Amazingfacts.id: Jonathan Edwards, seorang pemuda berbakat dari East Windsor, Connecticut, sudah mulai menempuh program magister di Universitas Yale saat usianya baru 17 tahun. Dia kemudian dikenal sebagai pendeta yang memimpin Kebangkitan Besar Pertama di koloni-koloni muda: “Allah yang menahanmu di atas jurang neraka, seperti seseorang menahan laba-laba atau serangga menjijikkan di atas api, membencimu dan sangat marah: amarah-Nya terhadapmu membara seperti api,” katanya dalam khotbahnya yang paling terkenal, “Pendosa di Tangan Allah yang Marah.”
Namun sebelum pemuda itu menjadi keajaiban khotbah pada masanya, Edwards tahu ia harus menjadi seorang Kristen. Ia belajar, ia berdoa, tetapi masih ada keraguan. Selama masa kuliahnya di Yale, serangan pleuritis, peradangan paru-paru memicu pencarian intensif akan keselamatan. Ia kemudian mengenang, “Allah berkenan untuk menangkapku dengan pleuritis; di mana Ia mendekatkanku ke kubur dan menggoncangku di atas jurang neraka.”
Jonathan pulih, tetapi belum sepenuhnya bertobat. Baru ketika Edwards membaca ayat dalam 1 Timotius 1:17, bahwa Allah memang adalah “Raja yang kekal,” cahaya mulai menyinari. Sekitar 18 bulan kemudian, saat menjadi pendeta mahasiswa yang mengunjungi bagian barat Negara Bagian New York, Edwards menerima pengukuhan yang ia cari: “Aku merasa keinginan yang membara untuk menjadi seorang Kristen yang sempurna dalam segala hal; dan menyesuaikan diri dengan gambar yang diberkati dari Kristus; dan agar aku dapat hidup, dalam segala hal, sesuai dengan yang murni, “Aturan-aturan manis dan diberkati dari Injil.”
Edwards kemudian menjadi murid seorang pendeta, lalu memimpin jemaat sendiri, dan menyampaikan khotbah-khotbah yang menyebar ke seluruh negeri selama kebangkitan rohani di Amerika Kolonial. Ia memiliki 11 anak, yang bersama dengan 1.400 keturunannya, memiliki dampak luar biasa terhadap Amerika Serikat: satu Wakil Presiden AS, satu dekan fakultas hukum dan satu dekan fakultas kedokteran, tiga Senator AS, tiga gubernur, tiga walikota, 13 rektor perguruan tinggi, 30 hakim, 60 dokter, 65 profesor, 75 perwira militer, 80 pejabat publik, 100 pengacara, 100 pendeta, dan 285 lulusan perguruan tinggi.
Jonathan Edwards hidup hanya 55 tahun, tetapi ia mengisi tahun-tahun itu dengan spiritualitas dan prestasi. Dan semuanya dimulai dengan refleksi diri yang mendalam dan pencarian akan Tuhan.
Renungkan: Apakah Anda, atau seseorang yang Anda kenal, pernah merasa begitu tersentuh oleh dosa sehingga Anda mencari Tuhan dan jawabannya? Yesus berkata, “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Matius 23:12).
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. 1 Timotius 1:17.
– Doug Batchelor –