Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kau ketahui, ya Tuhan. Mzm. 139:4.
Setiap jam sepanjang hari kita harus menyadari bahwa Tuhan hadir dekat kita, bahwa Ia melihat segala yang kita Iakukan, dan mendengar semua perkataan yang kita ucapkan. . . . Kata-kata murahan, yang duniawi dan yang tidak Kristiani mungkin bisa diumpamakan sebagai “api yang asing” (Im. 10:1), dan ini tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Ketawa yang kuat, yang bernada sombong adalah penyangkalan Tuhan dalam jiwa, karena hal itu menyatakan bahwa kebenaran tidak menguasai hati. . . .
Dengan perkataan kita yang sia-sia dan teladan yang bukan Kristiani kita menghinakan Tuhan, dan membahayakan bukan saja jiwa kita tetapi juga jiwa orang-orang yang bergaul dengan kita.
Teladan yang telah diberikan Kristus kepada dunia ini melarang semua sikap sembrono dan murahan; dan jika hidup itu dibuat semerbak oleh kasih karunia Tuhan, maka unsur-unsur sembrono itu tidak akan muncul. Keceriaan sejati, suatu pengaruh yang mengangkat, akan mengalir dari semua orang yang mengasihi Tuhan dan menuruti perintah-perintahnya. Dan bersama itu akan ada kuasa yang meyakinkan dan mengubahkan. “Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” (Flp. 2:12), kata rasul. Mengapa dengan takut dan gentar? Supaya jangan keliru menggambarkan imanmu yang kudus oleh bersikap enteng, oleh menyepelekan, oleh olok-olok dan senda-gurau, yang memberikan kesan kepada orang lain bahwa kebenaran yang Anda nyatakan tidak mempunyai pengaruh menyucikan kepada tabiat.
Sebagai pengikut Kristus kita harus menggunakan kata-kata kita sedemikian rupa untuk menolong dan mendorong satu sama lain dalam hidup Kristen. Lebih lagi dari yang kita Iakukan, kita perlu membicarakan babak-babak penting dalam pengalaman kita. Kita harus membicarakan belas kasihan dan kebaikan kasih Tuhan, kasih Juruselamat yang tak terduga dalamnya. Kata-kata kita haruslah kata-kata pujian dan rasa syukur. Jikalau pikiran dan hati dipenuhi kasih Tuhan, ini akan nyata dalam percakapan kita. . . .
Pikiran-pikiran penting, aspirasi agung, pengertian yang jelas akan kebenaran, maksud-maksud yang tidak mementingkan diri sendiri, kerinduan akan kesalehan dan kesucian, akan berbuah dalam kata-kata yang menyatakan tabiat hati yang berharga. Bilamana Kristus dinyatakan dalam perkataan kita, maka kata-kata kita itu akan mempunyai kuasa untuk memenangkan jiwa-jiwa kepada-Nya.
“That I May Know Him”