Oleh Shenalyn Page
Pernahkah Anda gagal total dalam melakukan sesuatu? Sebagian besar dari kita pernah. Mungkin pikiran Anda kosong saat mengerjakan tes geometri dan Anda lupa semua bukti yang telah Anda pelajari. Atau mungkin Anda tersesat di hari pertama sekolah dan akhirnya menjadi satu-satunya siswa baru di kelas.
Tidak diragukan lagi—kegagalan bisa memalukan, terutama jika terjadi di depan orang lain.
Jadi apa yang harus Anda lakukan ketika Anda gagal?
Bangkit dan Coba Lagi
Pertama-tama, ingatlah bahwa gagal adalah hal yang wajar. Tidak ada manusia yang sempurna; kita semua pernah melakukan kesalahan. Yang penting bukanlah bahwa Anda mengacaukannya. Yang penting adalah bagaimana Anda memilih untuk merespons kegagalan Anda. Anda bisa menyerah dan berhenti mencoba—atau Anda bisa memilih untuk belajar dari kesalahan dan mencoba lagi.
Melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk berkembang disebut memiliki pola pikir yang berkembang. Ini berarti Anda menyadari bahwa kesalahan tidak dapat dihindari, tetapi juga berarti Anda memutuskan untuk menggunakannya untuk membantu Anda menjadi lebih baik dan lebih kuat. Alkitab mengatakan seperti ini: “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana” (Amsal 24:16).
Cepatlah mengakui kesalahan Anda dan carilah bantuan. Orang bijak dengan senang hati menerima nasihat (bahkan, mereka mencarinya!) dan belajar darinya. “Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.” (Amsal 9:9).
Kegagalan = Dosa?
Terkadang, kegagalan kita tidak hanya memalukan. Sebaliknya, kegagalan itu berarti KEKALAHAN karena kita membiarkan godaan Setan menguasai diri kita. Kita diam saja ketika kita seharusnya berdiri untuk Yesus, atau kita berteriak kepada seseorang ketika kita seharusnya berbicara dengan kebaikan. Saat-saat ini—ketika kegagalan kita mempermalukan Bapa surgawi kita dan menyakiti orang lain—adalah jenis kegagalan yang terburuk.
Kita tergoda untuk bersembunyi dari Tuhan ketika kita tahu bahwa kita telah mengecewakan-Nya. Kita berpikir bahwa Dia mungkin akan marah kepada kita dan bahwa kita harus menunggu Dia untuk menenangkan diri. Sejujurnya, hal itu tidak benar. Allah tetap mengasihi Anda—bahkan ketika Anda berbuat dosa.
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” (Mazmur 37:23, 24).
Apakah Anda menangkap hal itu? Tuhan mengangkat Anda ketika Anda jatuh! Tidakkah Anda mengasihi Tuhan yang seperti itu?!
Datanglah kepada Yesus saat Anda tahu bahwa Anda telah berdosa.
Datanglah kepada Yesus saat Anda tahu bahwa Anda telah berdosa. Ceritakan kepada-Nya tentang kegagalan Anda dan mintalah pengampunan-Nya. Kemudian terimalah kenyataan bahwa Anda telah diampuni karena Dia telah mati di kayu salib untuk Anda.
Mengubah Kegagalan Menjadi Kemenangan
Kata “bertobat” dalam Alkitab berarti “perubahan pikiran.” Ini berarti Anda berhenti mengejar dosa dan mulai mengejar Tuhan. Jika Anda melakukan hal itu ketika Anda gagal, Tuhan akan mengubah Anda dari dalam ke luar dan membuat Anda menjadi lebih serupa dengan-Nya. Semakin Anda berusaha untuk mengatasi kesalahan Anda dengan kekuatan Yesus, Anda akan semakin kuat dan bijaksana.
Tuhan menciptakan Anda untuk mencerminkan kebaikan-Nya. Anda tidak dapat melakukannya sendiri, tetapi Anda BISA membiarkan Tuhan bekerja di dalam diri Anda. Anda BISA memilih untuk belajar dari kesalahan Anda dan mengejar kesempurnaan. Anda BISA berdoa setiap hari agar Roh Kudus menjadi guru Anda. Anda BISA memilih untuk menaati perintah Tuhan dan mempelajari segala sesuatu yang Anda bisa untuk menjadi yang terbaik.
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih… kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya… supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah” (Filipi 2:12, 13, 15, 16).