Apakah Memang Benar Ada Neraka?
Hampir setiap budaya dan agama memiliki semacam konsep nerakaโbaik itu dunia di bawah di mana orang yang mati meneruskan keberadaan dalam kesengsaraan yang menyakitkan atau hanya alam gelap yang berisi roh-roh jahat. Sudah tentu, sebagian berpikir neraka hanyalah fiksi dramatis abad pertengahan yang digunakan pengkhotbah-pengkhotbah untuk menakut-nakuti orang. Jika ada neraka, di manakah tempatnya? Dan apakah tujuan akhirnya?
Hampir semua pandangan akan neraka menggambarkannya sebagai satu tempat penyiksaan di akhirat. Sebagian mengajarkan bahwa itu adalah tempat akhir dimana orang jahat menderita tanpa akhir. Yang lain berkata itu adalah periode rohani sementara di antara inkarnasi fisik. Sebagian percaya neraka adalah tidak lebih dari tempat tinggal orang mati, satu kekosongan gelap dari debu dan kesunyian.
Sudah tentu, sumber kita untuk mencari kebenaran tentang neraka adalah Alkitab. Anda mungkin merasa Anda tahu apa yang dikatakannya tentang neraka karena Anda telah mendengar pengkhotbah-pengkhotbah berbicara tentang hal itu. Anda juga mungkin telah melihat neraka digambarkan dalam film-film horor atau diolok-olok dalam pertunjukan komedi. Tetapi pernahkah Anda benar-benar mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang neraka?
Kata-kata Neraka
Mari hilangkan beberapa kebingungan tentang kata โnerakaโ dalam terjemahan bahasa Inggris dari Alkitab. Kadang-kadang kata Ibrani sheol dalam Perjanjian Lama dan kata Yunani hades dalam Perjanjian Baru diterjemahkan sebagai โnerakaโ, seperti yang ada dalam versi King James. Tetapi banyak versi-versi modern menghindar dari menerjemahkan kata-kata ini sebagai โnerakaโ karena sheol dan hades tidak berbicara tentang satu tempat pembakaran dan siksaan.
Banyak versi menggunakan sheol dan hades untuk menjelaskan tempat di mana baik yang benar maupun yang jahat menunggu hari kebangkitan dan penghakiman: โkuburโ, โtempat orang mati,โ โkedalamanโ. Kita telah temukan di Bagian 1 bahwa orang mati tidak memiliki kesadaran sementara di dalam kubur.
Dalam Perjanjian Baru, satu kata Yunani yang lain, gehenna, telah diterjemahkan sebagai โnerakaโ. Istilah ini datang dari kata Ibrani Ge Hinnom, yang berarti โLembah Hinomโ. Lembah ini berada di sebelah selatan dari Yerusalem dan pada suatu waktu adalah tempat di mana bangsa Israel mempersembahkan anak-anak mereka sebagai korban kepada dewa kafir (2 Tawarikh 28:3). Nabi Yeremia meramalkan bahwa lembah ini akan dikenal sebagai satu โLembah Pembunuhan,โ satu tempat penghakiman (Yeremia 7:32). Itu akhirnya menjadi satu tempat pembuangan sampah di mana binatang-binatang mati dan sampah dibakar.
Yesus menggunakan Lembah Hinom untuk menggambarkan api neraka. Ia mengingatkan dalam Khotbah di atas Bukit, โSiapa yang berkata, โEngkau bodoh!โ akan ada dalam bahaya api nerakaโ (Matius 5:22). Kata-kata โapi nerakaโ diterjemahkan dari โapi Gehennaโ. Tentu saja, Yesus tidak maksudkan bahwa neraka berada di satu lubang dekat Yerusalem. Gantinya, api ini dimaksudkan untuk melambangkan api yang membakar pada penghakiman akhir.
โAkhir Hidupโ Orang Jahat
Apa yang Alkitab ajarkan tentang di mana orang jahat akan berakhir? Apakah orang jahat menderita selama-lamanya dalam siksaan api neraka di suatu tempat di bawah bumi? Alkitab menyatakan kalau โSebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup kekalโ (Roma 6:23, penekanan ditambahkanโ. Jika kematian adalah akibat dari dosa, bagaimana orang jahat diberikan hidup kekalโwalaupun itu berarti hidup selamanya dalam api neraka? Mari lihat lebih saksama.
Satu amsal berkata, โKarena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padamโ (Amsal 24:20). Daud menulis, โSebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeriโ (Mazmur 37:9). Dan, โBiarlah habis orang-orang berdosa dari bumi, dan biarlah orang-orang fasik tidak ada lagi! (Mazmur 104:35). Yesus menjelaskan, โMaka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zamanโ (Matius 13:40).
Apakah artinya orang jahat akan โpadam,โ โdilenyapkan,โ โhabis,โ dan โdibakarโ? Satu keterangan yang paling jelas didapatkan dalam kitab terakhir dari Perjanjian Lama. โBahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu … sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang merekaโ (Maleakhi 4:1). Dengan jelas, Tuhan berkata, โKamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu (ayat 3). Ini bertentangan dengan pemikiran populer bahwa orang jahat menderita selama-lamanya dalam api neraka. Gantinya, Alkitab katakan mereka akan dibakar habis, dihancurkan, musnah, lenyap.
