apa yang saya lakukan.” Jadilah teladan bagi anak-anak Anda untuk belajar dari pengalaman. Jika Anda adalah seorang anak atau remaja di rumah dan memiliki adik-adik, sadarilah bahwa mereka meniru Anda, dan tindakan Anda dalam menciptakan perdamaian akan menjadi contoh yang baik untuk mereka ikuti. Dan jika orang tua Anda bukan orang Kristen, Anda juga dapat menjadi contoh yang baik bagi mereka. Hanya dibutuhkan satu orang untuk memulai perubahan yang dibawa oleh penciptaan perdamaian.

      12. Berpikirlah terlebih dahulu.
      Ketika sebuah masalah muncul di rumah, apakah Anda merespons atau bereaksi? Ada perbedaan besar di antara keduanya. Yang satu akan mengarah pada resolusi damai, yang lainnya akan meningkatkan konflik. Pertimbangkan ini: jika dokter mengatakan bahwa Anda merespons obat baru Anda, itu bagus. Jika dia mengatakan bahwa Anda mengalami reaksi terhadap obat tersebut, itu tidak baik. Untuk menjadi pembawa damai, selalu pilihlah untuk merespons.

      13. Berserah diri kepada Tuhan.
      Saya akan jujur – kebiasaan mendasar saya adalah mencari perlindungan kepada Tuhan ketika kesulitan keluarga melanda. Mungkin saya takut, bingung, atau marah. Tetapi tempat terbaik dan teraman untuk berada selama krisis keluarga adalah dalam naungan Bapa surgawi Anda. Anda mungkin tidak mengerti mengapa atau bagaimana semuanya akan terjadi, tetapi Anda dapat dengan aman datang kepada-Nya dengan pertanyaan dan kekhawatiran Anda serta mengizinkan Dia untuk membimbing Anda melewati badai. Saya tidak dapat memberikan kedamaian jika saya sendiri tidak memilikinya.

      14. Terimalah perubahan.
      Perubahan adalah bagian dari kehidupan, namun tidak harus membuat keluarga terpecah belah. Kemarahan, kepahitan, dan kebencian hanya akan memperburuk keadaan bagi semua orang. Kita mungkin tidak selalu menyukai perubahan yang terjadi pada keluarga kita, tetapi kita memilih dengan kata-kata dan tindakan kita apakah perubahan itu menjadi berkat yang tersembunyi atau tidak. Dengan belajar menerima perubahan, Anda akan dapat membantu anggota keluarga yang lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga dapat menjaga kedamaian.

      15. Percayalah kepada Tuhan.
      Salah satu hal tersulit dalam hidup yang harus kita lakukan adalah belajar mempercayai Tuhan. Dan pada saat ada masalah keluarga, kita dapat belajar untuk melakukan hal itu. Jika semuanya selalu berjalan dengan lancar, kita tidak perlu percaya. Tetapi kita semua tahu bahwa bukan seperti itu cara kerja kehidupan. Orang meninggal, pasangan bercerai, rumah hilang. Meskipun kita tidak tahu bagaimana atau kapan krisis akan berakhir, kita tahu bahwa Tuhan masih bersama kita; Dia tidak meninggalkan kita. Percayalah kepada Tuhan dan izinkanlah damai sejahtera-Nya, yang melampaui segala akal budi (Filipi 4:7), membanjiri jiwa Anda. Hanya dengan begitu Anda dapat menjadi pembawa damai.

      16. Mintalah Pertolongan.
      Terkadang masalah keluarga kita terlalu besar bagi kita. Mungkin ada anggota keluarga yang meninggal dunia, dan semua orang begitu larut dalam kesedihannya sendiri sehingga tidak dapat membantu satu sama lain. Atau mungkin semuanya senang dengan kepindahan keluarga ke luar negeri- semuanya kecuali anak remaja Anda. Tidak apa-apa untuk mencari bantuan; bahkan, itu dianjurkan. “Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.” (Amsal 11:14). Tuhan tidak pernah bermaksud agar kita berjalan sendirian

      Kita tidak perlu takut menghadapi masalah dalam rumah tangga. Konflik dan kesulitan adalah kesempatan yang tersembunyi. Dengan menanganinya dari sudut pandang pembawa damai, kita memuliakan Allah dan menjadi lebih serupa dengan Kristus dalam prosesnya.

