Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku. Mzm. 40:18.
Jangan biarkan kebutuhan yang besar membuat Anda tawar hati. Juruselamat orang-orang berdosa, Sahabat orang yang tidak mempunyai teman, dengan kasih sayang yang lebih besar dari kasih sayang seorang ibu yang lembut kepada anaknya yang dikasihi dan yang menderita, sedang mengundang, “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan” (Yes. 45:22). ”Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh” (Yes. 53:5). . . .
Ada bahayanya bilamana tidak membuat ajaran-ajaran Yesus menjadi suatu hal yang pribadi, tidak menerimanya sebagai yang ditujukan kepada kita secara pribadi. Di dalam kata-kata perintah dan petunjuk-Nya, yang dimaksudkan Yesus ialah aku. Aku harus mengambil kepada diriku jasa-jasa-Nya, kematian-Nya, darah-Nya yang menyucikan, seolah-olah di dunia ini tidak ada orang berdosa yang lain untuk siapa Yesus telah mati. . . .
Ada pekerjaan berat dan pertentangan dan penyangkalan diri bagi kita semua. Tak seorang pun bisa lolos. Kita harus menjalani jalan ke mana kita dituntun oleh Yesus. Mungkin jalan yang penuh dengan air mata, dengan pencobaan, kesedihan, dukacita karena dosa, atau usaha untuk mengatasi keinginan jahat, tabiat yang tidak seimbang, dan watak yang tidak suci. Membutuhkan usaha yang sungguh untuk membuat diri kita suatu persembahan yang hidup, yang suci dan berkenan kepada Tuhan. Membutuhkan seluruh tenaga kita, seluruh kemanusiaan kita. Tidak ada satu ruang pun di dalam pikiran di mana Setan menjalankan goncangannya dan menjalankan rencananya. Diri sendiri harus disalibkan. Penyucian, penyerahan dan pengorbanan harus dilakukan yang seolah-olah mengambil darah hidup dari jantung kita.
Apakah tamparan, kebencian, ejekan dan kejahatan dunia ini membuat Anda sedih? Seharusnya tidak, sebab Yesus telah memberitahukan kepada kita sebelumnya bagaimana hal itu akan terjadi. “Jikalau dunia membenci kamu, “ katanya, “ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu” (Yoh. 15:18). Rasul Paulus, pahlawan iman yang besar, menyaksikan: “Sebab aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Rm. 8:18). ”Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami” (2 Kor. 4:17).
Inilah Hidup yang Kekal 279