Amazingfacts.id: Bacaan kita hari ini diambil dari nubuat Yesaya:
Sebab Tuhan mendatangkan hari pembalasan. Tanahnya menjadi belerang, negerinya akan menjadi ter yang menyala-nyala. Siang dan malam negeri itu tidak akan padam, asapnya naik untuk selama-lamanya. Negeri itu akan menjadi reruntuhan turun temurun, tidak ada orang yang melintasinya untuk seterusnya. (Yesaya 34:8-10).
Alkitab menafsirkan dirinya sendiri. Sekali lagi, dijelaskan bahwa orang fasik akan mengalami kehancuran total. “Untuk selama-lamanya” berarti tidak ada seorang pun yang dibinasakan di dalam api neraka yang akan hidup kembali. Yang tersisa dari orang fasik hanyalah asap, dan “mereka akan lenyap menjadi abu” (Mazmur 37:20).
Namun, apakah yang dimaksud dengan “tidak ada istirahat siang dan malam”? Tentunya, ini melukiskan sebuah gambaran tentang tempat siksaan yang kekal dan disadari. Tidak, Alkitab sangat jelas. Perhatikan bahwa ketika orang-orang ini masih memberikan penghormatan kepada binatang itu, kondisi mereka yang tidak memiliki istirahat. Tidak ada api neraka di bumi pada saat ini. Ini adalah durasi waktu ketika patung binatang itu menganiaya umat Allah (Wahyu 13:15-17). Jadi, bukan setelah kehancuran mereka tetapi sebelum kehancuran itu orang jahat tidak memiliki ketenangan.
“Dan siapakah yang Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentianNya? Bukankah mereka yang tidak taat?” (Ibrani 3:18). Menariknya, orang fasik tidak memiliki “perhentian” karena mereka tidak mengikuti hukum Allah. Dan bukankah itu yang kita lihat dari mereka yang menyembah binatang itu dan menerima tandanya?
Mereka mengikuti hukum palsu dari binatang itu, dan dengan demikian tidak menaati hukum Allah. “Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian.” (4:3), ayat ini melanjutkan. Sebaliknya, ketika kita percaya kepada Injil, Roh Kudus akan “menyucikan hati nurani [kita] dari perbuatan-perbuatan yang mati untuk melayani Allah yang hidup” (9:14). Iman menuntun kita untuk melayani Allah, yaitu menaati perintah-perintah Allah, dan menaati perintah-perintah Allah berarti bersandar pada Kristus.
Tuhan Yesus, terima kasih atas anugerah kelegaan yang Engkau tawarkan di dalam diri-Mu. Tolonglah saya untuk memiliki damai sejahtera-Mu di dalam hati saya.
Untuk Studi Lebih Lanjut: Ulangan 12:9, 10; Matius 10:28; 2 Tesalonika 1:9.
Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya. Wahyu 14:11.
– Doug Batchelor –