      Damai Kedamaian Keluarga Rumah Tangga
      Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
      Previous ArticleMakna Dan Peran Suku Israel: Simeon, Lewi Serta Isakhar
      Next Article Pelajaran Iman Dari Zebulon, Yusuf Dan Benyamin
      Admin 2

      Related Posts

      Apakah Boleh Berpacaran dengan Orang yang Tidak Percaya?

      14 February 2025

      Bagaimana Saya Dapat Membantu Keluarga Saya Agar Bisa Akur?

      29 November 2024

      Enam Cara Praktis Untuk Memperkuat Keluarga

      7 March 2024
      Ikuti Youtube kami
      https://www.youtube.com/watch?v=VGMgJrlf8sQ&list=PLgsDp-Z8ao-dIDrgPs4nfiTcA-MQxK9Pb
      Kategori
      • Ayat Menakjubkan (79)
      • Bank Audio (3)
      • Bank Pustaka (58)
      • Bank Video (95)
      • Belajar Alkitab (162)
      • Belajar Firman (43)
      • Berita & Artikel (36)
      • Berita AFI (83)
      • Blog AFI (264)
      • Fakta dan Peristiwa (54)
      • Featured (12)
      • Hidup Baru (55)
      • Kesehatan (130)
      • Media (11)
      • Mengenal Yesus (69)
      • Pendalaman Alkitab (164)
      • Renungan Harian (3,160)
      • Rumah Tangga (41)
      • Uncategorized (71)
      RSS Amazing Facts Blog
      • New Religious Liberty Commission. Progress or Prophecy?
      • The Death of Francis and the Future of the Catholic Church
      • AI, Delusion, and Bible Prophecy
      • The CIA, Psychics, and the Ark of the Covenant
      • Hungary Says No to Public Pride Events
      Top Posts

      10 Ayat Alkitab Yang Menolong Kita Saat Menghadapi Kesulitan Hidup

      16 May 20221,265 Views
      Ayat Alkitab tentang Uang

      10 Ayat Alkitab Tentang Uang Dan Keuangan

      27 December 2018701 Views

      15 Ayat Alkitab Yang Menguatkan Anda Saat Bergumul Dengan Penyakit

      25 March 2021441 Views
      Dapatkan Majalah Kami!
      Demo
      Follow Us
      • Facebook
      • YouTube
      • TikTok
      • WhatsApp
      • Twitter
      • Instagram

      Artikel Populer

      pola makan dalam alkitab antara pilihan rohani dan ilmiah

      Pola Makan Dalam Alkitab Antara Pilihan Rohani Dan Ilmiah

      9 May 20255 Views

      Rencana Undang-Undang Kebebasan Beragama yang Baru. Sebuah Kemajuan atau Nubuatan?

      8 May 20254 Views
      Alkitab firman Tuhan kembali bersinar di masa kegelapan rohani

      Masa Kegelapan Rohani Dan Kebangkitan Alkitab

      8 May 20254 Views

      Our Picks

      Merasa Takut? 10 Ayat-ayat Alkitab Untuk Membantu Menghalau Rasa Takut Anda…

      21 June 20166 Views

      8 Ayat Alkitab Untuk Mengurangi Kegelisahan Anda

      23 March 2016122 Views

      Apakah Beban Anda Berat? 10 Ayat Alkitab Untuk Meringankan Beban Tersebut

      14 April 2016308 Views

      AFI Blog

      Rencana Undang-Undang Kebebasan Beragama yang Baru. Sebuah Kemajuan atau Nubuatan?

      AI, Delusi, dan Nubuatan Alkitab

      Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA), Paranormal, dan Tabut Perjanjian

      Hungaria Mengatakan Tidak Pada Acara Parade Kebanggaan

      70 Orang Kristen Dibunuh Karena Iman Mereka

      Perdamaian yang Rapuh: Akankah Gencatan Senjata Israel dan Hamas Berlangsung Lama?

      © 2025 Powered by Amazing Facts Indonesia.
      • Home
      • AFIndoStore

      Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

      Anda rindu Didoakan dan Bertanya?