Amazingfacts.id: Pada suatu malam yang panas di bulan Agustus 1942, Amerika Serikat dan Jepang bersiap untuk bertempur dalam pertempuran laut mematikan di Pulau Savo untuk memperebutkan Guadalcanal. Elgin Staples, seorang prajurit sinyal kelas tiga di USS Astoria, terbangun dari tidurnya yang lelah oleh ledakan keras. Dengan jantung berdebar kencang, ia melompat dari tempat tidurnya, mengambil pelampung penyelamat dan mengikatnya dengan erat.
Staples selamat dari hujan peluru musuh pertama dan sedang merawat yang terluka ketika sebuah meriam meledak dan ia terlempar ke laut, terjun 30 kaki ke air gelap yang dipenuhi hiu. Terluka di kaki dan bahunya oleh pecahan peluru, ia tetap terapung berkat pelampung sempit yang berhasil ia aktifkan. Selama empat jam yang menyiksa, ia terapung di laut lepas sementara makhluk besar dan gelap menyentuh kakinya.
Selama jam-jam menakutkan yang berlalu, ia memikirkan ibunya dan tahu bahwa ia sedang berdoa untuknya. Saat matahari terbit, Staples diselamatkan oleh kapal perusak yang melintas dan segera dikembalikan ke Astoria yang sedang tenggelam. Namun, kapalnya sudah rusak parah dan mulai tenggelam. Staples, masih mengenakan pelampung penyelamat yang sama, memaksa diri untuk melompat kembali ke laut.
Kali ini dia diselamatkan oleh USS President Jackson dan dievakuasi ke tempat aman. Di atas kapal transportasi, Staples memeriksa dengan cermat pelampung yang telah menyelamatkannya. Pelampung itu diproduksi oleh Firestone Rubber Company dan memiliki nomor registrasi unik. Dia merasa terkesan untuk menyimpannya sebagai kenang-kenangan.
Selama cuti di rumah, Staples menceritakan kisahnya kepada ibunya. Ia terkejut mengetahui bahwa ibunya telah bekerja di pabrik Firestone di Akron, Ohio, selama perang. Penasaran, ia mengambil pelampung penyelamat yang kempes dari tasnya dan bertanya tentang tujuan angka di sabuk tersebut.
Ibunya menjawab bahwa perusahaan memproduksi ribuan pelampung penyelamat, tetapi setiap sabuk harus diperiksa dan diberi nomor unik oleh inspektur. Ketika ibunya menatap tali penyelamat itu, matanya melebar karena terkejut. Dengan suara yang hampir tak terdengar, ia berkata, “Anakku, aku adalah inspektur di Firestone dan ini adalah nomor inspekturku!”
Sama seperti pelampung penyelamat ibunya yang menopang fisik sang pelaut muda, doa-doanya menopang semangatnya selama cobaan itu. Seorang ibu yang takut akan Tuhan dan berdoa adalah berkat yang luar biasa dari Tuhan. Jika kamu memiliki ibu Kristen, itu adalah sesuatu yang patut disyukuri kepada-Nya.
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji. Amsal 31:30.
– Doug Batchelor –