Neraka: Kapan dan Di Mana
Banyak agama-agama duniaโtermasuk berbagai golongan Kekristenanโmengajarkan bahwa orang-orang jahat segera dibawa ke neraka ketika mereka mati untuk menderita karena dosa-dosa mereka. Tetapi, Alkitab tidak mendukung pandangan ini.
Menurut Alkitab, tidak seorang pun dihukum di neraka saat ini. โTuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakimanโ (2 Petrus 2:9). Perhatikan bahwa orang-orang jahat โdisimpanโ untuk hari penghakiman yang akan datang. Hari penghakiman tidak terjadi pada saat kematian tetapi merupakan peristiwa yang akan datangโartinya tidak seorang pun dihukum di neraka saat ini.
Yesus menjelaskan ketika orang-orang berdosa dilempar ke api neraka โMaka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigiโ (Matius 13:40-42, penekanan ditambahkan).
Kesalahpahaman lain adalah bahwa api neraka berasal dari pusat bumi. Tetapi Alkitab menyanggah, โTetapi dari langit turunlah api menghanguskan merekaโ (Wahyu 20:9). Dosa dan orang-orang berdosa akan โdihanguskanโ (juga diterjemahkan โhabisโ atau โmusnahโ) oleh api. Bagi orang jahat, โAllah itu adalah api yang menghanguskanโ (Ibrani 12:29). Hasil dari penghakiman akhir adalah orang-orang jahat โakan menjadi abu di bawah telapak kakimuโ (Maleakhi 4:30)
โKalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosaโ (Amsal 11:31). Sekarang ini tidak ada tempat di mana orang mati dilemparkan ke api atau dibunuh atau disiksa. Semuanya tertidur di dalam kubur mereka menanti kebangkitan untuk hidup atau kebangkitan untuk penghukuman (Yohanes 5:29). Tidak sampai penghakiman akhir orang-orang jahat akan dilempar ke dalam danau api (Wahyu 20:14).
Apakah Tujuan dari Neraka?
Alkitab menggambarkan Tuhan sebagai Seorang yang memaafkan dan berbelas kasihan. Yunus menggambarkan Tuhan sebagai โpengasih dan penyayang … yang panjang sabar dan berlimpah kasih setiaโ (Yunus 4:2). Alkitab juga menekankan keadilan Tuhan: โGunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Diaโ (Ulangan 32:4).
Tuhan menciptakan manusia untuk hidup selaras dengan aturan-aturan yang memberi kehidupan dan kebahagiaan. Tetapi ketika Adam dan Hawa memilih jalan lain, itu membawa kehancuran dan kematian. Jika tidak dikendalikan, dosa pada akhirnya membinasakan dunia dan setiap manusia. Karena kasih, Tuhan menciptakan rencana untuk menghentikan tersebarnya penyakit yang dikenal sebagai kejahatan. Yesus datang untuk menunjukkan kasih Tuhan, rela mati untuk menyelamatkan kita dari akibat akhir dosa kitaโkematian kekal.
Adalah dari satu hati yang mengasihi sehingga Tuhan akan menghentikan dosa. Tetapi โupahโ akhir ini bukanlah hidup kekal dalam neraka; tetapi adalah kematian kekal. Ajaran Alkitab tentang neraka, jika dimengerti dengan sebenarnya, menyatakan karakter Tuhan yang sesungguhnya. Di
Kalvari, โKasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciumanโ (Mazmur 85:11).
Setan menampilkan pandangan keliru tentang neraka sehingga menggambarkan Tuhan sebagai makhluk sadis yang senang membuat manusia menggeliat selama-lamanya di satu tempat penyiksaan tiada akhir. Gambaran yang menyimpang itu berlawanan dengan penderitaan kasih dari Anak Allah di salib. Maukah Anda mengasihi dan melayani satu Tuhan yang senang membakar orang-orang berdosaโtermasuk orang yang Anda kasihiโdi neraka selama-lamanya?
Keadilan yang sesungguhnya menuntut hukuman yang setimpal dengan kejahatan. Jika Tuhan adalah adil, apakah pantas bagi Kainโyang telah membunuh Habel di awal sejarah duniaโuntuk menderita di neraka beribu-ribu tahun lebih lama dari Adolf Hitler, yang bertanggung jawab akan kematian berjuta-juta orang? Itu bukan keadilan; satu hukuman yang adil adalah setimpal dengan pelanggaran. Pertimbangkan ini: โAdapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barang siapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntutโ (Lukas 12: 47, 48). Tetapi, pada akhirnya, hukuman akan berakhir dan semua orang jahat akan binasa.
Tuhan tidak menghukum orang jahat dengan sewenang-wenang. Pilihan mereka untuk memisahkan diri dari Pemberi Kehidupan akan dengan sendirinya membawa kepada kematian mereka. Tuhan tidak pendendam, berharap untuk membinasakan siapa pun. โDemi Aku yang hidup,โ Ia berkata,โ Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidupโ (Yehezkiel 33:11). Tuhan โtidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobatโ (2 Petrus 3:9).
Kebinasaan terakhir dari orang jahat disebut โganjil perbuatanโ Tuhan itu (Yesaya 28:21). Karena Tuhan menghormati kebebasan memilih dari semua makhluk ciptaan-Nya, Ia tidak memaksa manusia untuk mengasihi Dia. Akhir dari orang jahat adalah karena pilihan mereka sendiri, satu keputusan yang dibuat bebas bagi mereka yang berpaling dari anugerah Tuhan dan mengikuti jalan-jalan mereka yang mementingkan diriโjalan-jalan yang membawa kepada kematian kekal.