Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Matius 25:29.
Jikalau talenta dikembangkan dengan baik, akan menghasilkan talenta yang bertambah. “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi.” . . . Jikalau karunia-karunia surga yang dianugerahkan itu tidak dihargai dan dikembangkan sebagai modal yang dipercayakan Tuhan—jikalau talenta-talenta itu disembunyikan atau ditanamkan dalam keduniawian, dalam kepentingan diri sendiri—maka kemampuan untuk memberikan berkat kepada manusia berkurang, dan oleh karena Tuhan surga tidak dimuliakan sebagai sumber dari semua anugerah berharga ini, Ia dihinakan, maka Ia akan menghentikan karunia-karunia itu. Agar bertambah, bertumbuh dalam pengetahuan akan Tuhan kita Yesus Kristus, kita harus menggunakan kemampuan fisik dan intelektual kita.
Mereka yang menimbun talentanya sampai berkarat, tidak menggunakannya, tidak mengembangkannya, janganlah berpikir bahwa tindakan itu akan membebaskan mereka dari tanggung jawab, karena Tuhan menuntut kita benanggung jawab untuk kebaikan yang seharusnya kita bisa lakukan jikalau kita memikul kuk bersama Kristus, mengangkat beban-Nya, mempelajari lebih banyak kelembutan-Nya dan kerendahan hati-Nya setiap hari. Bunga talenta yang ditimbun terus bertambah, dan gantinya tanggung jawab kita berkurang, menimbun talenta hanya menambah dan memperbesar tanggung jawab.
Biarlah setiap orang memikirkan kenyataan bahwa hari perhitungan yang sungguh-sungguh ada di depan kita, dan bahwa setiap hari kita menentukan apa tujuan kekal kita. Tuan kita memeriksa setiap kasus secara individu, memperhitungkan secara pribadi setiap talenta yang dipercayakan-Nya. Oh betapa hari perhitungan yang sungguh-sungguh; hari yang membuat wajah pucat; hari di mana kata-kata akan diucapkan kepada banyak orang, “Engkau ditimbang, dan terdapat ringan”! Sungguh mengerikan jika ditemukan “ringan” bilamana buku perhitungan dibukakan pada hari yang besar itu. . . . Hari depan, kepentingan kekal setiap jiwa, tergantung pada keputusan hari itu. Pada hari itu kita akan mempunyai sukacita yang tidak terkatakan, atau kesedihan dan kemelaratan yang tak terucapkan. . . . Oh betapa Yesus rindu untuk memberikan upah kepada setiap pekerja yang benar!
Setiap tugas yang dilaksanakan dengan setia akan menerima berkat-Nya. Pada waktu itulah Ia berkata, “Sabaslah engkau, hai hamba yang setia.”
Inilah Hidup yang Kekal Hal. 325