Topik neraka telah berkecamuk selama berabad-abad, dan kontroversi tentang realitasnya tetap kuat bahkan di dalam lingkaran Kristen, di mana pemikiran bahwa neraka merupakan sebuah tempat penyiksaan yang kekal merupakan pandangan yang banyak dipegang oleh orang Kristen saat ini.
Baru-baru ini, penulis Rob Bell menulis, “telah jelas dikomunikasikan kepada banyak orang bahwa kepercayaan ini (neraka sebagai sebuah tempat berapi dari siksaan kekal) adalah sebuah kebenaran inti dari iman Kristen dan untuk menolak itu, pada dasarnya, untuk menolak Yesus. Kesesatan dan racun dan akhirnya menumbangkan penyebaran dari pesan Yesus mengenai kasih, kedamaian, pengampunan dan kegembiraan yang perlu di dengar oleh dunia yang putus asa.
Sama halnya, Paus John Paul II, selama masa pemerintahannya yang panjang atas gereja Roma Katolik, menimbulkan sarang teologis lebah ketika dia mendeskripsikan neraka sebagai “keadaan orang yang bebas dan secara pasti memisahakan dirinya dari Tuhan, sumber segala kehidupan dan kematian.” Dia menambahkan secara kontroversi, neraka “bukan sebuah hukuman yang dikenakan secara eksternal oleh Tuhan.”
Baik Bell dan pesan dari mantan Paus diterima dengan sukacita dan kemarahan. Sebagai tanggapan terhadap pesan tersebut, R. Albert Mohler Jr., presiden dari Southern Baptist Theological Seminary menuduh Paus “menjual neraka secara halus… Yesus sendiri berkata neraka sebagai sebuah danau api, dimana cacing-cacing tidak akan mati dan api tidak akan dipadamkan. Itu semua sangat jelas.” Kebanyakan orang Baptists percaya orang berdosa saat ini menderita dalam penyiksaan kekal.
Dan kemudian cendekiawan Inggris Dr. John Stott, menyatakan bahwa kepercayaan siksaan kekal didasarkan pada filosofi pagan, mengajarkan bahwa pandangan Tuhan tidak konsisten dengan potret Alkitabiah dari karakter-Nya. Stott dan guru Alkitab terkemuka lainnya menyatakan bahwa api pada akhirnya akan menempatkan orang yang belum selamat di luar eksistensi – bukan menahan mereka dalam kesakitan yang kekal.
Dia menjelaskan sementara Yesus membuat itu sangat jelas bahwa ada sebuah neraka yang kekal (Matius 10:28), Dia menjelaskan sesuatu yang sangat signifikan dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang – “Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.” (Matius 13:40). Menurut Stott, implikasinya sangat jelas. Pertama, kontras dengan klaim dari kota Vatikan, neraka adalah sebuat tempat yang nyata di mana “lalang anak-anak si jahat” (Matius 13:38) akan dibakar (ayat 40). Namun bertentangan dengan Southern Baptist Theological Seminary, belum ada yang pernah ke sana.
(Perlu dicatat di sini bahwa seringkali kata yang diterjemahkan “neraka” digunakan dalam Alkitab, secara literal itu berarti “kuburan.” Hanya sebanyak 12 kali dari 54 kata kita membaca kata “neraka” yang kata aslinya berarti “tempat pembakaran.”)
Jadi siapa yang benar?
Apakah itu Paus, Rob Bell, John Stott, atau orang Kristen yang terus dalam tradisi dari Jonathan Edwards, sebagai pengkhotbah Puritan yang melakukan perjalanan sepanjang abad ke 18 New England menyatakan bahwa “tidak akan ada akhir untuk penderitaan mengerikan yang indah” dari api neraka yang membakar selamanya?
Menurut beberapa survei, 64 persen orang Amerika percaya adanya neraka, tapi hanya 34 persen percaya itu adalah “sebuah tempat nyata di mana orang-orang menderita siksaan api kekal.” Mengejutkannya 53 persen melihat neraka sebagai “sebuah keadaan menyedihkan dari eksistensi abadi terpisah dari Tuhan.” Namun persentase tidak menyamai kebenaran Alkitab.
Pembuat website ini percaya terdapat kebenaran Alkitab mengenai neraka, dan pertanyaan Anda layak mendapatkan jawaban Alkitab. Situs ini sepenuhnya dikhususkan untuk menjelajahi dan mendemistifikasi topik Alkitab mengenai api neraka. Kami percaya kebenaran, sebagaimana di dalam Kristus, dapat memperluas pemahaman kita dan membawa kita ke dalam sebuah hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.
Jika api neraka membingungkan atau menakutkan Anda, atau jika anda mencari jawaban bukan pertanyaan, kami mendorong Anda untuk menyisihkan beberapa menit dengan kami sebab kami mengeksplor topik kontroversial ini melalui artikel, dan link.