BADAI HELENE: BENCANA YANG TIBA-TIBA TERJADI

Fakta dan Peristiwa Featured
Mari bagikan artikel ini

Oleh John Cloud

Badai Helene menghantam wilayah Big Bend di Florida tepat setelah pukul 11:00 malam pada tanggal 26 September. Empat puluh delapan jam kemudian, badai ini menerjang ke arah utara melalui beberapa negara bagian dan puluhan kota. Angin kencang dan hujan lebat yang ditimbulkan Helene membuat beberapa daerah tidak dapat lagi dikenali.

Pada sore hari tanggal 1 Oktober, jumlah korban tewas mencapai hampir 200 orang, sementara ratusan orang lainnya masih dinyatakan hilang. Lebih dari satu juta orang masih belum mendapatkan aliran listrik, dan ratusan ribu orang kekurangan air bersih. Dalam sebuah konferensi pers, Ryan Cole, asisten direktur Layanan Darurat Buncombe County di Carolina Utara bagian barat, mengatakan, “Kami mengalami kehancuran yang luar biasa di seluruh wilayah ini. Kami telah mengalami banjir yang luar biasa di sini.”

Selain Amerika Serikat, Nepal, Jepang, dan Tunisia baru-baru ini juga mengalami bencana banjir yang mematikan. Belum lagi ratusan bencana alam lainnya yang terjadi setiap tahunnya.

Meningkatnya Bencana Alam

Meningkatnya Bencana Alam

Yesus membandingkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam di bumi dengan pengalaman seorang wanita yang akan melahirkan (Matius 24:7, 8). Saat mendekati saat kelahiran, kontraksi datang dengan lebih cepat dan kuat. Ketika kita mendekati akhir dunia dan kedatangan Juruselamat kita, apa yang kita lihat terjadi di alam semesta adalah penggenapan dari nubuat ini.

Menurut USA Today, jumlah bencana alam di Amerika Serikat yang menyebabkan kerusakan lebih dari $1 miliar per tahun meningkat dua kali lipat dari delapan menjadi 18 bencana dalam lima tahun terakhir. Artikel yang sama mengatakan, “Para ilmuwan yang mempelajari iklim dan cuaca bumi mengatakan bahwa badai seperti Helene lebih mungkin terjadi di masa depan,” dan kemudian mengutip pendapat seorang pemilik penginapan di Florida mengenai bencana alam beberapa tahun terakhir, “Ini tidak lagi terasa alami.”

Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) melaporkan, “Jumlah bencana telah meningkat lima kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun, yang disebabkan oleh perubahan iklim, cuaca yang lebih ekstrem, dan pelaporan yang lebih baik.”

Namun, apakah perubahan iklim merupakan “Ancaman Terbesar yang Pernah Dihadapi Manusia Modern,” seperti yang dikatakan oleh PBB?

Ancaman Terbesar Kita

Menurut Alkitab, perubahan pertama di lingkungan bumi diakibatkan oleh dosa—“pelanggaran hukum” (1 Yohanes 3:4), yaitu ketidaktaatan terhadap kehendak Allah yang dinyatakan. Dosa pertama mengakibatkan bumi dikutuk, menghasilkan semak duri dan rumput duri, dan meningkatkan kerja keras dalam mengolah makanan (Kejadian 3:17-19).

Dosa juga menyebabkan “bencana alam” pertama yang tercatat dalam Alkitab — banjir besar yang melanda seluruh dunia. Ketika “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:5), maka dengan berat hati Ia mendatangkan air bah ke bumi.

Apakah ini berarti bahwa Tuhan menyebabkan semua bencana alam? Tentu saja tidak. Dalam kitab Ayub, kita belajar bahwa Setan dapat menyebabkan apa yang kita sebut sebagai bencana alam ketika Allah mengizinkannya (Ayub 1:16, 19).

Apakah “bencana alam” terjadi karena “perubahan iklim,” penghakiman Allah, atau serangan musuh, Alkitab mengungkapkan bahwa akar penyebab dari semua itu adalah dosa. “Segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin” (Roma 8:22) di bawah kutukan dosa, merindukan untuk ‘dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.’ (ayat 21).

Dosa adalah ancaman terbesar kita, mendatangkan malapetaka dalam kehidupan pribadi kita dan juga dunia. Untuk itulah Yesus datang untuk menyelamatkan kita (Matius 1:21).

Tempat Berlindung dari Badai

Tempat Berlindung dari Badai

Markus 4:35-41 menceritakan saat Yesus menyeberangi Danau Galilea bersama murid-murid-Nya. Yesus sedang tertidur di dalam perahu ketika badai yang dahsyat mulai mengamuk. Karena takut perahu akan tenggelam, para murid membangunkan Yesus. Setelah menenangkan laut, Yesus menegur para murid karena kurangnya iman mereka. Mereka seharusnya tahu bahwa selama mereka berada di dalam perahu bersama Yesus, perahu itu tidak akan tenggelam. Apakah Anda berada di perahu bersama Yesus?

Semua orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat telah dibebaskan dari belenggu dosa (Roma 6:7). Di dalam Kristus, kita memiliki tempat perlindungan dan kekuatan, sebuah benteng yang kokoh untuk melawan musuh (Nahum 1:7). Dari posisi aman ini, kita memiliki hak istimewa untuk melayani orang lain dan mengundang mereka untuk menemukan tempat berlindung “di bawah naungan Yang Mahakuasa” (Mazmur 91:1).

Memberikan Perlindungan

Memberikan Perlindungan

Para penyintas bencana alam sering kali ditemukan dalam kondisi yang rapuh, mengalami luka-luka, kehilangan harta benda, rumah, dan bahkan orang yang mereka cintai. Mereka tidak hanya membutuhkan bekal sementara, tetapi mereka juga membutuhkan dorongan spiritual.

Sebagian besar dari kita tidak dapat hadir secara fisik untuk membantu di daerah bencana. Namun, bagi mereka yang mampu secara finansial, kita dapat mendukung organisasi-organisasi bantuan bencana yang berorientasi pada Injil, seperti ADRA, yang melayani kebutuhan duniawi dan rohani para penyintas.

Selain itu, satu hal yang dapat kita lakukan adalah berdoa. Jadi, mari kita menaikkan permohonan doa yang kuat kepada Bapa surgawi kita untuk para petugas penyelamat dan para penyintas Badai Helene. Semoga mereka mendapatkan kekuatan dan kesembuhan pada saat mereka membutuhkannya.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *