Amazingfacts.id: Pada tahun 1874, umat Metodis di Swan Quarter, North Carolina, memutuskan untuk membangun gedung gereja permanen. Para tunawisma Kristen menemukan apa yang mereka yakini sebagai lokasi yang ideal untuk gereja mereka, sebuah lahan yang sempurna di jantung kota di atas tanah tertinggi. Namun ketika mereka mendekati pemilik tanah tersebut, Sam Sadler, dia tidak ingin menyia-nyiakan tanahnya yang sangat bagus untuk sebuah gereja. Bahkan setelah tawaran mereka dinaikkan, Sadler dengan tegas menolak untuk menjual tanahnya.
Segera setelah itu, jemaat Metodis menerima hadiah tanah yang berjarak setengah mil dari sana, di sebuah tanah yang terletak di dataran rendah. Para anggota dengan riang mulai membangun sebuah bangunan sederhana namun kokoh di atas tiang-tiang batu bata. Kemudian sesuatu yang ajaib terjadi yang telah dikonfirmasi oleh sejumlah saksi. Pada tanggal 17 September 1876, tepat setelah mereka mendedikasikan gereja kecil itu, badai yang kuat mulai terjadi.
Hujan turun dan angin bertiup hingga air yang naik mengangkat Gereja Metodis kecil itu dari fondasinya dan mulai membawanya seperti bahtera Nuh ke jalan. Orang-orang terbangun keesokan paginya dan menyaksikan pemandangan yang menakjubkan, seluruh gereja mengambang di Jalan Oyster Creek.
Beberapa orang Samaria yang baik hati melihat gereja yang terapung itu dan mencoba mengikatnya dengan tali, tetapi gereja itu melepaskan ikatannya dan melanjutkan perjalanannya seolah-olah gereja itu memiliki pikirannya sendiri. Gereja itu langsung menyusuri jalan menuju sebuah sudut, menabrak sebuah toko, lalu berbelok ke kanan dan menyusuri jalan tersebut sejauh sekitar dua blok kota hingga mencapai sudut yang sekarang dikenal sebagai Church Street. Kemudian berbelok lagi ke kiri, menyeberangi Kanal Carawan, dan berhenti.
Gereja kecil itu telah berdiri tepat di tengah-tengah tanah yang awalnya diminta oleh para anggota untuk rumah ibadah mereka, tanah yang Sam Sadler tolak untuk dijual demi sebuah gereja. Setelah melihat karya besar Providence, Tuan Sadler, dengan tangan gemetar, memberikan akta kepemilikan tanah tersebut kepada pendeta Metodis. Ketika gereja tersebut diresmikan, gereja tersebut dinamakan “Providence”. Saat ini, sebuah tanda berdiri di depan Gereja Providence, mengingatkan para pengunjung bahwa ini adalah gereja yang “Digerakkan oleh Tangan Tuhan.”
Sama seperti Tuhan membimbing gereja terapung tersebut, Dia juga membimbing umat-Nya dan gereja-Nya saat ini. “Tuhanlah penjagamu.” (Mazmur 121:5). Dia akan membawa kita melewati banjir masalah atau penganiayaan yang kita hadapi.
Dari pada suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat Tuhan di tempat tinggi. Mazmur 93:4.
– Doug Batchelor –