Diselamatkan untuk Melayani
Murid-muridNya datang kepadaNya dan berkata, . . . Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat memberi makanan di desa-desa. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, . . . Kamu harus memberi mereka makan. Jawab mereka: yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan. Yesus berkata, Bawalah kemari kepadaKu. . . . Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya, lalu murid-muridNya membagi-bagikannya kepada orang banyak. . . . Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. (Matius 14:15-20)
Dalam perumpamaan ini terselubung suatu pelajaran rohani yang dalam bagi pekerja-pekerja Allah. . . . Dalam keyakinan yang penuh kepada Allah, Yesus mengambil persediaan roti yang sedikit itu; dan walaupun hanya sedikit jumlahnya untuk keluarga murid-muridNya, la tidak mengundang mereka makan, tetapi mulai membagi-bagikannya kepada mereka, mengajak mereka melayani orang banyak. Roti itu berlipat ganda dalam tanganNya; dan tangan-tangan murid-murid itu diulurkan kepada Kristus, la sendiri, Roti Hidup itu tidak pernah habis-habisnya. Persediaan yang sedikit itu cukup untuk semua orang. Setelah keperluan orang banyak itu dicukupkan, potongan-potongan yang sisa dikumpulkan, dan Kristus bersama murid-muridNya makan roti yang disediakan sorga.
Murid-murid itu adalah saluran komunikasi di antara Kristus dan orang banyak. Hal seperti ini haruslah menjadi pendorong besar pada murid-muridNya zaman ini. Kristus adalah Pusat, Sumber segala kekuatan. Murid-muridNya harus menerima keperluan mereka dari Dia. . . .
Sementara kita terus memberi, kita akan terus menerima; dan semakin banyak kita memberi, semakin banyak kita menerima . . .
Perhatikanlah kolam yang menerima hujan dari sorga tetapi tidak mengalirkannya ke luar. Kolam itu tidak mendatangkan berkat kepada seorang juapun, melainkan sifat mementingkan diri yang meluap meracuni udara sekelilingnya. Sekarang lihatlah pada mata air yang mengalir dari lereng gunung, menyegarkan tanah kering yang dilewatinya. Betapa besar berkat-berkat yang dibawanya! Seseorang akan berpikir bahwa memberi dengan amat murah hati akan menghabiskan persediaan. Tetapi bukan demikian. Sebagian dari rencana Allah yang besar bahwa mata air yang memberi itu tidak pernah akan kekurangan; dan dari hari ke hari, dari tahun ke tahun ia mengalir di atas salurannya, selamanya menerima dan memberi.”
Hidupku Kini, hal. 225