ABRAHAM PENYEMBAHAN BERHALA MENJADI BAPA LELUHUR – BAGIAN 2

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Amazingfacts.id: Di beberapa kalangan, ada yang membayangkan bahwa pertobatan haruslah sebuah peristiwa yang dramatis: Tangisan yang menyentuh hati, berjalan menyusuri “jalan serbuk gergaji” ke depan tenda kebangunan rohani, atau mungkin sebuah pengakuan dosa di depan ranjang. Semakin banyak drama, tontonan, dan publisitas yang dapat dilampirkan, semakin baik.

Pertobatan Diam-Diam

Ada kalanya pertobatan atau buktinya dapat terjadi secara diam-diam, rendah hati, dan hampir tidak diperhatikan. Kejadian dalam kehidupan Abraham ini adalah salah satunya. Sang bapa leluhur sedang duduk di “pintu kemah”, Alkitab menceritakan, dan melihat tiga orang pengunjung di kejauhan.

Abraham melompat, berlari menemui mereka, dan membungkuk rendah di hadapan para tamunya. Menolak penolakan mereka, dia bersikeras menawarkan keramahan kepada mereka, dan kemudian beberapa hal lainnya.

Abraham berkata kepada tamunya, “‘Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini. Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.’ Jawab mereka: ‘Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu.’” (Kejadian 18:3-5).

Tentu saja, Abraham menyajikan lebih dari sekadar “sepotong roti”. Dia menyediakan kue-kue yang lezat, dan seekor anak sapi panggang, hidangan yang lezat dan bukan pengakuan yang tidak penting bahwa para tamu layak mendapatkan perlakuan yang layak.

Tindakan Keramahan Berbuah Janji

Ternyata para pengunjung ini lebih dari sekedar musafir yang kebetulan melewati kemah Abraham, dalam perjalanan menuju Sodom. Mereka adalah malaikat-malaikat Yang Mahatinggi, dan mereka membuat janji kepada Abraham: Dalam setahun, Anda dan Sarah akan memiliki seorang putra.

Tindakan keramahtamahan Abraham begitu penting sehingga berabad-abad kemudian penulis surat Perjanjian Baru menyebutnya: “Janganlah kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat” (Ibrani 13:2).

Abraham menunjukkan hatinya yang telah bertobat melalui kesetiaannya kepada Allah dengan bersikap baik kepada para pengunjungnya. Bagaimana kita menghidupi iman yang kita anut?

Renungkan: Jika “beberapa orang telah menjamu para malaikat dengan tidak disadari,” keadaan apa yang dapat Anda ingat yang mungkin sesuai dengan deskripsi tersebut? Ketika kita memiliki kesempatan, mari kita pastikan untuk menggunakan karunia rohani keramahtamahan!

Ketika ia menggangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sudujlah ia sampai ke tanah. Kejadian 18:2.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *