Amazingfacts.id: Orang sering menyebut “kedamaian sebelum badai,” tetapi ada juga kedamaian setelah badai berlalu. Mazmur 29 menggambarkan hal ini, dengan menyebut “suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, Tuhan di atas air yang besar.” (ay. 3). Ayat hari ini mengulang detail tersebut. “Suara TUHAN” adalah “suara dari surga.” Kita telah melihat hal ini sebelumnya dalam Wahyu (1:15; 4:5).
Dalam mazmur Daud ini, suara Allah juga adalah badai yang menyebabkan bumi berguncang dan merintih. Hal ini sejajar dengan tujuh tulah terakhir yang Allah kirimkan ke bumi, yang akan kita bahas dalam Wahyu 16.
Mazmur ini berakhir dengan gambaran apa yang terjadi setelah badai berlalu: “Tuhan bersemayam di atas air bah, Tuhan bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya. Tuhan kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, Tuhan kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!” (Mazmur 29:10, 11).
Dikatakan bahwa mazmur ini secara tradisional dinyanyikan pada akhir Perayaan Pondok Daun. Ini adalah perayaan terakhir dalam setahun dan melambangkan akhir dari penghakiman akhir (Imamat 23:34–36, 39:43; Ulangan 16:13–15), ketika semua umat Allah akan hidup selamanya bersama Kristus di bumi yang baru; di mana “damai” bukan dosa, atau kematian, atau penderitaan akan berkuasa; dan di mana “TUHAN duduk sebagai Raja selamanya” di tengah-tengah “kuasa-Nya yang kekal, yang tidak akan lenyap” (Daniel 7:14). Mazmur 29 adalah nyanyian yang paling tepat untuk menggambarkan apa yang akan terjadi pada akhir zaman.
Ayat hari ini adalah penjelmaan akhir Mazmur 29. Kita sekarang melihat melalui gerbang waktu, melampaui Kedatangan Kedua. Sebagai catatan, hal ini menempatkan penganiayaan binatang dan tanda-nya tepat sebelum akhir zaman. Dalam ayat ini, badai telah berlalu. Pertempuran terakhir telah dimenangkan; kemenangan telah diraih. Tuhan akan memerintah selamanya. Adegan ini dijelaskan dengan lebih rinci dalam bab berikutnya, Wahyu 15.
Raja Surgawi, biarlah aku mengingat janji indah-Mu kepada kami, bahwa setelah badai, Engkau akan memerintah dengan kemenangan; biarlah aku termasuk dalam panen-Mu yang melimpah.
Untuk Studi Lebih Lanjut: Ayub 37:4; Yehezkiel 43:2; Wahyu 11:15.
Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Wahyu 14:2.
– Doug Batchelor –