Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap (Mazmur 121:3)
Kisahnya terjadi di Cirebon. Suatu malam, sekelompok orang mencuri alat berat jenis ekskavator hidrolik yang diparkir di lokasi galian tanah. Alat itu beratnya belasan ton. Untuk memindahkannya, si pencuri harus memakai truk khusus pengangkut alat berat. Prosesnya pasti cukup lama dan menimbulkan suara bising. Anehnya, tidak satu pun satpam yang berjaga di lokasi mengetahuinya. Mengapa? Karena mereka semua sedang terlelap!
Seorang penjaga yang suka ketiduran tidak dapat memberi jaminan keamanan. Gangguan bisa datang kapan saja. Maka, penjaga yang baik harus terus siaga. Begitu ada gangguan, ia harus segera bertindak. Pemazmur membutuhkan penjaga semacam itu. Saat berziarah ke Yerusalem, ia harus melewati jalan berbahaya yang dikelilingi gunung-gunung batu (ayat 1). Dari balik bebatuan, perampok atau binatang buas bisa muncul kapan saja. Siapa penjaga yang paling mampu menjamin keamanannya? Tuhan! Dialah Penjaga yang tak pernah terlelap (ayat 3-4). Dan, Dia tidak hanya mampu menjaganya dari kecelakaan (ayat 7). Cuaca gurun yang ekstrem pun dapat diatur-Nya hingga bersahabat, sebab Dia adalah penguasa alam raya (ayat 2,6).
Mazmur ini mengekspresikan iman dan rasa aman pemazmur pada penjagaan Tuhan. Karena keyakinan bahwa Tuhan menjaga, ia dapat melenggang riang di jalan penuh bahaya sekalipun. Yakinkah Anda, bahwa Tuhan pun tengah menjaga keluar masuk Anda (ayat 8)? Bahaya dan ancaman selalu ada. Akan tetapi, jika Anda memohon Tuhan menjadi Sang Penjaga, Anda aman. Sebab, Tuhan pasti bersedia menjaga dan Dia tidak pernah “kecolongan”. Dia tidak akan pernah terlelap!
Karena Tuhan adalah penjaga yang tak pernah terlelap, kita bisa tidur dengan lelap.