Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kau simpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kau lakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia! Maz. 31:20
Semakin berpegang iman kita kepada Kristus dalam percaya yang sempurna, semakin banyak kedamaian yang kita akan miliki. Iman akan bertumbuh oleh latihan. Aturan dari Tuhan adalah, satu demi satu. Hari demi hari kerjakanlah pekerjaan hari itu seolah-olah Anda sadar bahwa Anda bekerja dalam pemandangan para malaikat, kerub dan serafim, Tuhan dan Kristus Yesus. Anda “menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia” (1 Kor. 4:9).
“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat. 6:11). “Selama umurmu kiranya kekuatanmu” (Ul. 33:25). “Marilah kita dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman” (Ibr. 12:2). Dalam hidup yang demikian, Roh Kudus akan, menolong ingatan kita, menyucikan setiap kemampuan kita, dan mengingatkan kita mengenai ketergantungan kita senantiasa kepada pemeliharaan Bapa surgawi kita, . . . dan kasih yang tak berkesudahan.
Inilah roh seperti kanak-kanak yang dinyatakan Yesus yang harus dimiliki oleh murid-murid-Nya supaya mereka masuk ke dalam kerajaan surga — percaya seperti seorang anak kecil kepada Allah Bapa surgawi mereka. Kemudian pencobaan Setan akan diketahui dan dengan mudah ditolak, karena dalam hati ada satu gambaran yang selalu dekat dengan Tuhan. Perasaan sanggup berdiri sendiri yang mengerjakan kehancuran banyak jiwa tidak memiliki satu suasana untuk bertumbuh.
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33). Inilah satu janji dari Satu Oknum yang bertanggung jawab atas apa yang dikatakan-Nya. Oleh sebab itu, mengapa kita takut, bimbang dan tidak percaya? . . . Waktu kita adalah milik Tuhan. Talenta kita adalah milik Tuhan. Lalu, bagaimana seseorang merasa bahwa ia bisa bebas, tidak tunduk kepada Roh Tuhan? — bebas dari kehendak Tuhan, bebas dari pemeliharaan dan rencana Tuhan? . . . .
“Siapa di antara kamu yang takut akan Tuhan dan mendengarkan suara hamba-Nya? . . . baiklah ia percaya kepada nama Tuhan dan bersandar kepada Allahnya!” (Yes. 50:10). . . . Kita tidak aman dengan mengikuti kata hati kita sendiri. Kita tidak bisa bebas. Keamanan kita satu-satunya ialah ketergantungan kita kepada Tuhan Penebus kita.
Inilah Hidup yang Kekal Hal. 230