Kuasa Menyucikan dari Kebenaran
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14 : 6
Pada waktu Kristus menundukkan kepalaNya di tepi sungai Yordan sesudah Ia dibaptis, langit terbuka dan Roh Allah turun dalam bentuk burung merpati seperti emas yang menyala, mengelilingi Kristus dengan kemuliaannya, maka kedengaranlah suara Allah dari tempat yang tinggi, berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” Doa Kristus demi kepentingan manusia membuka pintu sorga dan Bapa menyambut, menerima permohonan bagi bangsa manusia yang telah jatuh. Yesus berdoa menjadi pengganti dan jaminan kita, agar melalui jasa-jasaNya sebagai Putra Allah yang kekasih, bangsa manusia sekarang boleh mendapat jalan masuk pergi kepada Bapa. Oleh karena pelanggaran maka dunia ini telah terdampar dari benua surga. Hubungan antara manusia dan Penciptanya telah putus; tetapi jalan telah terbuka sehingga manusia itu dapat pulang ke rumah Bapa. Yesus adalah “jalan, kebenaran, dan hidup.” Pintu gerbang surga sudah terbuka, dan cahaya dari takhta Allah menyinari hati mereka yang mengasihiNya, walaupun mereka tinggal di bumi yang terkutuk karena dosa. Terang yang mengelilingi Putra Allah yang ilahi itu akan menyinari lorong segala orang yang mengikut jejaknya. Tidak perlu menjadi putus harap. Janji-janji Allah pasti dan teguh.
“Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.” Maukah engkau menjadi anak laki-laki atau perempuan dari Yang Mahatinggi?… Dengan nama PutraNya engkau boleh datang kepada Bapa, tidak peduli betapa hancur dan lemahnya permohonanmu, itu akan dipersembahkan oleh Yesus dihadapan singgasana kuasa yang tak terhingga, dan terang yang mengalir melalui Dia akan dipancarkan kepadamu. Engkau akan “diterima sebagai kekasihNya.”
Hidupku Kini, Hal. 262