Hidup itu seperti lautan, bukan begitu? Ada hari-hari ketika air tenang dan matahari bersinar di permukaan. Ada hari-hari lain ketika hujan turun dengan deras dari langit, dan ombak mengancam akan menyeret kita ke bawah. Beruntunglah, Tuhan mengetahui perjuangan yang akan dihadapi dalam hidup, termasuk secara mental. Dan Dia memberikan Firman-Nya, yang berisi banyak ayat Alkitab yang bermanfaat untuk kesehatan mental yang dapat kita gunakan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah Tuhan , Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Yesaya 43:2-3.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Filipi 4:6-7. Allah mengundang kita untuk menukar kecemasan kita dengan damai-Nya. Ketika kekhawatiran dan ketakutan memasuki hati dan pikiran kita, Dia meminta kita untuk membawanya kepada-Nya dalam doa. Dan ketika kita melakukannya, Dia berjanji akan memenuhi kita dengan damai yang begitu besar sehingga kita bahkan tidak akan mampu memahaminya.
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Yohanes 14:27. Yesus ingin meyakinkan para murid-Nya bahwa meskipun Dia akan meninggalkan dunia ini, mereka dapat menemukan damai sejahtera di dalam-Nya. Demikian pula dengan kita! Terkadang, kita mencoba mencari damai dan kepastian dalam hal-hal di sekitar kita, seperti keuangan atau pekerjaan kita. Namun, semua itu bersifat sementara. Hanya Yesus yang dapat memberikan kedamaian abadi yang berasal dari mengenal-Nya. Ketika kita mengenal-Nya, kita juga tahu bahwa bahkan di tengah kesulitan atau ketidakpastian, kita tidak pernah sendirian. Dan kita dapat memiliki harapan yang tak tergoyahkan untuk masa depan karena Yesus ada di surga, mempersiapkan tempat bagi kita. Kita tidak perlu khawatir atau takut. Yesus ada bersama kita, sampai akhir.
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” 1 Petrus 5:7. Dalam bahasa Yunani, kata “Serahkanlah ” adalah epirrhiptō, yang berarti menempatkan atau meletakkan. Kata yang sama juga digunakan, misalnya, untuk meletakkan sebuah buku di atas meja. Ketika kecemasan datang menghampiri Anda, Anda bebas untuk menyerahkannya dari pundak Anda dan menempatkannya di pundak Yesus. Bagaimana caranya? Bawalah kecemasanmu kepada Yesus dalam doa. Biarkan Dia membawanya. Tuliskan kecemasanmu dan buanglah ke tempat sampah. Ketika pikiran cemas mulai muncul di benakmu, katakan dengan lantang, “Aku menyerahkan itu kepada Tuhan.”
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Matius 6:34. Di sini, dalam Injil Matius, Yesus sedang menyampaikan khotbahagung-Nya di atas bukit. Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yesus memberitahu kita bahwa Allah sangat peduli terhadap burung-burung di udara dan bunga-bunga di ladang. Dan jika Allah begitu peduli terhadap hal-hal tersebut, seberapa besar menurutmu Dia peduli terhadapmu? Allah adalah Pemberi Berkat kita hari ini, besok, dan selamanya. Kita tidak perlu khawatir tentang apa yang akan terjadi besok atau hari berikutnya. Sebaliknya, kita dapat fokus pada hidup di masa kini, percaya bahwa Allah akan mengasihi dan menyediakan segala kebutuhan kita di masa depan.
“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan.” 2 Korintus 10:5. Pengetahuan tentang Allah merujuk pada kebenaran tentang Allah, termasuk siapa Dia bagi kita. Dan siapa Dia? Dia adalah Penyembuh kita, Pemberi Berkat, Penebus, dan Bapa kita. Dia mengasihi kita. Ketika pikiran-pikiran yang mengancam kebenaran ini muncul, seperti “kamu tidak akan pernah sembuh” atau “tidak ada yang mengasihi kamu,” kamu dapat melawan dengan pengetahuan tentang Allah. Kamu dapat menaklukkan pikiran-pikiran itu dan menukarnya dengan kebenaran bahwa kamu memang memiliki Penyembuh, dan kamu dicintai oleh Allah semesta alam.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan , yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29:11. Allah hanya menginginkan yang terbaik bagi kita. Itulah mengapa rencana-Nya untuk hidup kita dimaksudkan untuk memberkati kita, melindungi kita, dan membimbing kita menuju masa depan yang lebih baik bersama-Nya. Bahkan ketika keadaan sulit, kita dapat yakin bahwa rencana-Nya baik. Ingatlah: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28). Jika kebaikan itu belum terlihat, berarti Allah belum selesai bekerja.